Oleh: Muhammad Chirzin
“Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu.”
(K.H. Ahmad Dahlan)
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar berdasarkan Al-Quran dan Sunah dengan cita-cita besar mewujudkan baldatun thayyibatun warabbun ghafur (QS 34:15).
Tanda-tanda negeri idaman antara lain enak dilihat, rakyatnya senang dan makmur, serta dapat menikmati karunia Allah swt Yang Maha Penyayang.
Muhammadiyah menempuh jalan sunyi, tidak beroposisi, tidak memusuhi, dan tidak pula menjilat Pemerintah.
Muhammadiyah menjawab problem sosial dengan amal:
Masalah Kesehatan : membangun 475 rumah sakit. Masalah Pendidikan : membangun 8000 sekolah, madrasah, dan pesantren, serta 175 Perguruan Tinggi. Masalah Ekonomi : membangun Koperasi, Surya Mart, Bank Syariah Muhammadiyah, dan amal-amal usaha lainnya. Masalah Sosial : membangun 350 panti asuhan, 60 panti jompo, 85 rahabilitasi cacat.
Masalah Agama: membangun 15.000 Masjid/Mushalla
Setiap warga Persyarikatan adalah anak panah Muhammadiyah yang berjuang sungguh-sungguh dengan tulus dan ikhlas.
Spirit perjuangan dan pesan KHA Dahlan:
“Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian.”
“Tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik; tidak sombong dan tidak besar kepala jika dipuji.”
“Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan ikhlas dan murni, bersungguh hati terhadap pendirian.”
“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan di mana saja.”
“Tidak ada kekuatan, daya, dan tenaga, di luar kekuasaan Allah. Tidak takut kepada manusia; hanya takut kepada Allah.”
“Kemunduran umat Islam karena sebagian besar mereka terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam, kemerosotan akhlak, sehingga penuh ketakutan seperti kambing, dan tidak lagi memiliki keberanian seperti harimau.”
“Jika kita terus bekerja dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insyaallah, Tuhan akan memberi jalan, dan pertolongan-Nya akan tiba.”
“Aku juga berdoa, mohon berkah dan keridhaan serta limpahan rahmat Ilahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.”
“Aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad saw dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya.”
“Orang Islam sejati adalah yang tetap berdiri pada tempat yang benar meskipun dunia dalam keadaan kacau.”
“Letak takwa dan munafik adalah pada teguh atau tidaknya memegang pendirian yang benar.” (Ki Bagus Hadikusumo)
“Dalam menghadapi keadaan yang bagaimanapun jangan lengah, karena kelengahan dapat menyebabkan kelemahan, kelemahan menyebabkan kekalahan, dan kekalahan berarti penderitaan.” (Jenderal Soedirman)
“Memikul tugas amar makruf nahi mungkar itu selalu menghadapi berbagai tantangan, namun tidak mungkin orang merasakan manisnya Islam, kecuali mereka yang sudah memperjuangkannya.” (K.H.R. Hadjid).
“Sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah.” (Bung Karno)
“Dalam perjuangan hidup kita harus mempunyai tiga pokok: (1) kekayaan benda: (2) kekayaan hati; (3) kekayaan harga diri. Dalam perjuangan kerugian kekayaan benda belumlah berarti kerugian, karena hilang benda bisa dicari gantinya, tetapi kalau keberanian tak ada lagi, separuh kekayaan telah hilang, dan kalau harga diri yang hilang, semua kekayaan sudah habis.” (Buya Hamka)
“Setiap manusia memiliki empat dimensi pergaulan: (1) dengan sesama manusia; (2) dengan lingkungan hidup; (3) dengan diri sendiri, dan (4) dengan Allah swt. Landaskan keempat dimensi pergaulan itu di atas ajaran Islam, niscaya hasilnya memuaskan.” (HM. Djindar Tamimi)
“Pengajian adalah ruhnya Muhammadiyah. Tanpa pengajian Muhammadiyah ibarat jasad yang tak bernyawa.” (AR Fachruddin)
“Warga Muhammadiyah jangan cepat berpuas diri atas prestasi. Cepat puas diri adalah gejala dekadensi.” (HM Djazman Al-Kindi)
“Ada beberapa jenis kemarahan, namun kemarahan paling indah adalah kemarahan terhadap kebatilan, dan ada beberapa jenis cinta, namun cinta pada kebenaran adalah cinta paling indah.” (KH Ahmad Azhar Basyir).
“Insan Muhammadiyah adalah pribadi-pribadi yang selalu bekerja dengan ikhlas, tahan banting, dan insyaallah tahan kritik dan cemooh manusia, serta tahan godaan setan.” (HM Amien Rais)
“Rendah hati adalah refleksi dari iman. Jika memang peradaban yang berwajah adil dan ramah yang dirindukan benar-benar telah dihadapkan pada jalan buntu, maka iman kita mengatakan, bahwa langit pasti tidak akan tinggal diam untuk membela pilar-pilar keadilan dan kebenaran dengan cara dan mekanismenya sendiri.” (H. A. Syafii Maarif)
“Enam tantangan masyarakat yang kompleks dan multidimensional yang dihadapi Muhammadiyah: (1) sekularisme yang meniadakan transendental agama dalam kehidupan: (2) spiritualisme berupa kecenderungan untuk mencari makna-makna pada hal-hal yang spiritual, tetapi tidak identik dengan agama; (3) intelektualisme, yakni kecenderungan menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai agama baru: (4) keruntuhan dan hilangnya kepaercayaan pada ideologi-ideologi mapan; (5) demokrasi dalam segala hal; (6) postmodernisme.” (Koentowidjoyo)
“Hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat kontraktual dan merupakan persoalan relasional yang mengandung arti adanya simbiosis mutualisme, yaitu hubungan yang saling membutuhkan antara dua pihak.” (M. Din Syamsuddin)
“Muslim harus menjadi kontributor signifikan bagi pengembangan teknologi. Jangan hanya dapat mengucap masyaallah ketika terkagum pada temuan hebat, atau mengucap astaghfirullah ketika temuan teknologi membuat malapetaka. Umat Islam harus berkiprah dalam forum apa pun.” (H. Noeng Muhadjir)
“Dalam rangka mengembangkan pendidikan Islam yang menjanjikan masa depan diperlukan beberapa prasyarat, yakni perencanaan yang terpadu dan menyeluruh serta dukungan dengan evaluasi dan riset.” (A. Malik Fajar)
“Pendidikan adalah wahana untuk mempersiapkan manusia memecahkan problema kehidupan di masa kini maupun di masa datang. Sistem pendidikan yang dikembangkan harus mampu membangun kompetensi manusia untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik.” (Djamaluddin Ancok)
“Jika pendidikan Muhammadiyah ingin berkembang sesuai dengan kompleksitas masa depan, perlu dilakukan perubahan terus-menerus secara tersistem, karena di masa depan tingkat keusangan kelembagaan pendidikan sangat cepat. (Prof. Suyanto)
“Pendidikan demokrasi hanya akan lahir dalam pendidikan yang demokratis. Oleh karena itu, demokratisasi pendidikan Indonesia merupakan keniscayaan.” (Dr. HM Zamroni)
“Islam mengharuskan adanya demokrasi ekonomi dan demokrasi politik dalam arti yang sebenarnya.” (Sritua Arief)
“Berkesenian itu bila dilaksanakan untuk ibadah akan mendapat pahala.” (H.M. Muhammad Muqoddas)
“Wanita dilihat dari segi kiprahnya sebagai sumber daya manusia sama pentingnya dengan pria. Wanita Indonesia yang jumlahnya lebih dari separoh penduduk, menyimpan potensi yang harus diperhitungkan dalam membangun bangsa dan masyarakat.” (Prof. Hj. Siti Chamamah Soeratno)
“Perempuan dapat berperan dalam organisasi massa Islam, pengurus yayasan, aktivis lingkungan, pejuang hak asasi, aktivis partai politik, jadi menteri, bahkan menjadi presiden sekalipun.” (Prof. H. Yunahar Ilyas)
“Kesenjangan antara kekutan ekonomi konglomerasi dan ekonomi rakyat menunjukkan adanya ketidakberesan dalam aturan main dunia bisnis. Muhammadiyah sebagai gerakan amar makruf nahi mungkar seharusnya memiliki kekuatan mental untuk bisa mengungkapkan ketidakberesan itu.” (H.M. Dawam Rahardjo)
“Sebab-sebab KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) selain tunakuasa adalah rendahnya pendapatan dan beratnya beban kultural yang bergelayut di bahu masyarakat, dan akan menjadi lebih berat ketika masyarakat mengalami mobilitas sosial secara vertikal, dan keluar dari alur kehidupan yang telah lama digelutinya.” (H. Sjafri Sairin)
“Umat Islam mempunyai kewajiban memberikan kontribusi sebesar-besarnya di tengah masyarakat. Internalisasi etika Islam dalam etika nasional menjadi strategis dalam membangun masyarakat Indonesia Baru.” (H.M. Yunan Yusuf)
“Tiga resep untuk membangkitkan kembali semangat gerakan pembaharuan Muhammadiyah: (1) mengarahkan pemahaman ijtihad dan tajdid pada objek kehidupan sosial keagamaan yang makin kompleks; (2) menyesuaikan pola perjuangan keagamaan konvensional dengan wilayah religiusitas keberagamaan Islam masa kini; (3) mengevaluasi pangkal kemandegan dengan mengembangkan struktur organisasi sesuai perkembangan manajemen organsiasai modern. (M. Amin Abdullah)
“Membicarakan pangan di Indonesia sangat identik dengan padi. Setiap saat permintaan beras luar biasa lonjakannya. Ironisnya yang hidupnya paling miskin adalah petani yang menanam padi.” (H. Said tuhuleley)
“Rule of law menjamin stablitas politik dan ekonomi. Islam mewajibkan kita untuk melaksanakan dan memperjuangkan terlaksananya sistem ekonomi kerakyatan dan sistem politik yang adil dan demokratis.” (H. Ismail Suny)
“Bila Muhammadiyah berhasil dalam melakukan gerakan ekonomi, maka usaha-usaha untuk menjadi gerakan dakwah dalam arti yang sebenarnya akan dapat diwujudkan.” (HM. Sukriyanto AR)
“Kemampuan pertahanan Indonesia harus dibina secara relatif merata dengan proporsi yang tepat dari kekuatan laut, udara, dan darat. Sinergi kekuatan gabungan yang handal dan siap tempur merupakan unsur penting kekuatan bangsa.” (H. Yahya Muhaimin)
“Muhammadiyah tidak boleh berhenti pada keberhasilan reformasi moral di abad ke-7. Muhammadiyah harus mampu mengendalikan humanisme sekuler ke arah humanisme religius, yakni nilai-nilai kemanusiaan yang tidak terpisah dari Islam.” (Syafiq A. Mughni)
“Optimalisasi peran Muhammadiyah terdiri atas peran kultural, struktural, intelektual, dan spiritual.” (Asep Purnama Bakhtiar)
“Hidup-hidupilah Muhammadiyah, sehingga Muhammadiyah menjadi kuat, dan mampu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warganya sepanjang masa.” (Hj. Kusnariyati Sri Rahayu)
“Para begawan tidak bisa berumah di atas angin, tanpa melibatkan diri dalam agenda-agenda pemikiran dan aksi pencerahan bangsa. Mereka yang berilmu tinggi tidak cukup sekadar menjadi rasikh al-‘ilmi, tetapi harus menjadi ulul-albab, yang selain berilmu dan berspiritualitas tinggi, sekaligus harus menjadi al-muhtadun, penyebar hidayah Tuhan di muka bumi, pembawa obor pencerahan.” (Prof. Dr. Haedar Nashir)
Mau di Pusat, Wilayah, Daerah, Cabang, maupun Ranting, semua bisa berkontribusi untuk kemajuan. Ranting penting, Cabang berkembang, Daerah merekah, Wilayah sumringah, dan Pusat melesat.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Perputaran Roda Kehidupan: Zona Ujian Vs Zona Nyaman
Pengamat Politik Boni Hargens Dukung Jokowi Tempuh Jalur Hukum Terkait Tudingan Ijazah Palsu: Ini Pelajaran Berdemokrasi
Prabowo Bersikap Bijak Atas Usulan Forum Purnawirawan Prajurit TNI Untuk Makzulkan Gibran
Pengamat Politik Anggap Prabowo Lakukan Blunder Utus Jokowi ke Vatikan
Viral Curhatan Polos Bocah SD ke Prabowo Soal Jalan Rusak Berlumpur: Kapan Jalan Dibangun, Pak?
Dua Pencaker yang Viral Terjatuh ke Parit saat Hendak Wawancara Diterima Bekerja di PT Letsolar
Aksi Seru Siswa-Siswi Indonesia Viral Tiru Rapper AS Kendrick Lamar ‘They Not Like Us’
Jumbo Tembus 6,3 Juta Penonton, Geser Dilan 1990 Jadi Film Ke-5 Paling Laris di Indonesia
Bali International Hospital Harus Hadirkan Layanan Kesehatan Bertaraf Dunia
Wakil Ketua Komisi IX Yahya Zaini angkat bicara mengenai praktik perusahaan yang menahan ijazah karyawan
No Responses