Sejarah Lahan Prabowo : Mulanya, Diincar Amerika Untuk Pangkalan Militer

Hingga detik ini Prabowo masih mempertahankan lahan tersebut. Bukan karena pertimbangan bisnis.Tapi ini menyangkut soal geostrategi dan geopolitik. Ingat, Amerika pernah mengincar lahan itu untuk pangkalan militer. Disinilah pentingnya seorang pemimpin memiliki wawasan politik internasional yang luas

Zonasatu News–Heboh soal lahan HGU yang dikuasai Prabowo, dalam debat putaran kedua, Ahad lalu, membuka tabir watak Patriot dan nasionalis Prabowo Subianto, yang sebenarnya.Mungkin capres petahana Jokowi ingin memojokkan Prabowo di forum debat itu, dengan membangun citra buruk, seolah-olah lahan itu dikuasai secara “tidak sah”, hasil bagi-bagi kekuasaan, dimasa lalu. Jokowi salah.

Karena pendek waktu, dalam debat itu Prabowo hanya menjelaskan singkat. Itu tanah Hak Guna Usaha (HGU). Milik negara. Sewaktu-waktu kalau negara minta akan diberikan. Ini lagi yang penting : daripada dikuasai asing, lebih baik dia yang kelola.

Diincar Amerika

Secara ringkas kepemilikan HGU oleh Prabowo di Kalimantan adalah ketika Amerika mengincar suatu wilayah di Pulau Kalimantan untuk dijadikan sebagai pangkalan militer milik mereka. Soeharto saat itu sebagai presiden tidak mau kalau sampai wilayah tersebut dijadikan pangkalan militer. Dibuatlah skenario agar Amerika tidak bisa menempati lahan tersebut.

Kemudian Soeharto memanggil pengusaha Bob Hasan yang adalah pengusaha kayu besar saat itu, agar membangun pabrik PT Kiani Kertas disana. Bob Hasan seorang pebisnis ulung jelas tidak mau, karena tidak ada untungnya disana. Tapi setelah dibujuk dan dijelaskan alasannya, akhirnya dia membangun dengan peralatan paling canggih saat itu.

Amerika mengetahui skenario Soeharto, Amerika sangat marah. Akhirnya Soeharto digoyang dari kekuasaan dan tersungkur. Lalu perusahaan tersebut pailit dan ditawar dengan harga mahal oleh JP Morgan (Perusahaan besar dari Amerika). Bob Hasan tidak mau melepas perusahaannya karena tahu Amerika pasti akan membuat gaduh.

Akhirnya datanglah dia ke Prabowo yang nasionalis sejati untuk mengambil alih perusahaan tersebut. Prabowo bersama Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut saat ini adalah menteri dari Jokowi. Keduanya, akhirnya patungan membeli perusahaan tersebut. Hingga kemudian rugi dan Luhut angkat koper dan meninggalkan hutang kepada Prabowo sendirian. Hutangnya mencapai Rp2 triliunan lebih. Prabowo kemudian menjual perusahaan minyaknya di luar negeri untuk melunasi hutangnya kepada Bank Mandiri, dengan kas dan tanpa hair cut (potongan bunga maupun pokok utang) pula.

Penguasaan lahan kelapa sawit oleh kelompok Taipan

Hingga detik ini Prabowo masih mempertahankan lahan tersebut. Bukan karena pertimbangan bisnis. Dihitung secara bisnis, Bob Hasan yang jago bisnis tahu, penguasaan lahan itu tidak akan memberi keuntungan. Dan terbukti merugi.Tapi ini menyangkut soal geostrategi dan geopolitik. Ingat, Amerika pernah mengincar lahan itu untuk pangkalan militer. Disinilah pentingnya seorang pemimpin memiliki wawasan politik internasional yang luas.

Kalau mau jujur, langkah Prabowo itu telah menyelamatkan kedaulatan Indonesia. Tapi dia tidak berkoar-koar sekedar untuk pencitraan. Kalau mau, dia bisa lakukan itu. Justru dia mengatakan, silakan kalau negara mau ambil. Kurang nasionalis dan patriot apa dia? Ini kalau mau bersikap jujur.

Kembalikan HGU

Sekarang pertanyaan serupa bisa kita todongkan kepada pemilik HGU yang lain, maukah mereka mengembalikan kepada negara? 

Seperti Luhut memiliki 5 titik lahan HGU seluas 15.721,21 hektare, Harry Tanoesoedibjo diketahui memiliki lahan HGU seluas 62.208 hektare di 8 titik, Osman Sapta Odang memiliki 2 titik lahan HGU seluas 31.716 hektare, Surya Paloh juga memiliki 2 titik lahan HGU seluas 14.629 hektare.

Yang cukup luas adalah 1 titik HGU miliki Erick Thohir dan Garibaldi Thohir seluas 482.171 hektare, di Kalimantan Tengah. Sakti Wahyu Trenggono memiliki 2 titik lahan HGU seluas 11.556 hektare, sementara Saleh Husein memiliki 2 titik lahan HBU seluas 81.276 hektare.

Belum lagi dari group taipan yang menguasai 5,1 juta hektar lahan sawit, seperti Sinar Mas Group, Triputra Group, Musim Mas Group, Surya Dumai Group dan Jardine Matheson Group. Lahan-lahan sawit ini tersebar di beberapa provinsi seperti Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat dan lain-lain.

Kepada mereka perlu diserukan : ayo, ikuti Prabowo yang siap mengembaikan lahannya kepada negara. Mau? 

Related Posts