Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Saat mudik kemarin, saya melewati desa Tingkir dari Salatiga menuju Sragen. Desa yang asri, sawah-sawah hijau, dikelilingi bebukitan rindang. Enak dipandang mata.
Di desa Tingkir itulah nama Joko Tingkir yang akhirnya menjadi Raja Pajang, melanjutkan Kerajaan Demak. Joko Tingkir, bisa berarti seorang pemuda dari desa Tingkir. Dan memang begitulah, dia dibesarkan oleh seorang tokoh desa Tingkir bernama Kiageng Tingkir.
Namanya saat lahir Mas Karebet, yang lahir saat malam itu ayahnya Kebo Kenongo “nanggap” wayang kulit. Kebo Kenongo adalah putra Handayaningrat yang masih keturuan Prabu Brawijaya V, raja Majapahit terakhir.
Sebagai keturuan Majapahit, Handayaningrat “membangkang” dengan tidak mau datang menghadap Raja Demak, Raden Fatah yang juga masih ada hubungan saudara. Setetelah diserang oleh tentara Demak dan kalah, Handayaningrat gugur. Kadipaten Pengging dilanjutkan oleh putranya, Kebo Kenongo. Sedang saudaranya, Kebo Kanigoro tidak mau berada di kadipaten, dia memilih mengembara sebagai pendekar. Berguru dari padepokan ke padepokan di tanah Jawa, dan akhirnya terkenal sebagai Pendekar Kebo Kanigoro.
Sama seperti ayahnya, Adipti Kebo Kenongo yang juga disebut Kiageng Pengging, menolak mengakui kerajaan Demak. Bisa diduga akibatnya, Kiageng Pengging akhirnya juga terbunuh oleh tentara Demak yang dipimpin oleh Panglima Perangnya Sunan Kudus. Isteri Kebo Kenongo juga turut “bela pati” suaminya. Sedangkan anak kecil bernama Mas Karebet dititipkan kepada Kiageng Tingkir, di desa Tingkir.
Pendek cerita, setelah menjelma menjadi pemuda sakti, Joko Tingkir diterima sebagai tamtama di Akmil Kerajaan Demak. Setelah lulus pendadaran sebagai tamtama terbaik, dia diterima sebagai tentara Demak dan dipromosikan sebagai ajudan Raja Sultan Trenggono.
Disinilah bibit cinta bersemi antara Joko Tingkir dan putri Trenggono, Ratu Mas Cempaka. Akhirnya Joko Tingkir diambil menantu Trenggono dan diangkat menjadi Adipati Pajang, sekarang sekitar Solo.
Sejarah akhirnya menhbiskan Joko Tingkir sebagai Raja Demak, setelah berhasil menyingirkan Arya Panangsang, Adipati Jipang Panolan (sekarang Blora), yang saat itu sekaligus menjadi Raja Demak setelah membunuh Pangeran Prawoto.
Menjadi Demak, tetapi Joko Tingkir memindahkan pusat kerajaan di Pajang, sekaligus mengubah status kadipaten Pajang menjadi Kerajaan Pajang dengan Joko Tingkir sebagai raja Bergelar Sultan Hadiwijoyo.
Sampai disini, marilah kita beralih ke cerita Prabowo Subianto. Yang jalan hidupnya mirip-mirip dengan Joko Tingkir. Prabowo adalah putra Soemitro Djojohadikusumo, seorang tokokh penting dari Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan menjadi Menteri pada pemerintahan Orde Lama.
Soemitro tidak puas dengan Soekarno, bersama dengan beberapa tokoh PSI dan Masyumi, serta tokokh-tokokh militer, melakukan pemberontakan PRRI Permesta yang berpusat di Sumatera, dan tidak mengakui pemerintahan Sukarno. Setelah diserang oleh militer dengan kekuatan penuh, PRRI Permesta dapat ditekuk. Namun Soemitro berhasil lolos dan pergi ke Amerika. Disana, dia mengasingkan diri mencari suaka, dan sekaligus belajar ekonomi hingga bergelar Doktor. Kelak Soemitro yang menjadi pendiri Fakultas Ekonomi UI, saat menjadi Menteri Suharto.
Prabowo sebagai anak yang cerdas, diberi 2 pilhan oleh ayahnya. Saat diterima sekolah di AS dan juga diterima di Akmil Magelang, Prabowo bingung memilih.
“Kamu ingin menjadi apa nantinya,” tanya ayah Prabowo.
“Presiden,” jawab Prabowo tegas.
“Kalau begitu kamu harus masuk Akmil,” jawab Soemitro
Begitulah jalan hidup Prabowo, akhirnya masuk Akmil Magelang. Setelah lulus dari Akmil Magelang, Prabowo Subanto menapaki karier sebagai militer muda yang cerdas, gagah dan tampan. Tidak heran kalau Putri “Raja” Soeharto, Titik Hediati jatuh hati kepada Prabowo. Sejarah kemudian mengetahui Prabowo menjadi menantu Raja Orde Lama.
Kita lewati cerita intrik-intrik sekitar Reformasi 1998, yang membuat Prabowo dipecat dari militer. Kita tahu, saat ini sang menantu Raja Soeharto itu berhasil duduk sebagai Raja (Presiden Indonesia) setelah diputuskan oleh KPU. Kita hormati upaya gugatan di MK, sambil menunggu apapun hasilnya. De facto Prabowo adalah Raja (Presiden Indonesia) saat ini.
Berbeda dengan Joko Tingkir, yang beberapa penuls sejarah mengatakan tidak ada prestasi menonjol semasa jadi raja Pajang, saya berharap Prabowo berhasil menunjukkan dirinya sebagai “macan Asia”. Dan berhasil membawa Indonesia unggul dimata dunia.
Editor: Reyna
Related Posts

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Novel “Imperium Tiga Samudra” (10) – Perang Para Dewa

Novel “Imperium Tiga Samudra” (9) – Prometheus

Novel Imperium Tiga Samudra (8) – Horizon 3

Novel Imperium Tiga Samudara (7)- Kapal Tanker di Samudra Hindia

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 3) – Penjajahan Tanpa Senjata

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam



No Responses