Oleh: Daniel M Rosyid
Reformasi 1998 menjatuhkan Soeharto yg mulai dekat dengan Islam dan sedang membawa Republik ini take off menjadi macan Asia mendahului Tiongkok.
Reformasi melahirkan UUD2002 yang membuka jalan “demokrasi mbelgedhes”: kita dipaksa tunduk terhadap IMF, ekonomi bertumpu pada komoditi bernilai tambah kecil.
Industrialisasi yang pijakannya sudah dibangun BJ Habibie dengan susah payah mandeg. Habibie pun dijatuhkan.
Kini ada upaya menjatuhkan Jokowi dan mendeligitimasi Prabowo dengan target serupa: menjegal bangsa ini menjadi negara industri dengan ekonomi sekuat China, India, dan AS, lalu terjebak middle income trap.
Kekuatan-kekuatan nekolimik asing beserta kaki tangan domestiknya bermain dalam kejatuhan Bung Karno, Soeharto, dan Habibie.
Kali ini ketidakpastian pasca-pilpres diarahkan untuk mengulang reformasi palsu. Apakah ummat Islam tidak belajar dari sejarah dengan bersekutu dengan PDIP, dan memusuhi Prabowo demi nekolim asing ?
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Penasehat Hukum RRT: Penetapan Tersangka Klien Kami Adalah Perkara Politik Dalam Rangka Melindungi Mantan Presiden Dan Wakil Presiden Incumbent

Negeri di Bawah Bayang Ijazah: Ketika Keadilan Diperintah Dari Bayangan Kekuasaan

Novel “Imperium Tiga Samudra” (11) – Dialog Dibawah Menara Asap

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (3-Tamat): Korupsi Migas Sudah Darurat, Presiden Prabowo Harus Bertindak!

Wawancara Eksklusif Dengan Kol (Purn) Sri Radjasa Chandra (2): Dari Godfather ke Grand Strategi Mafia Migas

Wawancara Eksklusif dengan Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra (1): “The Gasoline Godfather” Dan Bayangan di Balik Negara

Republik Sandiwara dan Pemimpin Pura-pura Gila


No Responses