SIBOLGA – Waktu pencoblosan pemungutan suara Pilkada Serentak 2024 sudah dekat. Namun, Kesolidan Tim Paslon nomor urut 3, Robinsar-Mukhlis tak se-Romantis akronim nama yang mereka gaungkan.
Pasalnya, beredar rumor di tengah masyarakat khususnya di internal partai berlambang pohon beringin ini, bahwa Calon Walikota Sibolga, Robinsar Sinaga yang diusung oleh Partai Golkar tersebut, tidak membangun konsolidasi internal yang kuat.
Bahkan Robinsar oleh kader dinilai bermain di dua kaki yaitu partai dan ormas.
Dinamika politik di internal Golkar tersebut dibeberkan oleh Ketua Partai Golkar, Kelurahan Aek Habil, Kec. Sibolga Selatan, Khairani Silalahi.
Perempuan yang kerap di sapa Rani ini mengaku heran dengan jalan politik yang diambil oleh Robinsar karena tidak memperdulikan Partai Golkar yang menjadi satu-satunya partai pengusung.
“Sejak beliau (Robinsar-red) didaftarkan oleh Golkar ke KPU, sampai hari ini beliau diam saja (mis-konsolidasi) dan jalan sendiri saja,” katanya heran.
Padahal, lanjutnya, Golkar Sibolga adalah partai besar dan memiliki basis pemilih yang solid. Hal itu dibuktikan dengan raihan suara Golkar disetiap pemilu selalu menjadi yang terbesar kedua.
“Pemilu tahun ini saja, kita meraih 4 kursi dan bisa mengusung beliau. Tapi kayaknya si Robinsar ini abai, sepele dan anggap remeh dengan Golkar Sibolga. Dan merasa bisa menang tanpa dukungan Golkar,” ucapnya kesal.
Rani pun mengingatkan bahwa Robinsar bukan siapa-siapa dan tidak dikenal oleh Warga Sibolga. Berbeda dengan Golkar yang memiliki ribuan kader dan simpatisan yang siap menerima komando pimpinan daerah untuk berjuang.
“Sederhananya begini. Kami (kader) gak kenal siapa itu Robinsar. Yang kami tahu, patuh dan taat kepada partai. Jadi kalau sikap Robinsar ke Partai Golkar seperti ini, maka maaf-maaf saja. Golkar tidak butuh Robinsar, tapi sebaliknya Robinsar butuh Golkar, dan kami patuh kepada apa kata pimpinan kami (DPD-red), bukan ke Robinsar,” tegasnya.
Melihat jalan berpikir Robinsar yang terkesan sombong dan merasa lebih besar dari Golkar, sebagai pengurus dan kader, Rani merasa kecewa.
Rani khawatir, jika Robinsar terus mempertahankan sikapnya tersebut, maka kader, simpatisan dan pendukung Golkar akan beralih ke lain hati, dan masing-masing memilih jalannya sendiri.
“Dari pemilu ke pemilu, Golkar Sibolga ini selalu solid. Baru kali ini, ada calon Walikota diusung oleh Golkar, tetapi sang calon justru cuek bebek, tidak mengoptimalkan kekuatan dan jaringan partai yang sudah terbangun kuat,” bebernya.
“Kalau begini terus, Robinsar jangan menyalahkan Golkar jika kalah pada pemungutan suara nanti,” tandasnya.
Disisa hari jelang pencoblosan 27 November 2024 yang akan datang, Rani mendesak agar DPP Golkar mengevaluasi Robinsar Sinaga dikontestasi Pilkada 2024.
Evaluasi tersebut berupa teguran keras dan meminta Robinsar untuk menghormati dan menghargai Partai Golkar yang mengusungnya. Jika hal itu tidak dilaksanakan, para kader akan mendeklarasikan diri mendukung pasangan calon lain.
“Bukan tidak ada ajakan dari paslon lain kepada para kader, tapi kita menghormati pengurus DPD Golkar Sibolga. Tapi kalau Robinsar tidak menghormati partai ini, ya buat apa. Lebih baik kita gabung ke paslon yang akan menghargai dan menghormati kita,” pungkasnya.
Kekecewaan yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Partai Golkar Kelurahan Aek Manis, Kec. Sibolga Selatan, Syahril Tanjung.
Ia mengungkapkan, sejak ditetapkan sebagai calon Walikota Sibolga, Robinsar Sinaga Tidak pernah melibatkan pengurus Golkar Kelurahan dalam menjalankan aktivitas politik terkait pencalonannya.
Hal itu berbeda saat Golkar mendukung mendukung Bahdinnur Tanjung di Pilkada 2020 dan Afifi di Pilkada 2010.
Kala, itu soliditas calon, kader, simpatisan dan partai kuat dan terlibat secara penuh.
“Ini kok kek jalan sendiri. Kayak tidak sedang berjuang bersama Golkar,” tanyanya.
Syahril pun meminta ketua DPD Golkar Kota Sibolga, Jamil Zeb Tumori untuk bersikap tegas atas dinamika internal Golkar saat ini.
Menurutnya, apa yang dipertontonkan oleh Robinsar saat ini adalah bentuk ‘pandang enteng’ terhadap Golkar.
“Kalau yang pandang enteng itu orang diluar Golkar, masih bisa kita terima. Ini kan dia (Robinsar) orang Golkar juga, kader pusat. Tapi kok begini?,” ucapnya kecewa.
“Harus ada evaluasi yang konprehensif. Harus ada teguran, kalau boleh kita pindah haluan saja,” ucapnya tegas, tanpa merinci maksud dari pindah haluan tersebut.
Terpisah, wartawan limakabar.com berusaha mengkonfirmasi ketua DPD Golkar Kota Sibolga, Jamil Zeb Tumori terkait suara kritis para kader dan pengurus di tingkat kelurahan tersebut.
Sayangnya, saat ditemui di gedung DPRD Kota Sibolga, Jamil masih enggan mengomentari.
“Saya sudah dengar keluhan itu, tapi sementara ini no coment dulu ya. Nanti ada waktunya kami jelaskan,” jawabnya.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Kekalahan PKS di Pilkada 2024: Efek Kecewa Pendukung Anies??
Andra Soni, ‘Korea’ yang Melenting Terpilih Jadi Gubernur Banten Melalui Strategi Dasco
Pelajaran Dari Pilkada Yogya
Pilkada Depok: Supian Suri Unggul 53,19 Persen
Antisipasi Potensi Antrian, TPS 29 Harjamukti Berinovasi Tambah Bilik
Pesan Presiden Prabowo Untuk Pilkada Serentak: “Jaga Persatuan, Pilih dengan Bijak”
Pilkada Serentak Hari Ini: Dinamika dan Fakta Menarik
Suara Anak Jawa Timur : Wahai Ayah Bunda Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Beri Kami Layanan Pendidikan yang Layak dan Ramah Tanpa Kekerasan
Organisasi massa relawan kemanusiaan Wanarescue mendukung pasangan FREN nomor urut 2
Diluar Prediksi 02 FREN Senam Bersama Ratusan Warga Kelurahan Bujel
No Responses