Oleh : Agus Mualif Rohadi
IX. Nabi Muhammad
51. Haji Wada’
Islam telah muncul dan berkembang di seluruh Jazeerah Arabiya. Ibnu Ishaq berkisah, musim haji pada tahun 9 H, Abu Bakar ash Siddiq r.a diangkat Rasulullah SAW menjadi Amirul Hajj bagi kaum muslim yang berangkat ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Ketika Abu Bakar telah berangkat, tiba-tiba turun wahyu yang memutuskan perjanjian antara Rasulullah dengan kaum musyrik dalam berhaji. Perjanjian tersebut sebelumnya adalah untuk kepentingan kaum muslim agar tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah di Masjidil Haram. Dengan turunnya wahyu tersebut, nabi Muhammad dengan sendirinya membatalkan perjanjian tersebut kaena Masjidil Haram dan Ka’bah adalah milik Allah dan hanya dapat digunakan oleh kaum muslim. Wahyu tentang hal tersebut sebagaimana pada Qs at-taubah 1 – 11, wahyu yang menegaskan kemenangan Islam terhadap kaum musyrik.
Atas turunnya wahyu tersebut nabi Muhammad kemudian mengutus Ali mengejar perjalanan Abu Bakar dan Ali diberikan perintah untuk mengumumkan wahyu tersebut pada penduduk Makkah. Ali bin Abu Thalib dengan menunggang unta nabi Muhammad yang bernama alAdhba’ bergegas mengejar perjalanan Abu Bakar dan akhirnya dapat bertemu di jalan. Abu Bakar melihat Ali dengan tunggangannya langsung mengerti ada suatu tugas penting yang di perintahkan kepada Ali oleh nabi Muhammad. Abu Bakar kemudian bertanya: “ Apakah engkau menjadi amir (pemimpin) atau ma’mum (yang dipimpin) ”. Ali bin Abi Thalib menjawab: “ aku ma’mum “.
Ketika di Makkah, Abu Bakr dan kaum muslim kemudian melaksanakan ibadah haji, dan kaum musyrik berada di tempat masing-masing memberikan jalan kepada Abu Bakar dan kaum muslim menjalankan ibadah haji. Kaum muslim dan kaum musyrik bergantian melaksanakan ibadah haji, sedang kaum musyrik masih menunaikan ibadah hajinya sebagaimana kebiasaannya masing masing pada masa sebelumnya.
Namun ketika sampai pada saat hari Qurban, Ali kemudian berdiri dan meminta perhatian seluruh jamaah haji, karena akan menyampaikan pengumuman yang diperintahkan oleh Rasulullah. Ali bin Abu Thalib kemudian berkata: “ hai manusia, sesungguhnya orang kafir tidak masuk surga, orang musyrik tidak boleh melakukan ibadah haji setelah tahun ini, orang telanjang tidak boleh melakukan thawaf di Baitullah. Siapa saja yang mempunyai perjanjian dengan Rasulullah maka perjanjian tersebut berlaku hingga waktunya, dan tenggang waktu bagi manusia adalah empat bulan sejak pengumuman ini diberikan kepada mereka. Setelah itu, hendaklah setiap kaum pulang ke tempat mereka yang aman atau negeri mereka, karena setelah itu tidak ada perjanjian bagi orang musyrik, kecuali orang yang mempunyai perjanjian dengan Rasulullah hingga waktu tertentu maka perjanjian tersebut berlaku hingga waktunya“.
Setelah menyampaikan pengumuman tersebut tidak ada kisah penentangan dari suku atau kabilah Arabiya, yang hal ini menunjukkan bahwa nabi Muhammad dan kaum muslim betul-betul telah menguasai wilayah jazeerah Arabiya baik secara fisik maupun ruhaninya. Meskipun masih terdapat kaum kafir dan musyrik dengan ibadah haji yang aneh-aneh, namun mereka telah tidak mempunyai kekuatan secara organic maupun kelompok. Kaum kafir dan musyrik hanya mempunyai waktu empat bulan untuk dapat memanfaatkan Masjidil Haram untuk ibadahnya. Usai menjalankan ibadah haji, Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib bersama rombongan kaum muslim pulang ke Madinah.
Beberapa bulan kemudian, pada bulan Ramdahan 10 H, yang biasanya kaum muslim beriktikaf sepuluh hari pada pertengahan bulan, nabi Muhammad mengajak kaum muslim untuk terus beriktikaf sampai akhir bulan. Usai bulan syawal, masuk bulan Dzul Qaidah 10 H, Rasulullah menyampaikan rencananya kepada para sahabat akan melakukan ibadah haji. Kaum muslim diminta bersiap-siap untuk berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Atas rencana tersebut, nabi Muhammad mengirimkan utusan ke segenap kota dan tempat suku-suku padang pasir di jazeerah Arabiya, agar kaum muslim mengikuti ibadah haji yang dipimpin sendiri oleh Nabi Muhammad. Ali bin Abu Thalib mendapat tugas pergi ke Najran dan sekitarnya untuk menyampaikan pengumuman tersebut. Para utusan kemudian berangkat lebih dahulu dan akan bertemu nabi Muhammad di Makkah.
Ibnu Ishaq bekisah dari Abdulrahman bin Al-Qasim, dari ayahnya, Al-Qasim bin Muhammad yang mendengar perkataan istri nabi Muhammad Aisyah r.a yang berkata bahwa Rasulullah berangkat untuk melaksanakan ibadah haji pada tanggal dua puluh lima dzulqa’dah. Nabi Muhammad pergi haji dengan membawa semua istrinya. Sebelum berangkat nabi Muhammad mengangkat Abu Dujanah as-Saidi sebagai imam sementara di Madinah. Namun ada yang menuturkan beliau menunjuk Siba’ bin Urfuthah al-Ghifari.
Ketika sampai di wadi Saraf, kurang lebih dua puluh empat kilo meter timur laut dari Makkah, yaitu di ji’ranah, nabi Muhammad berhenti sejenak untuk berpakaian ihram, berniat haji dan mengingatkan kaum muslim agar melakukan tahalul sejak selesai Umrah kecuali orang yang membawa hewan untuk kurban sembelihan. Ketika melanjutkan perjalanan, nabi Muhammad melihat Aisyah sedang menangis. Rupanya Aisyah sedang haid sehingga takut tidak dapat melaksankan ibadah haji. Nabi Muhammad bertanya tentang haidnya dan Aisyah menjawab: “Ya. Demi Allah, kalau terus begini rasanya aku tidak bisa melanjutkan perjalanan bersama kalian “. Rasulullah kemudian bersabda: “ Janganlah khawatir. Engkau tetap berhaji, hanya saja engkau tidak boleh melakukan thawaf di dekitar Baitullah “.
Ketika memasuki Makkah, tidak ada lagi kaum musyrik di Ka’bah dan Masjidil haram. Nabi Muhammad dan kaum muslim kemudian langsung melakukan umrah. Ketika sampai di dekat Ka’bah, dengan masih menunggangi untanya, nabi Muhammad memanjatkan do’a dengan menganggkat kedua tangannya, sehingga tali pelana untanya jatuh yang kemudian diambilnya dengan tangan kiri sedang tangan kanannya masih dalam keadaan menengadah. Nabi Muhammad berdo’a: “ Ya Allah, tambahkanlah pada rumah suci-Mu ini kemuliaan, keagungan, kemakmuran, dan kehormatan serta kataatan bagi manusia “. Kemudian nabi Muhammad memuali thawaf mengitari Ka’bah tujuh kali. Usai thawaf kemudian shalat di dekat maqam Ibrahim menghadap ke pintu Ka’bah.
Setelah itu, nabi Muhammad melakukan Sa’i, berlari lari kecil dari shafa ke Marwa sampai tujuh kali. Kaum muslim yang berada di belakangnya merekam dengan baik semua do’a yang dibacakan nabi Muhammad ketika melakukan ibadah Sa’i. Usai Sa’i, kaum muslim bertahalul di sekitar bukit Marwa. Nabi Muhammad menyuruh para istrinya melakukan tahalul. Istri nabi Muhammad yaitu Hafsah binti Umar bertanya kepada nabi Muhammad: “ Wahai Rasulullah, kenapa engkau tidak bertahalul bersama kami ? “. Rasulullah menjawab: “ Aku membawa hewan sembelihan dan menggulung rambut, jadi aku tidak bertahalul hingga aku menyembelih untaku “.
Usai Umrah, Nabi Muhammad kembali ke Ka’bah disertai pembawa kunci yaitu Utsman dari Abd al-Dar yang diikuti oleh Bilal dan Usamah. Sore harinya, dengan wajah sedih, nabi Muhammad berkata pada Aisyah di tendanya: “Aku telah melakukan sesuatu hari ini, yang tidak akan kaulakukan. Aku memasuki Rumah Suci, dan mungkin umatku tidak akan dapat memasukinya“. Nabi Muhammad telah bersabda bahwa memasuki Rumah Suci tidak wajib dilakukan oleh kaum muslim.
Pada saat nabi Muhammad dan kaum muslim masih dalam keadaan berihram, Ali bin Abu Thalib masuk Makkah dari Najran bersama kaum muslim yang berangkat bersamanya sejak dari Madinah maupun kaum muslim dari Najran dan penduduk kota-kota lainnya di Yaman atau Himyar. Ali dan rombongannya serta kaum muslin dari Najran datang dengan telah berihram dan siap untuk melaksanakan umrah. Ali kemudian melaporkan hasil perjalanannya dan menunjukkan hadiah dari raja Najran. Setelah itu Ali memimpin umrah. Usai umrah, Ali bin Abu Thalib menemui Fatimah binti Rasulullah SAW dalam keadaan telah bertahalul dan berhias.
Baca Juga:
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-268)
- Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-269)
Menjelang hari tasyrik, kaum muslim yang akan ikut menunaikan ibadah haji bersama nabi Muhammad telah datang dari berbagai penjuru jazeerah Arabiya.
Pada tanggal 8 Dzulhijjah, nabi Muhammad mengajak kaum muslim yang sudah dalam keadaan memakai pakaian ihram, pergi ke luar kota Makkah ke arah timur. Kaum muslim tentu heran dengan ajakan tersebut, namun nabi Muhammad akan mengajarkan ibadah haji sebagaimana yang telah diajarkan oleh nabi Ibraim. Sudah sangat lama ibadah haji mengalami penyimpangan dan saatnya dikembalikan pada ibadah haji yang benar. Tujuannya adalah ke Arafah. Pada hari tanggal delapan tersebut, nabi Muhammad berhenti di Mina untuk bermalam. Baru besoknya, yaitu tanggal 9 dzulhijjah rombongan haji tersebut berangkat ke Arafah, yang jaraknya sekitar empat puluh lima kilo meter dari Makkah, di luar perbatasan tanah suci.
Lembah Arafah, adalah lembah dimana melintas jalan menuju kota Thaif di timur Makkah. Sebelah utara dan timur lembah dibatasi perbukitan Thaif. Terpisah dari perbukitan Thaif terdapat bukit yang diberi nama Arafah atau Jabal Rahmah. Berkumpul atau wukuf pada tanggal 9 dan 10 dzulhijjah adalah syarat sahnya melakukan ibadah haji. Dimulai dari dzuhur tanggal 9 dzulhijjah hingga menjelang subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Tanpa melakukan wukuf pada tanggal tersebut, ibadah haji tidak sah.
(bersambung ……………..)
EDITOR: REYNA
Bagi yang berminat dengan karya-karya novel Dr Muhammad Najib dapat mencari bukunya di Google Play Books Store, melalui link dibawah ini:
Judul Novel: Di Beranda Istana Alhambra https://play.google.com/store/books/details?id=IpOhEAAAQBAJ Judul Novel: Safari https://play.google.com/store/books/details?id=LpShEAAAQBAJ Judul Novel: Bersujud Diatas Bara https://play.google.com/store/books/details?id=WJShEAAAQBAJ![]()
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-269)
ประวัติ ปราง ปรางทิพย์ คือใครSeptember 21, 2023 at 6:39 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
https://www.timesunion.com/marketplace/article/phenq-reviews-17525542.phpOctober 9, 2023 at 4:49 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
naza24March 4, 2024 at 12:32 pm
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
how to play cornholeApril 3, 2024 at 1:40 am
… [Trackback]
[…] Info on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
Dan HelmerJune 17, 2024 at 1:41 am
… [Trackback]
[…] There you can find 8535 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
apex legends cheatsJune 30, 2024 at 12:21 pm
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
why not find out moreSeptember 13, 2024 at 10:57 pm
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
Buy SX4 Field OnlineSeptember 21, 2024 at 11:04 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
เกียรติบัตรออนไลน์October 27, 2024 at 11:42 am
… [Trackback]
[…] Find More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]
Bauc InfoJanuary 25, 2025 at 9:08 am
… [Trackback]
[…] Information on that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-para-rasul-dalam-peradaban-seri-270/ […]