Oleh: Budi Puryanto
Pemimpin Redaksi
Tarif Trump dan Gol Balik Diplomasi Prabowo
Awal April 2025, Presiden AS Donald Trump pernah mengumumkan pengenaan tarif impor timbal balik (reciprocal tariffs) hingga 32 % untuk produk ekspor Indonesia ke AS
Kebijakan ini memicu ekses proteksionisme AS, yang awalnya menetapkan tarif dasar 10% untuk hampir semua negara disusul tambahan tarif tinggi untuk tertentu, termasuk Indonesia.
Namun menjelang pertengahan Juli, Presiden Indonesia Prabowo Subianto berhasil meyakinkan Trump melalui komunikasi intensif—salah satunya lewat sambungan telepon—bahwa tarif ini bisa dikurangi. Hasilnya, tarif impor AS terhadap produk Indonesia diturunkan dari 32 % menjadi 19 % . Sebuah keberhasilan diplomasi yang menjadi sorotan karena melibatkan negosiasi langsung dua kepala negara.
Legislatif Apresiasi
Hadir dalam momen kedatangan Prabowo di Halim Perdanakusuma pada 16 Juli 2025, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan apresiasi atas capaian diplomasi ini
Ia menegaskan bahwa penurunan tarif ini bukan semata angin segar ekspor, tetapi juga bentuk tanggung jawab negara untuk melindungi pekerja dalam negeri.
Dasco kembali mengingatkan bahwa skema persetujuan ini harus dijalankan dengan cermat agar barang impor AS yang masuk ke pasar Indonesia tidak merusak ekosistem industri lokal. Koordinasi eksekutif-legislatif sangat penting agar industri nasional tetap tumbuh, bukan tergilas oleh kompetisi impor yang deras.
Presiden Prabowo menyatakan, meski sudah mencapai kemajuan, negosiasi tarif tetap akan dilakukan menuju target zero tariff di masa depan . Rencana pertemuan langsung Prabowo dan Trump pada September–Oktober 2025 turut menunjukkan arah diplomasi ekonomi proaktif
Menuju Era Baru Hubungan Ekonomi RI–AS
Sufmi Dasco menilai aksi diplomasi ini bukan tujuan akhir, tetapi awal dari kerja kolektif legislatif dan eksekutif. Ia mengimbau agar momentum ini dipertahankan, dengan:
Negosiasi lanjutan hingga mendekati tarif 0 %.
Diversifikasi pasar dan rantai nilai agar tidak bergantung hanya pada AS.
Peningkatan nilai tambah domestik melalui akselerasi hilirisasi dan digitalisasi industri.
Penguatan kontrol impor, untuk menghindari kerusakan struktur pasar domestik.
Dengan kerangka ini, DPR dan pemerintah berharap mampu berhasil mengawal arah koyak global ke arah yang menguntungkan bagi rakyat dan ekonomi nasional.
Keberhasilan menekan tarif dari 32 % ke 19 % adalah sebuah kemenangan diplomasi strategis—hasil kerja sama intens antara Presiden Prabowo dan mitra dagangnya, Donald Trump. Namun, kemenangan tersebut tidak akan berarti tanpa pengawasan dan eksekusi nyata, terutama dalam dua hal: perlindungan pekerja dan penguatan industri nasional.
Sufmi Dasco Ahmad sebagai Wakil Ketua DPR memberikan pandangan yang obyektif, bahwa legislasi tidak hanya merestui, tetapi juga menjaga agar hasil negosiasi ini menunjukkan manfaat bagi rakyat dan industri dalam negeri.
EDITOR: REYNA
Baca juga artikel terkait:
Related Posts

Sampah Indonesia: Potensi Energi Terbarukan Masa Depan

Novel: Imperium Tiga Samudra (6) – Kubah Imperium Di Laut Banda

Sebuah Kereta, Cepat Korupsinya

Menata Ulang Otonomi: Saatnya Menghadirkan Keadilan dan Menata Layanan

Gerbang Nusantara: Jatim Kaya Angka, Tapi Rakyat Masih Menderita

Imperium Tiga Samudra (5) — Ratu Gelombang

“Purbayanomics” (3), Tata Kelola Keuangan Negara: Terobosan Purbaya

Seri Novel “Imperium Tiga Samudra” (4) – Pertemuan di Lisbon

Habil Marati: Jokowi Mana Ijasah Aslimu?

Misteri Pesta Sabu Perangkat Desa Yang Sunyi di Ngawi: Rizky Diam Membisu Saat Dikonfirmasi



No Responses