Oleh: Soagianto, Pengamat AI
Fakultas Sain dna Teknologi UNAIR
Dalam era kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI), aplikasi pendeteksi teks seperti ZeroGPT, GPTZero, dan Turnitin AI Detection menjadi alat penting untuk memastikan keaslian teks, terutama dalam dunia pendidikan, penulisan profesional, dan penerbitan konten. Ketiga aplikasi ini memiliki kemampuan canggih untuk mendeteksi pola-pola khas teks yang dihasilkan oleh AI, termasuk ChatGPT. Namun, ada strategi dan trik tertentu untuk membuat teks yang dihasilkan oleh ChatGPT tidak terdeteksi oleh alat-alat tersebut.
Bagaimana Aplikasi Pendeteksi Bekerja?
ZeroGPT:
ZeroGPT menggunakan algoritma analitik untuk mendeteksi pola sintaksis, struktur kalimat, dan konsistensi dalam teks. Teks yang terlalu rapi, formal, atau menunjukkan pengulangan pola sering dianggap sebagai teks buatan AI.
Alat ini juga memperhatikan “kekakuan” bahasa, yaitu bagaimana teks mengikuti pola prediktif yang mirip dengan cara model AI memproses data.
GPTZero:
GPTZero mengandalkan dua parameter utama: perplexity dan burstiness.
Perplexity mengukur seberapa “mengejutkan” atau kompleks suatu teks. Teks buatan AI biasanya memiliki perplexity rendah karena strukturnya sangat terorganisir dan dapat diprediksi.
Burstiness mengukur variasi panjang dan kompleksitas kalimat. AI cenderung menghasilkan kalimat dengan pola yang seragam, sementara tulisan manusia memiliki variasi lebih besar.
Turnitin AI Detection:
Turnitin, yang awalnya digunakan untuk mendeteksi plagiarisme, kini memiliki fitur pendeteksi AI. Alat ini memeriksa ciri-ciri tulisan seperti struktur sintaksis, repetisi kata, dan alur logika yang terlalu sempurna.
Turnitin membandingkan teks dengan dataset tulisan manusia dan teks AI untuk menemukan pola unik yang biasanya hanya ditemukan dalam tulisan AI.
Trik untuk Menghindari Deteksi AI
Meskipun alat-alat ini sangat canggih, ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membuat teks buatan ChatGPT tidak terdeteksi sebagai teks AI:
Variasi Kalimat:
Pastikan teks memiliki panjang kalimat yang bervariasi. Gabungkan kalimat pendek, sedang, dan panjang agar terlihat lebih alami.
Hindari penggunaan struktur kalimat yang terlalu seragam.
Tambahkan Sentuhan Pribadi:
Sisipkan elemen seperti opini pribadi, pengalaman, atau refleksi yang lebih sulit dihasilkan oleh AI.
Gunakan gaya penulisan yang lebih informal atau ekspresif sesuai kebutuhan.
Gunakan Sinonim dan Reformulasi Kalimat:
Ubah teks asli dari ChatGPT dengan mengganti beberapa kata menggunakan sinonim.
Tulis ulang kalimat dengan struktur yang berbeda.
Masukkan Kesalahan Kecil Secara Sengaja:
Manusia sering membuat kesalahan kecil dalam tata bahasa atau ejaan. Menambahkan kesalahan seperti itu dapat membuat teks terlihat lebih natural.
Gunakan Prompt Khusus untuk ChatGPT:
Saat menghasilkan teks, gunakan prompt seperti: “Tulis teks ini agar tidak terdeteksi sebagai buatan AI.” “Gunakan variasi kalimat dan masukkan elemen manusiawi dalam penulisan ini.”
Humanisasi dengan Alat Lain:
Setelah menghasilkan teks dari ChatGPT, gunakan alat pengolah teks tambahan yang dirancang untuk mengubah pola prediktif AI. Beberapa alat seperti Quillbot dapat membantu menyusun ulang teks agar lebih natural.
Edit Manual:
Lakukan penyuntingan secara manual pada teks yang dihasilkan untuk memastikan ada elemen subjektif, ekspresif, dan variasi yang lebih luas.
Aplikasi seperti ZeroGPT, GPTZero, dan Turnitin AI Detection telah dirancang untuk mendeteksi pola teks buatan AI dengan menggunakan berbagai metode, seperti perplexity (kompleksitas teks), burstiness (variasi panjang dan struktur kalimat), dan analisis pola sintaksis.
Teks yang terlalu konsisten, terstruktur, atau mengikuti pola prediktif sering kali terdeteksi sebagai hasil AI. Namun, ada strategi yang dapat dilakukan untuk membuat teks dari ChatGPT lebih menyerupai tulisan manusia dan tidak terdeteksi oleh alat-alat tersebut.
Contoh Paragraf yang Terdeteksi Sebagai AI:
Teks sebelum humanisasi (73% terdeteksi sebagai AI di ZeroGPT):
“SEO, atau Search Engine Optimization, adalah proses meningkatkan peringkat situs web di hasil pencarian mesin pencari. Ini penting karena semakin tinggi peringkat situs Anda, semakin banyak pengunjung yang akan datang. Dengan menggunakan teknik seperti penelitian kata kunci, pengoptimalan halaman, dan pembangunan tautan, SEO dapat memberikan lalu lintas organik gratis yang bertahan lama.”
Mengapa terdeteksi sebagai AI?
Struktur kalimat terlalu sempurna dan seragam. Tidak ada variasi panjang kalimat (semua kalimat berukuran hampir sama). Tidak ada elemen subjektif atau gaya personal.
Contoh Paragraf yang Tidak Terdeteksi Sebagai AI:
Teks setelah humanisasi (0% terdeteksi sebagai AI di ZeroGPT):
“Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa beberapa situs muncul di halaman pertama Google, sementara yang lain tidak terlihat sama sekali? Itu karena mereka menggunakan SEO, atau Search Engine Optimization. Intinya, SEO adalah cara untuk membuat Google ‘jatuh cinta’ pada situs Anda. Dengan meneliti kata kunci yang relevan, mengoptimalkan halaman, dan membangun tautan yang tepat, Anda bisa mendapatkan lebih banyak pengunjung tanpa harus mengeluarkan biaya untuk iklan. Tapi tentu saja, ini semua butuh kesabaran dan strategi yang matang.”
Mengapa tidak terdeteksi sebagai AI?
Ada elemen pertanyaan retoris yang menyerupai gaya penulisan manusia. Panjang kalimat bervariasi, dengan kombinasi kalimat pendek dan panjang. Menggunakan ungkapan informal seperti “jatuh cinta pada situs Anda” yang terdengar lebih natural.
Menyisipkan opini ringan, seperti “tapi tentu saja, ini semua butuh kesabaran.”
Trik dan Strategi:
Variasi Struktur Kalimat: Tambahkan kalimat pendek di antara kalimat panjang untuk menciptakan ritme alami.
Gunakan Gaya Percakapan: Masukkan pertanyaan, opini, atau ungkapan yang membuat teks terasa seperti hasil pemikiran manusia.
Edit Manual atau dengan Alat: Setelah teks dihasilkan, ubah beberapa kata, susunan kalimat, atau tambahkan elemen personal agar lebih natural.
Tambahkan Nuansa Subjektif: Masukkan sudut pandang atau perasaan, seperti “Saya pikir…” atau “Bagi saya, ini penting karena…”.
Meskipun aplikasi seperti ZeroGPT, GPTZero, dan Turnitin AI Detection sangat efektif dalam mendeteksi teks buatan AI, kemampuan mereka masih memiliki batasan. Dengan pendekatan yang tepat, teks yang dihasilkan oleh ChatGPT dapat dimodifikasi sehingga lebih menyerupai tulisan manusia dan lolos dari pendeteksian.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Skripsi dari Masa Depan, Dosen dari Dunia Khayal
Perumahan MBR, MBG dan Hilirisasi, Mengapa Pengusaha TerCuan di RI Belum Berkontribusi?
Jilal Mardhani: Prabowo (Bagian 1)
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (46) : Revisi UU TNI tidak bertujuan untuk membangkitkan militerisme
Sekolah Rakyat Untuk Anak-Anak Miskin
Tanda dan Tidak Ada Kebetulan: Menyadari Campur Tangan Allah dalam Hidup Kita
Guncangan Ekonomi Memang Akan Terjadi
Dari Manusia Gelap Menuju Manusia Terang Benderang: Salah, Islah, Aslah, Maslahah
Militerisme di Indonesia
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (45): Turun ke Lapangan Pastikan Kelancaran Pasokan dan Mudik Lebaran
No Responses