Oleh: Muhammad Chirzin
Guru Besar Tafsir Al-Quran UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Oemar Bakry (1916-1985) adalah sosok ulama Nusantara yang menulis kitab tafsir berbahasa Arab bernama Tafsir Madrasi. Sesuai dengan namanya Tafsir Madrasi disusun untuk pembelajaran Al-Quran dan Bahasa Arab sekaligus pada lembaga pendidikan tingkat menengah di Sumatra Thawalib yang berkarakter kemodernan.
Sumatra Thawalib didirikan oleh trio ulama reformis Minangkabau, Haji Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul), Haji Abdullah Ahmad, dan Zainuddin Labay el-Yunusy. Mereka peduli terhadap kemajuan umat dan bangsa sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
Lingkungan hidup sangat mempengaruhi tumbuh kembang, kepribadian, dan karir seseorang, tidak terkecuali Oemar Bakry yang lahir pada 26 Juni 1916 di Desa Kacang, di pinggiran Danau Singkarak, Sumatra Barat. Oemar Bakry menempuh pendidikan di Sekolah Sambungan Singkarak, Sekolah Diniyah Putra Padang Panjang, Sumatra Thawalib, Kulliyatul Mu’allimin Islamiyah (KMI) Padang, dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jakarta.
Sebagai seorang pendidik, Oemar Bakry pernah menjadi guru di almamaternya Sekolah Thawalib Padang Panjang. Ia produktif menulis sejumlah buku dalam berbagai disiplin ilmu keislaman, baik berbahasa Arab maupun Indonesia. Karya terbaiknya di bidang tafsir Al-Qur’an adalah Tafsīr Madrasī dan Tafsir Rahmat, di samping kamus Bahasa Arab-Indonesia-Inggris dan beberapa buku lainnya.
Sebagai penerus gerakan pembaharuan di Sumatera Barat penulisan Tafsir Madrasi memperoleh momentum untuk menghadirkan pemikiran pembaharu yang sangat berpengaruh di dunia Islam, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, melalui karya monumentalnya Tafsir Al-Manar. Sebagian pengamat menyebut Tafsir Madrasi sebagai ringkasan dari Tafsir Al-Manar yang disajikan untuk para Pelajar, sementara Tafsir Al-Manar ditujukan kepada para Mahasiswa Universitas Al-Azhar pada masanya.
Oemar Bakry berjasa membukakan cakrawala pemikiran generasi muda Indonesia tentang arus utama pembaharuan di dunia Islam pada awal abad keduapuluh. Tafsir Madrasi turut membentuk pandangan hidup keislaman dan keindonesiaan ribuan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor yang tersebar ke seluruh Nusantara. Semoga menjadi amal jariyah yang tiada putusnya. Selamat membaca!
EDITOR: REYNA
Related Posts
Skripsi dari Masa Depan, Dosen dari Dunia Khayal
Perumahan MBR, MBG dan Hilirisasi, Mengapa Pengusaha TerCuan di RI Belum Berkontribusi?
Jilal Mardhani: Prabowo (Bagian 1)
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (46) : Revisi UU TNI tidak bertujuan untuk membangkitkan militerisme
Sekolah Rakyat Untuk Anak-Anak Miskin
Tanda dan Tidak Ada Kebetulan: Menyadari Campur Tangan Allah dalam Hidup Kita
Guncangan Ekonomi Memang Akan Terjadi
Dari Manusia Gelap Menuju Manusia Terang Benderang: Salah, Islah, Aslah, Maslahah
Militerisme di Indonesia
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (45): Turun ke Lapangan Pastikan Kelancaran Pasokan dan Mudik Lebaran
No Responses