Berbagi motivasi di Hari Pendidikan Nasional: Proses Terwujudnya Garis Nasib

Berbagi motivasi di Hari Pendidikan Nasional: Proses Terwujudnya Garis Nasib
Hamka Suyana



Oleh: Hamka Suyana, Motivator

 

Pembaca yang dicintai Allah.

Apa yang Anda alami dalam kehidupan ini? Apakah lebih banyak suksesnya atau lebih banyak gagalnya? Lebih banyak bahagianya atau lebih banyak menderitanya?

Apapun yang terjadi dalam kehidupan, disebut nasib atau garis tangan. Nasib merupakan bagian dari takdir yang diputuskan Allah.

Nasib bisa diubah tergantung pilihan manusia. Kemudian Allah menetapkan-Nya menjadi takdir mualaq atau takdir pilihan.

Allah berfirman, yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. (Ar-Ra‘d :11)

Mungkin ada yang komentar begini, “Semua orang pasti memilih hidup sukses dan bahagia tapi kenapa banyak yang gagal meraihnya?”

Perlu diketahui. Apabila Allah tidak mengabulkan harapan yang dipilih, karena kesalahan yang bersangkutan. Ia salah pilih ketika memilih nasib. Ingin bernasib baik, tapi memilih jalan menuju kegagalan.

Berikut ini adalah skema proses terwujudnya garis nasib.

Diawali dari perasaan, kemudian akan diolah dalam pikiran selanjutnya akan terwujud dalam tindakan, kemudian jika selalu dilakukan akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang sudah terpateri di dalam hati akan menjadi watak atau karakter. Dengan sendirinya, karakter akan mengantarkan pada garis nasib.

PERASAAN -> PIKIRAN -> TINDAKAN -> KEBIASAAN -> KARAKTER -> NASIB


Apabila ingin mengubah nasib, cukuplah mensetting perasaan. Selalulah merasa bahagia meski dalam menderita, niscaya Allah kabulkan rasa bahagia akan menjadi teman setia Anda.

Sebab, apa yang dirasakan ketika memikirkan sesuatu, itulah yang akan terjadi dalam kehidupan nyata.

Hal ini sesuai dengan janji Allah dalam hadits Qudsi, “Aku selalu mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-Ku.”

Sesungguhnya setiap saat, Allah selalu memberi peluang atau kesempatan untuk meraih kesuksesan.

Berikut ini ciri-ciri peluang atau kesempatan yang diberikan Allah.

Munculnya ide, gagasan,peluang, atau kesempatan baik yang datang spontan.

Jika peluang singkat atau momentum itu segera direspon dan ditindak lanjuti, niscaya jalan menuju kesuksesan sudah terbuka lebar.

Namun, apabila peluang baik yang muncul spontan diabaikan, maka hilanglah kesempatan emas menuju kesuksesan.

Orang yang sukses adalah orang yang peka menangkap sinyal peluang, cekatan mengambil sikap, dan segera melakukan tindakan.

Sedangkan orang yang gagal apabila terbuka kesempatan akan direspons dengan bayangan kesulitan sehingga banyak mempertimbangkan yang pada akhirnya membiarkan kesempatan emas berlalu dengan sia-sia.

Ingatlah kisah semua para penemu dunia. Mereka cekatan menindaklanjuti “petunjuk” Allah yang datang spontan.

Contohnya:

Andaikata Archimedes tidak segera merespons fenomena air tumpah dari bak mandi, niscaya tak akan menemukan Hukum Berat Jenis Benda.

Andaikata Newton tidak merespons fenomena apel yang jatuh dari pohonnya, niscaya ia tidak akan menemukan Hukum Gravitasi.

Andaikata Sedijatmo tidak merespons kesaksian ayam jantan berdiri di tanah becek, niscaya ia tak akan menemukan konstruksi fondasi Cakar Ayam. Dan lain sebagainya.

Respons spontan Anda ketika Allah memberikan petunjuk spontan, akan memengaruhi nasib tertentu terhadap peluang yang akan diberikan Allah.

Salam Sasyuik. Semoga bahagia sukses selalu.

Yogya, 2 Mei 2025

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=