ICMI: Dari Gagasan Menuju Gerakan, Dari Cendekiawan Menuju Pelayan Umat

ICMI: Dari Gagasan Menuju Gerakan, Dari Cendekiawan Menuju Pelayan Umat
Isa Ansori



Oleh: M. Isa Ansori

Kolumnis, Praktisi Transaksional Analisis dan Wakil Ketua ICMI Jatim

 

Setiap bulan April kita selalu diingatkan dengan hari kelahiran pahlawan nasional RA. Kartini. Beliau merupakan simbol kebangkitan kaum perempuan. Dalam sejarahnya beliau pernah mengumpulkan rangkaian surat suratnya yang terhimpun dalam sebuah tema ” Dari Gelap Terbitlah Terang”. Sebuah pengingat bahwa ide ide yang terhimpun tidak akan bisa bermakna kecuali ide ide tersebut diterjemahkan dalam sebuah gerakan. Semua ide butuh untuk dibumikan, agar bisa dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

Selama tiga dekade lebih, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) telah menjadi ruang bertemunya para intelektual Muslim untuk menyumbangkan ide dan gagasan demi kemajuan umat dan bangsa. Dari diskusi akademik hingga forum-forum pemikiran keislaman, ICMI telah melahirkan banyak konsep penting dalam ranah sosial, keagamaan, dan kebangsaan. Namun, dalam dinamika perjalanan sejarahnya, ICMI sering terjebak pada posisi sebagai produsen ide, tanpa mampu mengawal implementasinya secara utuh dan berkelanjutan di lapangan.

Sudah saatnya ICMI melakukan transformasi mendasar: dari organisasi penghasil gagasan menjadi organisasi gerakan kecendekiawanan, dari forum refleksi menuju ruang aksi, dari menara gading menuju pelataran umat. ICMI harus menjadi organisasi intelektual yang tidak hanya membicarakan Islam, tapi menghidupkan Islam dalam tindakan sosial yang berdampak langsung bagi umat.

Gerakan kecendekiawanan yang dimaksud bukanlah semata gerakan akademis, tapi gerakan praksis—yang menjadikan ilmu sebagai alat untuk menyelesaikan persoalan umat. Dengan jaringan intelektual di perguruan tinggi, lembaga riset, birokrasi, pesantren, dan komunitas, ICMI punya potensi besar untuk menjadi kekuatan sosial transformatif di tengah umat.

ICMI Sebagai Gerakan Pelayanan Umat

Transformasi ini akan menuntut perubahan orientasi: dari sekadar wacana menjadi aksi; dari hanya membuat rumusan menjadi pelaksana solusi. ICMI harus hadir dalam program-program pelayanan umat yang konkret, sesuai dengan karakter keislaman yang cerdas, wasathiyah (moderat), dan memberdayakan.

Misalnya, ICMI bisa menjadi penggerak Gerakan Ekonomi Halal dengan mendampingi UMKM Muslim masuk ke dalam ekosistem industri halal. Bukan hanya berbicara tentang ekonomi Islam, tapi langsung membuka ruang pelatihan, akses sertifikasi halal, hingga kolaborasi dengan marketplace syariah.

ICMI juga bisa membangun Cendekia Parenting Academy sebagai bentuk tanggung jawab terhadap isu-isu krisis keluarga, kekerasan terhadap anak, dan degradasi fungsi pengasuhan. Dengan memanfaatkan keilmuan dari psikologi, sosiologi, dan nilai-nilai Islam, ICMI bisa mendampingi ribuan keluarga Muslim untuk menjadi keluarga madani yang kuat dan penuh cinta.

Di bidang pendidikan, ICMI harus aktif menjembatani transformasi pesantren agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Program seperti “Satu Cendekiawan Satu Pesantren” bisa digagas untuk memperkuat literasi digital, kewirausahaan, dan pengembangan kurikulum pesantren modern, sambil tetap menjaga akarnya sebagai lembaga keilmuan Islam.

Agenda Strategis ICMI di Jawa Timur: Membumikan Gagasan, Membentangkan Aksi

Kebutuhan akan transformasi ini menjadi semakin mendesak ketika melihat realitas sosial-keagamaan di Jawa Timur. Provinsi ini adalah jantung peradaban Islam di Indonesia, tempat hidupnya ribuan pesantren, kampus Islam, komunitas keagamaan, dan gerakan sosial. Namun, ia juga menghadapi problem struktural yang kompleks: kemiskinan, urbanisasi, ketimpangan pendidikan, buruh migran, hingga ekstremisme digital.

Dalam konteks Jawa Timur, ICMI dapat mengambil posisi sebagai navigator sosial umat, yang menggerakkan potensi keilmuan menjadi solusi praktis.

Berikut beberapa gerakan keumatan yang bisa menjadi signature program ICMI Jawa Timur:

Gerakan Literasi dan Pendidikan Komunitas

Melalui program Madrasah Cendekia Komunitas, ICMI bisa menginisiasi pelatihan literasi, teknologi, dan keterampilan hidup di kawasan padat penduduk, desa tertinggal, atau daerah urban miskin. Dosen dan intelektual yang tergabung dalam ICMI bisa rutin “turun gunung” memberi kontribusi langsung.

Gerakan Ketahanan Pangan Umat

Jawa Timur sebagai provinsi agraris memerlukan Santri Tani Mandiri, yaitu program pemberdayaan pesantren dan petani muda berbasis pertanian organik, ekonomi hijau, dan koperasi syariah. Ini akan mendorong kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan dari akar rumput.

Gerakan Ekonomi Halal Berbasis Masjid dan Kampus

ICMI dapat menciptakan Halalpreneur Hub di masjid besar, pesantren, dan kampus untuk mengembangkan UMKM binaan, inkubator usaha halal, serta pembinaan keuangan syariah yang ramah komunitas. Masjid dan kampus menjadi pusat pemberdayaan, bukan hanya tempat ibadah dan akademik.

Gerakan Moderasi Beragama dan Anti-Disinformasi

ICMI harus menjadi pelopor gerakan Islam wasathiyah melalui literasi digital dan diseminasi nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, yang menjawab tantangan polarisasi dan radikalisme di era media sosial.

Gerakan Riset Aksi Berbasis Komunitas

ICMI Jatim perlu menggagas Cendekia Research Hub yang memetakan problem sosial dan memberikan rekomendasi berbasis data kepada pemangku kebijakan, termasuk isu buruh migran Madura, kemiskinan struktural di Tapal Kuda, atau pendidikan inklusif di Surabaya.

Dari Menara Gading Menuju Gerakan Umat

Saat ini, masyarakat tidak menunggu teori, tapi aksi. Mereka menunggu kehadiran nyata dari kaum cendekiawan Muslim. ICMI harus menjawab tantangan zaman dengan bertransformasi menjadi organisasi yang tak hanya berpikir untuk umat, tapi juga bergerak bersama umat.

ICMI harus berhenti hanya mengandalkan reputasi masa lalu. Kini saatnya menjadikan kecendekiawanan sebagai jalan pelayanan. Sebab sesungguhnya, intelektual Muslim sejati bukan hanya yang pandai berkata-kata, tetapi yang hadir untuk menjawab penderitaan umat dengan tindakan yang nyata.

Surabaya, 15 April 2025

EDITOR: REYNA




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=