Oleh: Salamuddin Daeng,
Harga gabah di petani Rp. 7500 per kg. Ini harga gabah hasil panen yang dibeli dari petani tahun lalu atau penen akhir tahun lalu. Ini harga cukup bagus bagi petani. Selama ini mereka hanya berhasil menjual gabah hasil panen dengan harga 3500 rupiah sampai 4000 rupiah per kg. Ini harga tekor. Ongkos bajak, tanam, penyiangan, pemupupan, penyemprotan, sampai panen, tidak nutup. Apa daya, petani selama ini jadi budak ekonomi. Karena harga gabah di petani murah.
Tapi untunglah tahun lalu harga gabah bisa tembus 7500 rupiah per kilo. Terbaik dalam sejarah. Lalu bagaimana nasib pengusaha bisa untung? Mari kita hitung.
Kalau gabah sudah dikeringkan dia menyusut dari 1 kg menjadi 0,80 kg. Kalau jadi beras maka akan menyusut lagi menjadi 0.60 kg. Jadi harga pokok beras dihitung akan muncul biaya biaya untuk menghasikan beras dari gabah :
1. Harga beli gabah di petani 7500 rupiah
2. Ongkos pengeringan 250 rupiah per kg
3. Ongkos penggilingan 250 rupiah per kg.
Maka biaya pokok menghasilkan beras adalah harga beli dipetani+biaya pengeringan + penggilingan = (7500:0,60) +250 +250 = 13 ribu. Itu biaya pokok yang ditanggung pengusaha untuk menghasilka sekilo beras setelah dikurangi penyusutan sampai penggilingan dan biaya biayanya. Harga pokok beras sekilo itu Rp. 13 ribu.
Di tambah ongkos transportasi dari sawah ke gudang 250 rupiah, tambah ongkos dari gudang ke pasar 250 rupiah, tambah marjin pedangan besar 250 rupiah, tambah marjin pedangan menengah 250 rupiah, tambah marjin kios pasar250 rupiah. Maka harga di konsumen beras adalah minimal Rp.15 ribu per kg. Kalau kurang dari itu maka petani ujungnya akan diinjak teruas jadi budak ekonomi.
Pointnya adalah jika pemerintah bisa membuat harga beras hasil panen 10 ribu per kg atau 1 juta per kwintal pada panen setelah lebaran nanti, maka petani bisa bernafas lega, dapat harga gabah yang bagus, semua orang tertarik jadi petani. Kalau harga gabah 1 juta rupiah per kwintal itu namanya harga OK GAS!.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Madura di Mana-Mana
Pratanda Lagu “Rungkad” Dalam Perjalanan Menuju Fakta
Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap Keutuhan Bangsa
Pro-Kontra Calon Pimpinan KPK dari Polisi dan Jaksa
Kembali Ke UUD1945 : Challenges and Responses, Sebuah Catatan Webinar
Nasib Gibran dan Jokowi serta Skandal Akun Fufufafa yang Mengguncang Dinasti
Bocor lagi, bocor lagi Data Pribadi, sampai Data Presiden juga bocor. Terwelu…
Pemberantasan Korupsi
Senjata Baru Dalam Peperangan
Jokowi Menabur… Jokowi Menuai, Ironi Akhir Kekuasaan Jokowi dibanding Anies Baswedan
No Responses
You must log in to post a comment.