Jangan Menyerahkan Urusan Bukan Pada Ahlinya

Jangan Menyerahkan Urusan Bukan Pada Ahlinya



Oleh: Ahmad Cholis Hamzah

Kalau kita belajar dari pengalaman negara-negara maju kenapa bisa mencapai kemajuan yang gemilang maka salah satu jawabannya adalah fokus pada sektor pendidikan. Negara Jepang misalnya, setelah hancur lebur akibat kekalahan di Perang Dunia II tahun 1945 fokus melakukan pembangunan pendidikan bagi seluruh anak-anak bangsanya. Amerika, Jerman, Inggris dsb juga melakukan hal yang sama yakni menaruh perhatian yang serius dalam membangun sektor pendidikannya. Negeri jiran kita Singapura dan Malaysia adalah contoh negara yang mati-matian membangun karakter bangsanya melalui sektor pendidikan. Mengirim banyak anak-anak mudanya keluar negeri untuk belajar di negara-negara maju. Hasilnya, Singapura misalnya menjadi negara yang Makmur dan hub bagi perdagangan internasional. Seperti negara-negara maju lainnya, Singapura ini memiliki pusat penelitian yang bagus di berbagai perguruan tingginya.

Bagaimana negeri kita Indonesia?. Sama dengan contoh negara-negara diatas, Indonesia sejak lama juga menaruh perhatian pada sektor pendidikan, bagaimana seluruh rakyatnya bisa mengenyam pendidikan. Semua itu karena ditangani oleh para menteri pendidikan yang mumpuni yang memahami dunia pendidikan.

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) baru-baru ini menyebutkan para menteri pendidikan yang handal dan pernah dimiliki bangsa ini. Beliau menyebutkan nama-nama besar seperti Ki Hajar Dewantoro yang mendirikan Taman Siswa sebagai cikal bakal prinsip pendidikan di Indonesia; lalu ada Pak Soemantri, Pak Syarief Thayeb, Pak Daoed Joesoef, Pak Fuad, Pak Juwono, Pak Abdul Malik Fadjar, Pak Muhajir, Pak Mohammad Nuh dan terakhir Anies Baswedan.

Biasanya seorang mantan pejabat tinggi negara itu menahan diri untuk melakukan kritik terhadap kinerja pejabat tinggi negara yang sedang menjabat. Namun kali inisepertinya mantan Wakil Presiden Bapak JK itu mungkin sudah sangat kecewa lalu mengeluarkan uneg-unegnya kenapa Menteri Pendidikan yang sekarang tidak seperti para Menteri Pendidikan yang beliau sebut namanya satu persatu tersebut.

Pak JK secara terbuka menyentil kinerja Mendikbudristek Nadiem Makarim yang disebutkan jarang turun kedaerah-daerah untuk mengecek permasalah pendidikan, tambahan pula sang Menteri Pendidikan sekarang inijarang masuk kantor. Uneg-unegnya pak JK itu disampaikan saat beliau menjadi pembicara diskusi bertema pendidikan disiarkan di kanal YouTube TV Parlemen, Minggu (8/9/2024). JK mulanya mengulas tokoh-tokoh pendidikan di RI diatas yang disebutnya memiliki pengalaman didunia pendidikan. Sementara Mas Nadiem tidak memiliki pengalaman di bidang pendidikan dan tidak punya pengalaman menjadi guru.

Pak JK mengeluarkan uneg-unegnya itu mungkin tidak hanya soal seluk beluk pendidikan, tapi menurut saya soal etika kenegaraan atau etika kepada mantan petinggi negara; hal itu dikarenakan Pak JK minta ketemu tapi ketemunya di Apartemen. “Minta maaf ya, karena saya minta ketemu tapi ketemu di apartemen. Pak JK lalu menghimbau kepada pemerintahan yang baru nantiuntuk tidak memilih menteri seperti itu. Saya katakan aja supaya yang ke depan jangan begitu pilih menteri. Karena bagaimana, berapa puluh anggaran dikasih kalau CEO-nya begini, bagaimana bisa jadi,” imbuh beliau.

Memang yang disampaikan Pak JK itu benar tentang pentingnya suatu kompetensi dalam memimpin. Pasalnya seorang pemimpin akan mengarahkan rakyat melalui kebijakan-kebijakan yang dibuatnya. Maka nasib baik rakyat pun tergantung pada kompetensi yang baik pada seorang pemimpin, khususnya dalam menggunakan kesewenangannya. Berkaitan dengan kompetensi, sebagian kita mungkin tidak asing dengan sebuah hadits yang menceritakan tanda kiamat di antaranya adalah ketika amanahsudah disalah gunakan. Kemudian, bentuk penyalahgunaan amanah dalam hadits tersebut yaitu apabila suatu perkara atau jabatan diserahkan kepada yang bukan ahlinya. Hadits tersebut adalah:

Artinya: Apabila amanah sudahhilang, maka tunggulah terjadinya kiamat. Orang itu(Arab Badui) bertanya, Bagaimana hilangnya amanat itu? Nabi saw menjawab, Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat. (HR. Al-Bukhari).

Editor : Reyna




http://www.zonasatunews.com/wp-content/uploads/2017/11/aka-printing-iklan-2.jpg></a>
</div>
<p><!--CusAds0--><!--CusAds0--></p>
<div style=