Oleh: Daniel Muhammad Rosyid
Birokrasi dari pusat hingga daerah menghambat investasi. Sistem kasta menghambat India menjadi adidaya seperti China, neofeodalisme menghambat Indonesia.
Persekolahan massal dijadikan instrumen teknokratik untuk menjadikan bangsa ini buruh yang cukup trampil menjalankan mesin-mesin sekaligus cukup dungu untuk setia bekerja bagi pemilik modal.
Pendidikan bukan lagi mencerdaskan kehidupan bangsa. Elite politik memburu gelar dan jabatan akademik padahal jarang hadir di kampus mendidik mahasiswa.
Persekolahan dan perkampusan menjadi mesin-mesin ‘neofeodalisme’ melestarikan sikap inlander.
Kampus-kampus harus berhenti menjadi pemburu ranking kelas dunia dengan publikasi abal-abal, membangun tembok-tembok tinggi menara gading, menjadi pabrik ijazah.
Tapi membangun tradisi ilmu yang fundamental dan konvivial, membangun technology makership, mendidik dan memberdayakan masyarakat serta mendorong transformasi birokrasi menjadi kompeten, meritokratik, dan bebas KKN.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Muhammad Chirzin: Israel Merajalela
Alumni Harvard Turun Gunung Membantu Alma Maternya Melawan Trump.
OPINI Ulrich Schlie: Kebangkitan pertahanan Jerman: Perspektif Bundeswehr
Sampai Kapan US$ Menguat Terhadap Rupiah?
ICMI: Dari Gagasan Menuju Gerakan, Dari Cendekiawan Menuju Pelayan Umat
Diskusi Psikologi Rakyat Konoha
Prabowo Adalah TNI Demokratis: Tanggapan Untuk Dhimam Abror Djuraid
Mau Dibawa Kemana Negara Ini Ketika Polri Ingkar Terhadap Konstitusi
Janji Gibran 19 Juta Lapangan Kerja, Realisasi Buka Moratorium Kerja di Arab Saudi
Era Balas Membalas
No Responses