Oleh: Daniel Mohammad Rosyid
@PTDI Jawa Timur
Manusia diciptakan dalam bentuk dengan potensi terbaik احسن ثقويم.
Manusia menjadi makhluq budaya karena memperoleh ilmu melalui wahyu Allah swt yg disampaikan oleh para nabi dan Rasul.
Inti dari wahyu itu adalah iman, islam, ihsan, dan sa’ah dengan tujuan agar hidup manusia menjadi khasanah di dunia, lalu khasanah di akhirat.
Sesuai rancangan Allah, pencapaian kebaikan hidup itu tidak mudah, penuh godaan dan rintangan, sebagaimana didemonstrasikan dalam kehidupan para nabi, rasul dan para mukmin terdahulu. Buah iman hanya bisa diraih dengan pengorbanan jiwa dan harta, yaitu hidup sepenuhnya dengan cara Islam, atau sebagai muslim. Tidak dengan cuma2 sambil rebahan baca omon2 di WAGs.
Kaum mu’min di Nusantara sejak zaman para sahabat telah memperjuangkan kehidupan Islamy di Nusantara. Salah satu perjuangan terbesar mutakhir adalah Perang Diponegoro (1825-1830) yg berhasil membangkrutkan Pemerintahan Hindia-Belanda yg sebelumnya telah mengambil alih VoC.
Perjuangan membentuk pemerintahan Islamy dimulai pada awal 1900-an oleh HOS Tjokroamimoto melalui Sarikat Islam yg semula memperjuangkam zelfbestuur (pemerintahan sendiri) di Hindia-Belanda.
Sarikat Islam bersama ormas2 Islam lain seperti NU dan Muhammadiyah kemudian membentuk Masyumi. Tokoh2 Masyumi menjadi kelompok perwakilan Islam yg penting dalam upaya perjuangan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Sementara itu PKI tidak pernah terlibat dalam upaya2 kemerdekaan ini, bahkan telah melakukan pemberontakan terhadap NKRI di Madiun pada 1948.
Melalui fatwa Resolusi Jihad, Hadratus syech Hasyim Asy’ari pemimpin NU menggelorakan perlawanan melawan pasukan Inggris di Surabaya yg berusaha menempatkan kembali Belanda untuk menjajah Indonesia pada Nopember 1945. Menindak-lanjuti resolusi Jihad itu, Jenderal Sudirman dari Guru Muhammadiyah melancarkan perang Gerilya dalam Clash 1 & 2 bersama Ormas Islam lainnya berjihad mempertahankan Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Kecewa dengan hasil KMB di Den Haag 1949, SM Kartosuwiryo memproklamirkan NII dalam RIS.
Setelah memperjuangkam dasar2 Islam di Konstituante hasil Pemilu 1955 UUDS, Masyumi membubarkan diri karena tekanan politik PKI yg didukung Soekarno tidak lama setelah Dekrit Presiden 1959.
Masyumi tidak bangkit lagi di era Soeharto, namun menjelma menjadi Partai Persatuan Pembangunan saat Soeharto dengan dukungan tentara melakukan penyederhanaan partai politik bersama Golkar dan PDI.
Menjelang kejatuhannya, Soeharto mendekati ummat Islam dengan merestui BJ Habibie sebagai Ketua Umum ICMI pada awal 1990an. ICMI selanjutnya mulai mewarnai Kabinet Soeharto, sampai krisis ekonomi dan politik hasil gerakan Reformasi 1998. Akibatnya, Indonesia gagal take off menjadi negara industri yg dicita-citakan Habibie. Gerakan reformasi terbukti kemudian sebagai gerakan yg disponsori AS melalui kaum kiri dan sekuler radikal dengan memanfaatkan kaum nasionalis sebagai useful idiots.
UUD1945 sebagai pernyataan perang melawan segala bentuk penjajahan dan sekaligus sebagai strategi memenangkan perang tsb diganti oleh kaum reformis dengan UUD2002 yg memberi monopoli politik pada partai2 politik. Akibatnya terbukti 20 tahun kemudian saat ersatz captalism era Soeharto tumbuh pesat menjadi full fledged capitalism di bawah Jokowi sebagai petugas PDIP. Publik termasuk ummat Islam tetap saja menjadi jongos politik dalam rangkaian Pemilu yg selalu memilukan.
Setelah babak belur kalah 2 kali dalam Pilpres, akhirnya seorang mantan menantu Soeharto, muslim abangan, terpilih sebagai Presiden pada 2024 dengan mencitrakan diri sebagai penerus Jokowi.
Lahir dalam keluarga teknokrat dengan pandangan sosialis, mantan Danjen Kopassus Prabowo Subijanto sebagai a student of history, kini berusaha keluar dari situasi ekonomi-politik yang sulit dari dalam dan luar saat dunia makin multi-polar, didera konflik di Ukraina, dan Timur Tengah, dan krisis lingkungan hidup serta kerusakan post-Covid19 .
Ummat Islam Indonesia akan mengambil sikap yg lebih asertif dengan mendorong dan bersinergi dengan Prabowo agar berani melakukan terobosan politik dan hukum untuk melaksanakan UUD1945, bukan UUD2002, agar tidak jatuh menjadi sekedar satelit China atau tetap menjadi boneka AS/Barat seperti selama ini.
KA Harina, Surabaya-Semarang.
Rabu 12 Maret 2025
EDITOR: REYNA
Related Posts
Skripsi dari Masa Depan, Dosen dari Dunia Khayal
Perumahan MBR, MBG dan Hilirisasi, Mengapa Pengusaha TerCuan di RI Belum Berkontribusi?
Jilal Mardhani: Prabowo (Bagian 1)
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (46) : Revisi UU TNI tidak bertujuan untuk membangkitkan militerisme
Sekolah Rakyat Untuk Anak-Anak Miskin
Tanda dan Tidak Ada Kebetulan: Menyadari Campur Tangan Allah dalam Hidup Kita
Guncangan Ekonomi Memang Akan Terjadi
Dari Manusia Gelap Menuju Manusia Terang Benderang: Salah, Islah, Aslah, Maslahah
Militerisme di Indonesia
Sufmi Dasco, Senopati Politik Prabowo Subianto (45): Turun ke Lapangan Pastikan Kelancaran Pasokan dan Mudik Lebaran
No Responses