Oleh: M. Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi, Tinggal di Surabaya
Membaca berita dan melihat video yang beredar melalui media sosial maupun media online, pikiran ini hampir tak mempercayai dan kaget, bahwa Tom Lembong, salah seorang yang tak bisa dipisahkan dengan Anies, ditangkap kejagung dengan tuduhan dugaan penyalahgunaan kewenangan import gula kristal tahun 2015, saat masih menjabat sebagai Mendagnya Jokowi. Ada apa ini, mengapa baru saat ini dilakukan disaat para pendukung perubahan akan mendeklarasikan partai politik atau ormas? adakah kaitannya dengan menghambat lahirnya partai atau hanya upaya untuk memperburuk citra partai? Tentu publik berhak untuk membuat asumsi asumsi dan dugaan dugaan, namun kalau ini terus menerus dibiarkan, maka akan cenderung menjadi liar.
Di tengah dinamika politik Indonesia yang terus berubah, penangkapan Tom Lembong, salah satu anggota tim sukses Anies Baswedan dalam pilpres, menjadi momen yang sangat penting. Ini bukan sekadar berita kriminal, tetapi sebuah ujian bagi partai politik (parpol) yang mengusung narasi perubahan. Dalam konteks ini, kita harus mempertanyakan sejauh mana parpol yang mengklaim membawa perubahan dapat bertahan dalam tekanan dan tantangan yang ada.
Penangkapan Tom Lembong menjadi janggal, terutama karena kasus yang menjeratnya sudah berlangsung cukup lama dan terkesan mendadak. Banyak kalangan yang mencurigai adanya motif politik di balik penangkapan ini. Apakah ini upaya untuk merusak citra parpol Anies yang berupaya menampilkan diri sebagai partai perubahan yang bersih? Dalam era di mana kepercayaan publik terhadap partai politik sangat rapuh, kasus ini berpotensi digunakan untuk menggiring opini bahwa tim Anies diisi oleh orang-orang yang tidak layak dipercaya.
Tom Lembong, yang dikenal sebagai sosok strategis dalam tim Anies, ditangkap karena dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi. Penangkapan ini mengguncang fondasi tim sukses Anies dan menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan komitmen parpol dalam menjalankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Apakah perubahan yang dijanjikan hanya retorika, ataukah sebuah komitmen yang nyata untuk memberantas praktik-praktik lama yang merusak?
Kita tahu bahwa politik sering kali diwarnai oleh intrik dan kepentingan pribadi. Namun, dalam konteks parpol yang diharapkan mampu membawa perubahan, kasus ini seharusnya menjadi momentum untuk introspeksi. Bagaimana parpol ini menanggapi situasi ini? Apakah mereka akan berupaya untuk menjaga jarak dari kasus ini, ataukah mereka akan mengambil langkah proaktif untuk memperbaiki citra dan mengembalikan kepercayaan publik?
Di sinilah tantangan besar bagi parpol yang mengusung visi perubahan. Mereka harus menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berbeda secara retorika, tetapi juga dalam tindakan. Penanganan kasus Tom Lembong akan menjadi penentu sejauh mana parpol ini mampu menghadapi tantangan dan mempertahankan kepercayaan publik. Ini adalah ujian yang harus dijawab dengan kebijakan yang tepat, transparansi, dan komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Kita berharap bahwa parpol-perubahan yang lahir tidak hanya sekadar pengganti wajah lama, tetapi benar-benar membawa perubahan mendasar dalam sistem politik Indonesia. Ujian ini bukan hanya tentang Tom Lembong, tetapi juga tentang masa depan politik kita. Akankah mereka mampu menjawab tantangan ini dan mewujudkan harapan rakyat untuk politik yang bersih dan berintegritas? Hanya waktu yang akan menjawab.
Surabaya, 30 Oktober 2024
EDITOR: REYNA
Related Posts

Kedaulatan Kompor – Martabat Negara: Orkestrasi Bauran Energi Dapur Rakyat: LPG, DME, Jargas & CNGR

Mengapa OTT Kepala Daerah Tak Pernah Usai?

Sedikit Catatan Pasca Pemeriksaan di Polda Metro Jaya (PMJ) Kemarin

Operasi Garis Dalam Jokowi: Ketika Kekuasaan Tidak Rela Pensiun

Jejak Kekuatan Riza Chalid: Mengapa Tersangka “Godfather Migas” Itu Masih Sulit Ditangkap?

Penjara Bukan Tempat Para Aktifis

FTA Mengaku Kecewa Dengan Komposisi Komite Reformasi Yang Tidak Seimbang

Keadaan Seperti Api Dalam Sekam.

Ach. Sayuti: Soeharto Layak Sebagai Pahlawan Nasional Berkat Jasa Besarnya Dalam Fondasi Pembangunan Bangsa

SPPG POLRI Lebih Baik Dibanding Yang Lain Sehingga Diminati Sekolah



No Responses