Penemuan ini dapat membantu para ilmuwan memprediksi badai matahari yang mengancam satelit, komunikasi, dan jaringan listrik dengan lebih baik, menurut sebuah studi
ANKARA – Wahana Surya Parker milik NASA telah mengamati secara langsung proses matahari yang memicu letusan dahsyat yang mampu mengganggu teknologi di Bumi, menandai terobosan dalam prakiraan cuaca antariksa.
Studi yang dipublikasikan di Nature Astronomy dan disorot oleh ScienceDaily pada hari Rabu ini dapat meningkatkan prediksi badai yang mengancam satelit, komunikasi, dan jaringan listrik.
Rekoneksi magnetik terjadi ketika garis-garis medan magnet dalam plasma putus dan terhubung kembali, melepaskan energi dalam jumlah besar. Para ilmuwan telah mempelajari fenomena ini di magnetosfer Bumi, tetapi menangkapnya di Matahari hanya mungkin dilakukan dengan perjalanan wahana ini ke atmosfer matahari, kata ScienceDaily.
Pada bulan September 2022, wahana ini merekam letusan matahari yang besar, menangkap data plasma dan medan magnet yang mengonfirmasi fenomena yang telah lama diduga. Solar Orbiter milik Badan Antariksa Eropa memberikan pengamatan pelengkap.
“Kami telah mengembangkan teori rekoneksi magnetik selama hampir 70 tahun, sehingga kami memiliki gambaran dasar tentang bagaimana berbagai parameter akan berperilaku,” kata Dr. Ritesh Patel, penulis utama studi ini dan ilmuwan peneliti di Southwest Research Institute.
“Pengukuran dan observasi yang diterima dari pertemuan tersebut telah memvalidasi model simulasi numerik yang telah ada selama beberapa dekade dengan tingkat ketidakpastian tertentu. Data ini akan menjadi batasan yang kuat bagi model-model mendatang dan menyediakan jalur untuk memahami pengukuran matahari PSP dari kerangka waktu dan peristiwa lain.”
Studi ini menunjukkan bahwa penemuan wahana ini dapat membantu melindungi infrastruktur penting dan memastikan komunikasi selama peristiwa matahari besar.
“Sejak akhir 1990-an, kami telah mampu mengidentifikasi rekoneksi di korona matahari melalui pencitraan dan spektroskopi. Deteksi in situ dimungkinkan di magnetosfer Bumi dengan peluncuran misi seperti misi Magnetospheric Multiscale (MMS) NASA. Namun, studi serupa di korona matahari baru dimungkinkan ketika Wahana Surya Parker NASA diluncurkan pada tahun 2018,” kata Patel.
SUMBER: ANADOLU
EDITOR: REYNA
Related Posts

Warna-Warni Quote

Kunjungan Jokowi Dan Gibran Ke Keraton Kasunanan Mataram Surakarta Hadiningrat

Krisis Spiritual di Balik Krisis Ekonomi

Tambang Ilegal Diduga Kebal Hukum, LSM Gresik Minta APH Setempat Dan Polda Jatim Bertindak Tegas

Insentif Untuk Berbuat Dosa

Kalimantan Timur: Gratifikasi IUP Batubara dan Kerugian Negara miliaran

Bengkulu: Pelabuhan, Perizinan dan Korupsi Tambang Batubara

Lahat, Sumatera Selatan: Izin Usaha Pertambangan Yang Merugikan Negara Ratusan Miliar

Dharma dan Karma Prabowo

Pakar Intelijen : Dua Tokoh Nasional Diduga Menitip MRC ke Mantan Dirut Pertamina


No Responses