ZONASATUNEWS.COM, MADRID – Dubes Muhammad Najib dalam Kajian Ramadhan melalui channel Youtube mengaku sedih kalau meperhatikan sosial media di Indonesia. Bila ada satu orang saja yang menjadi mualaf, umat islam senangnya bukan main. Sebaliknya, bila ada yang berbeda afiliasi politiknya, justru tidak diakui sebagai orang Islam.
“Harus dipisahkan antara politik dan dakwah. Kadang-kadang politik ini membuat kita kehilangan kecerdasan,” kata Dubes Najib.
Dubes Najib juga mengingatkan bahwa, Allah akan mengangkat derajat seseorang bila memenuhi syaratnya.Syarat perlu, yaitu beriman.Dan syarat cukup yaitu berilmu.
“Syarat iman saja tidak cukup, tapi perlu berilmu,” ungkapnya.
Dia meyakini sikap ramah, sikap baik, sikap moderat, sikap toleran, itu semua akan bermuara pada Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Itu adalah sikap unggul dan sikap percaya diri. Sebaliknya sikap marah-marah, mengolok-olok, dan mengancam-ancam, adalah sikap inferior dan tidak percaya diri, tidak mengayomi, dan itu harus ditinggalkan.
Karena memang bukan seperti itu sikap yang diajarkan Rosulullah. Beliau tidak pernah mengolok-olok orang dan merendahkan orang. Rosulullah selalu menggembirakan. Dan juga jangan mengajarkan Islam dengan mengancam-ancam dan menakut-nakuti. Islam itu membawa kebaikan dunia dan akherat (fidunya hasah wafil akherati hasanah).
Di Jogja itu pengaruh Muhammadiyah sangat kuat. Muhammadiyah berdakwah dengan cara yang menggembirakan, tidak menakut-nakuti dan mengancam.
Baca Juga: Renaisance of Islam, Kajian Ramadhan Bersama Dubes Muhammad Najib (Bagian-2)
“Saya meyakini sikap toleran, moderat, terbuka, egaliter, ini akan menjadi pintu masuk ilmu pengetahuan dari manapun berasal. Sehingga tidak ada batas (barrier) bagi kita. Sehingga bisa menyerap kelebihan-kelebihan bangsa lain. Kita bisa menyerap temuan-temuan terbaru tentang sain dan teknologi, dan ini akan menjadi sumber keunggulan kita dimasa depan,” jelasnya.
Dia meyakini bahwa kemajuan umat Islam itu ditentukan kemampuan umat Islam dalam menguasai sain dan teknologi. Sebagaimana umat terdahulu baik di Andalusia maupun di Baghdad.
“Oleh karena itu kita harus dorong anak-anak kita, saudara-saudara kita untuk kembali menekuni sain dan teknologi. Banyak yang mempertanyakan, mengapa umat Islam saat ini tidak terlalu perhatian terhadap sain dan teknologi. Ada yang berspekulasi karena kecenderungan tasawuf atau sufisme didalam Islam. Ini kan mengejar kebahagiaan personal kalau dalam sufisme itu. Mengejar kebahagiaan personal di dunia dan berorientasi berlebihan terhadap akherat,” papar Dubes Najib.
Tapi ada juga yang berspekulasi karena orientasi fiqih yang berlebihan. Fiqih ini menjadi dominan ketika umat Islam berkuasa. Sehingga kekuasaan itu harus diatur secara formal agar negara tertib. Ketika umat Islam tidak berkuasa lagi,orientasi fiqih ini diterus-teruskan, sehingga kemudian semakin jauh tertinggal.
“Saya kira boleh saja orang per orang beorientasi sufisme, esoterisme, kebahagiaan pribadi, zuhud, fiqih, tetapi mayoritas harus diarahkan untuk menguasai sain dan teknologi. Kita sudah terlalu jauh tertinggal bila dibandingkan dengan bangsa Jepang dan China di Asia. Itu sudah jauh meninggalkan kita. Bangsa Eropa sudah maju, mereka sudah lebih dulu menguasai sain dan teknologi,” paparnya.
Baca Juga: Renaissance of Islam, Kajian Ramadhan Bersama Dubes Muhammad Najib (Bagian-1)
Kalau kita bicara komputer, hardware maupun software, mana ada negara Islam atau dunia muslim yang terlibat diduna ini, tidak ada, kata Dubes Najib. Jepang dan China sudah sangat maju. Bahkan Israel yang mewakili komunitas Yahudi jauh sangat maju.
Kalau kita bicara proyek ke ruang angkasa, mana negara Islam yang terlibat dalam proyek ini. Mana negara muslim yang bisa bikin satelit. Mana negara muslim yang bisa buat kereta cepat. Mana negara muslim yang bisa menguasai software.
“Sekarang ini kan seperti Google, Facebook, Twitter, menguasai alam pikiran kita. Bahkan data-data umat manusia seluruh dunia detik demi detik disedot, yang kemudian menjadi Big Data. Mereka tahu betul peta dunia, sementara kita buta,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu Dubes Najib juga mengajak jamaah masjid Mardiyah yang menjadi pusat Islamic Center di Jogja yang berbasis di Universitas sangat bergengsi, ini bisa menjadi pelopor dalam mengembangkan riset-riset modern khususnya terkait dengan sain dan teknologi.
Kalau kita bicara Spanyol, sambung Dubes Najib, ilmuwan-ilmuwan sosial juga bergantung kepada umat Islam. Ibnu Khaldun itu diakui sebagai pioner, penemu teori sejarah modern, teori sosial modern yang berbasis kepada riset di masyarakat. Bahkan, juga ada sejumlah ilmuwan di Eropa saat ini mengatakan bahwa, Ibnu Khaldun-lah yang menjadi cikal bakal ilmu ekonomi modern, bukan Adam Smith dan seterusnya.
Ini kan sangat menarik, katanya, semenara kita melupakan dan meninggalkan ilmuwan-ilmwan kita, justru ini dipungut (teori Ibnu Khaldun) dijadikan rujukan mereka. Begitu juga ilmu filsafat, ada Ibnu Rusyd sangat terkenal sekali di Eropa dan dunia Barat, karena Ibnu Rusyd menjadi jembatan dari filsafat Yunani kuno menjadi filsafat modern, yang kemudian menjadi basis liberalisme, egalitarianisme, dan juga meritokratisme, di dunia barat sehingga mereka maju seperti saat ini.
“Jadi, dengan kata lain ilmu umat Islam yang lama hilang dan dilupakan mari kita pungut kembali. Karena itu akan menjadi jalan bagi kita untuk bangkit. Karena itu saya yakin Ranaisance of Islam ini ditentukan kemampuan kita untuk menguasai sain dan teknologi,” tegas Dubes Muhammad Najib.
TAMAT
EDITOR: REYNA
Related Posts

AS Tolak Peran Hamas dan UNRWA di Gaza, Blokade Bantuan Israel Berlanjut

Pemerintahan Trump akan membuka suaka margasatwa Alaska untuk pengeboran

Akankah pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir memberdayakan Afrika atau justru memperkuat ketergantungan pada negara asing?

‘Pembersihan etnis pelan-pelan:’ Setelah gencatan senjata Gaza, eskalasi Israel bergeser ke Tepi Barat

Putusan HAMAS: ICJ menegaskan Israel melakukan genosida, menolak legalisasi permukiman

Laporan: Amazon berencana mengganti pekerja dengan robot

Penjelasan – Mungkinkah inovasi digital membentuk masa depan layanan kesehatan di Afrika?

Kecerdasan buatan akan menghasilkan data 1.000 kali lebih banyak dibandingkan manusia

Serangan Israel menewaskan 42 orang di Gaza karena kedua belah pihak mengatakan pihak lain melanggar gencatan senjata

Iran, Rusia, dan Tiongkok mengirim surat ke PBB yang menyatakan kesepakatan nuklir dengan Teheran telah berakhir



Jaxx LibertyNovember 15, 2024 at 7:30 pm
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/internasional/renaisance-islam-kajian-ramadhan-bersama-dubes-muhammad-najib-bagian-3tamat/ […]
nutrition businessNovember 24, 2024 at 5:46 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 71047 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/internasional/renaisance-islam-kajian-ramadhan-bersama-dubes-muhammad-najib-bagian-3tamat/ […]
pgslot168December 25, 2024 at 6:40 pm
… [Trackback]
[…] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/renaisance-islam-kajian-ramadhan-bersama-dubes-muhammad-najib-bagian-3tamat/ […]
ทนายความ นนทบุรีJanuary 22, 2025 at 7:26 am
… [Trackback]
[…] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/internasional/renaisance-islam-kajian-ramadhan-bersama-dubes-muhammad-najib-bagian-3tamat/ […]