Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-48)

Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-48)
Agus Mualif Rohadi

Oleh : Agus Mualif Rohadi

V. Nabi Musa, Harun, Bani Israel Pulang ke Baitu Maqdish.

Peristiwa pertemuan antara hamba Allah dengan nabi Musa tersebut menunjukkan bahwa (1) Pengetahun nabi Musa adalah pengetahuan yang bersifat dhohir dan empiris, yang dengan pengetahuan dhohirnya tersebut nabi Musa menghukumi perbuatan hamba Allah adalah perbuatan yang salah. Tentu dari aspek hukum kehidupan empiris apa yang dipersoalkan nabi Musa tidak bisa disebut salah, namun (2) hamba Allah mempunyai pengetahuan dari sisi Allah dan mendapat perintah dari Allah yang tidak bisa dilihat atau dihukumi secara dhohir. Hamba Allah tersebut diberikan ilmu yang dapat mengetahui tentang hakikat suatu peristiwa, baik sebelum terjadi, sedang terjadi maupun setelah terjadinya suatu peristiwa. Bukan ilmu yang berdasarkan pengetahuan yang bersifat dhohir atau empiris namun ilmu non empiris atau mengetahui sesuatu yang ghaib berdasarkan pengetahuan yang diberikan dari sisi Allah yang digunakan untuk mencegah dan merubah peritiwa yang akan terjadi dalam suatu keburukan dengan menggantinya menjadi peristiwa kebaikan.

Dari peristiwa tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa meskipun Allah telah mengutus nabi nabi yang dibekali risalah Allah untuk mengajak manusia hidup dalam keadaan beriman agar dapat menuju kebaikan, namun keberadaan risalah Allah tersebut tidak bisa menjamin bahwa manusia akan berbuat sebagaimana yang tertulis dalam risalah Allah tersebut. Oleh karena itu Allah juga mengutus hamba Allah yang tidak diketahui yang akan membantu dan menolong manusia untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Hamba Allah itu oleh para mufassir berdasarkan hadits Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda, asal usul hamba salih yang dinamakan Khidir adalah karena jika ia duduk diatas rumput kering, rumput tersebut akan kembali menjadi hijau, dari kata akhdar yang berarti hijau (HR Bukhari dan Ahmad). Hadits itupun ternyata tidak menjelaskan nama sebenarnya nabi Khidir. Sedang yang dimaksud dengan rahmat ialah wahyu dan kenabian, sedang yang dimaksud ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib. Dengan demikian nabi Khidir adalah seorang nabi yang disembunyikan asal usulnya, seperti halnya sangat tersembunyinya ilmu Allah yang diberikan kepada nabi Khidir, sama dengan tersembunyinya riwayat kehidupan sampai kematiannya.

19. Bani Israel sedang berputar putar, Nabi Harun meninggal.

Dari Kitab Bilangan 20 : 14 – 29, diperoleh informasi, tidak lama setelah peristiwa mata air batu meriba, kemudian bani Israel melakukan perjalanan kembali. Arah perjalanan ternyata justru kembali ke Kadesh Barnea dan membuka kembali perkemahan di wilayah tersebut. Dari tempat tersebut nabi Musa mengirim utusan ke raja edom. Nabi Musa mengetahui bangsa edom adalah saudara bani Israel. Utusan dipesan untuk menceritakan tentang kisah bani Israel yang pindah ke Mesir dan suatu saat diperlakukan secara jahat oleh bangsa Mesir. Hingga akhirnya bani Israel di tuntun Tuhan melalui rasulnya meninggalkan Mesir untuk menuju negerinya yang sudah lama ditinggalkannya, sedang bani Israel telah berada di suatu persingggahan di Kadesh Barnea di tepi perbatasan wilayah Edom. Bani Israel hendak menuju kawasan gurun negev.

Bani Israel minta ijin hendak melawati jalan jalan besar negeri edom, tidak akan menggangu ladang, kebun, tidak menyimpang ke kiri maupun ke kanan. Namun jawaban penduduk edom adalah tidak mengijinkan melewati jalan di wilayahnya. Ketika bani Israel juga menyatakan akan membayar air yang diminum, dan lewat dengan jalan kaki saja, namun tetap tidak diijinkan oleh bangsa edom, dan bangsa edom mengancam memerangi jika bani Israel memaksa melalui jalan di wilayahnya. Bani Israel kemudian mengambil jalan menyimpang menuju Beneyaakan dan berkemah disana. Namun didepan mereka terbentang padang gurun Hor yang sangat tandus. Tidak diriwaytkan apa yang menjadi masalahnya, namun kemudian dari Bene Yaakan, bani Israel kembali ke arah selatan menelusuri batas wilayah edom di padang belatara Zin, berkemah di Horhagidgad. Mungkin kekhawatiran atas persoalan ketidak tahuan tentang letak sumber air menyebabkan mereka kembali menyusuri jalan kearah selatan, hingga akhirnya berhenti agak lama di Horhagidgad. Kemudian bergerak lagi memasuki jalan diantara batas wilayah selatan bangsa edom dengan batas sebelah utara bangsa Madyan dan berkemah lagi di Yotbata, kemudian bergerak lagi dan berkemah di Abrona, kemudian bergerak lagi dan berkemah di Ezion – Geber, sehingga sampai di perbatasan wilayah suku Madyan di ujung teluk aqabah.

Akibat penolakan suku Edom atas permintaan bani Israel melewati jalan jalan di wilayahnya dan kekhawatiran tidak menemukan sumber air yang memadai bagi rombongan bani Israel dan ternak ternaknya, membuat mereka menempuh jalur jalan yang semakin menjauh dari wilayah Kanaan. Setelah beberapa lama berkemah di dekat Ezion Geber, tidak riwayatkan apa yang menjadi sebab bani Israel kembali berbalik arah ke utara menelusuri jalan semula yang panjang menyisir gurun Zin dan akhirnya berkemah lagi di Kadesh Barnea. Suatu perjalanan yang tentu menimbulkan penderitaan bagi bani Israel, menempuh jalur jalan yang berulang dan belum menemukan jalan yang pasti untuk ke baitul maqdish. Setelah beberapa lama di Kadesh Barnea, kemudian mereka memutuskan menelusuri padang gurun berbatu yang ganas di batas utara wilayah bangsa edom menuju ke arah gunung Hor. Perjalanan ini menunjukkan bahwa bani Israel sedang dalam kebingungan yang disebabkan oleh hukuman Allah bahwa mereka akan berputar putar hingga harus menungggu waktu 40 tahun agar bisa memasuki wilayah baitul magdish.

BACA JUGA:

Ditengah jalan, ketika mendekati gunung Hor, nabi Musa dan nabi Harun mendapatkan firman Tuhan, bahwa nabi Harun segera dikumpulkan dengan leluhurnya. Ketika perjalanan sampai disuatu tempat Nabi Musa mendapat perintah memanggil nabi Harun dan anaknya yaitu Eleazar, agar mereka dibawa naik ke gunung Hor. Pakian (jubah imam) yang di pakai Harun agar di tanggalkan untuk dipakai Eleazar. Dengan pandangan mata seluruh warga bani Israel, nabi Musa kemudian membawa Nabi Harun dan Eleazar naik gunung, dan ketika hampir dipuncak gunung Hor mereka berhenti. Kemudian Nabi Musa menanggalkan pakaian Nabi Harun dan mengenakannya pada Eleazar. Dengan demikian jabatan pemimpin imam telah beralih kepada Eleazar. Sejenak kemudian Nabi Harun meninggal dan dikubur di tempat itu, dipuncak gunung Hor. Nabi Harun meninggal pada usia seratus dua puluh tiga (123) tahun dan bani Israel berkabung menangisi kematian Nabi Harun selama tiga puluh hari. Dengan meninggalnya nab Harun, bani Israel kemudian berhenti sejenak untuk berkemah di dekat gunung Hor.

Nabi Harun meninggal tepat setelah empat puluh tahun bani Israel meninggalkan Mesir.Orang orang yang pertama kali keluar dari Mesir telah hampir semuanya meninggal dan rombongan bani Israel saat itu adalah generasi anak dan cucu dari bani Israel yang menyeberangi laut teberau. Generasi nabi Harun dan nabi Musa juga tinggal sedikit, sebagian besar sudah meinggal selama di perjalanan. Kawasan gurun sinai, paran, zin menjadi kawasan tempat kubur bani Israel. Pada saat itu, bani Israel telah berganti generasi. Sedang bani Israel belum menemukan jalan yang pasti untuk menuju baitul maqdish. Namun sudah dekat waktunya bani Israel untuk masuk ke Baitul maqdish.

Perjalanan bani Israel ketika sampai ke Ezion Geber lalu kembali keutara menyisir kembali ke perbatasan gurun zin menuju Kadesh barnea baru ketimur sambil menyusuri batas wilayah utara bangsa edom, menunjukkan bahwa bani Israel menghindari perselisiahan dengan bangsa madyan dan bangsa edom. Bangsa Madyan adalah saudara jauhnya dari keturunan nabi Ibrahim dengan istrinya yang bernama Ketura, sedang bangsa edom adalah saudara jauhnya dari keturunan Esau saudara kembar nabi Ya’kub.

Koleksi Agus Mualif, berfoto di muka sebuahbangunan kubur di gunung Hor yang diyakinisebagai kubur nabi Harun.

20.Peperangan, Perzinahan, Pembunuhan dan Hukuman bagi Bani Israel.

Kitab bilangan meriwayatkan ada beberapa peperangan yang dialami bani Israel ketika mulai mendekati wilayah Baitul magdish usai kematian nabi Harun. Bani Israel tidak langsung dari bukit Hor menuju wilayah gurun negev, namun tetap menyisir batas sebelah utara wilayah edom menuju ke timur. Belum sampai meninggalkan wilayah gunung Hor, bani Israel diserang orang Kanaan yaitu raja negeri Arad yang berasal dari wilayah Negev. Bani Israel dapat mengalahkan raja arad dan kemudian menduduki wilayah tersebut yang wilayah itu kemudian dinamakan Horma.

JW.org Perkiraan peta perjalanan nabi Musa, nabi Harun dan bani Israel, dari Mesir hingga seberang timursungai Yordan di seberang daratan menuju kota Yerikho

(Bersambung…)

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K