Oleh : Agus Mualif Rohadi
(Tulisan kedua dari dua tulisan)
- Baca Tulisan Sebelumnya : Agus Mualif: Pembantaian Bayi-Bayi Di Betlehem (Bagian-1)
Nabi Zakariya setelah mendengar kehamilan itu, tidak mungkin menyembunyikan pada kaumYahudi. Sangat mungkin kemudian menginformasikan tentang kehamilan Maryam dan menceritakan proses kehamilannya. Bagi yang percaya kepada nabi Zakariya maka kehamilan tersebut melihat Maryam sebagai orang yang terpilih yang diharapkan akan melahirkan Messiah.
Namun bagi musuh nabi Zakariya, hal itu menjadi senjata untuk menyudutkan nabi Zakariya dan menuduh nabi Zakariya telah berbohong sekaligus menuduh Maryam telah berbuat Zinah.
Kaum yahudi segera membuat tekanan keras kepada nabi Zakariya agar mundur dari Haekal Sulaiman dan melepaskan status imam Haekal Sulaiman.
Para musuh nabi Zakariya juga berusaha mencari siapa yang telah berzinah dengan Maryam. Sampai beberapa lama dalam hitungan bulan, para musuhnya tidak dapat menemukan siapa yang telah berzinah dengan Maryam.
Namun tidak diketemukannya siapa pelaku zinah tidak mengurangi bahaya yang mungkin sewaktu waktu menimpa Maryam, karena sesuai tradisi kaum yahudi terhadap pelaku perzinahan adalah dilempari batu sampai meninggal.
Namun penduduk juga menyorot para Imam Haekal Sulaiman, karena Maryam selama ini dikenal sebagai perawan suci Haekal Sulaiman. Para imam musuh nabi Zakariya menyatakan Maryam telah menimbulkan aib pada Haekal Sulaiman, namun pernyataan tersebut justru tertuju pada para imam Haekal Sulaiman yang menjadi penghuni bilik bilik Haekal Sulaiman.
Situasi buntu dalam waktu cukup lama namun tetap membahayakan hidup Maryam. Bahaya dapat muncul dari orang orang yang tidak ingin Messiah lahir dan para musuh nabi Zakariya.
Injil barnabas pasal 2 mengkisahkan, murid nabi Zakariya yang sebelumnya berniat mempersunting Maryam kemudian membatalkan niatnya tersebut karena takut kepada Allah.
Namun dalam mimpinya, Yusuf didatangi malaikat yang memberi tahunya bahwa bayi laki laki yang ada dalam kandungan Maryam adalah kehendak Allah, yang kepadanya Yusuf akan memanggilnya Yesus. Seorang laki laki suci (Ngghulaaman Zakiyyan) ciptaan Allah di Rahim Maryam, seorang nabi Allah yang diutus kepada orang orang Israel agar orang orang Israel melaksanakan Hukum Allah – hukum Allah sebagaimana yang telah tertulis dalam hukum nabi Musa.
Dia akan datang dengan kekuatan besar yang dianugerahkan oleh Allah dan akan mempergunakan mukjizat – mukjizat yang hebat. Ketika Yusuf terbangun kemudian meneguhkan kembali niatnya untuk mempersunting Maryam. Niatnya mempersunting itu kemudian disampaikan kepada gurunya sekaligus wali Maryam yaitu nabi Zakariya.
Maryam kemudian memilih Yusuf sebagai suaminya. Dengan kesediaan Yusuf menikahi Maryam yang sedang hamil ini, untuk sementara persoalan Maryam menjadi terhenti.
Injil Barnabas pasal 2 menyebutkan yaitu Maryam telah dikenal mengemban kehendak Allah, kuatir terhadap penduduk, kalau kalau mereka merasa tersinggung olehnya atas kehamilannya itu, lalu akan melemparinya dengan batu sebagai hukuman terhadap dosa persundalan, telah memilih seorang rekan dari garis keturunannya seorang pria bernama Yusuf yang tiada cela dalam kehidupannya, karena dia seorang yang bersikap wajar, taqwa kepada Allah, menyembahNya, melakukan ibadah puasa dan shalat, seraya hidup dengan kecekatan tangannya, karena dia seorang tukang kayu.
Namun musuh nabi Zakaria masih berusaha mencari siapa yang telah berzinah dengan Maryam. Kisah kepergian Maryam dari Yerusalem disebut secara singkat dalam Qs Maryam 22 yaitu, ketika Maryam mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
Dari ayat tersebut di dapat kejelasan bahwa setelah mengandung kemudian Maryam pergi mengasingkan diri ke tempat yang jauh, yang berarti keluar dari Yerusalem.
Bila mengacu pada injil Barnabas maupun injil Lukas, maka Yusuf membawa Maryam dalam keadaan mengandung dan baru dinikahinya itu pergi ke Nazareth, sebuah perkampungan kecil berpenduduk ratusan orang di daerah Galilea.
Nazareth adalah perkampungan kecil yang tidak menarik perhatian,letaknya jauh di utara Yeruslem dan jauh dari kota kota lainnya, dan bukan wilayah penting dari negeri Yudea.
Bersambung kehalaman selanjutnya
Related Posts
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Agus Mualif: Masjidil Aqsha, Keruntuhan Pertama (Bagian 1) - Berita TerbaruJanuary 10, 2022 at 4:08 pm
[…] Baca Juga: Agus Mualif: Pembantaian Bayi-Bayi Di Betlehem (Bagian 2 -Tamat) […]