Debat Capres Dan Gagasan Prabowo (1) : Saya Menolak Stigma Terorisme Kepada Umat Islam

Prabowo juga mengatakan, ketidak adilan ekonomi dan sosial  bisa menjadi lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya paham radikal dan aksi terorisme

Oleh : Budi Puryanto, Pemimpin Redaksi zonasatunews.com

Pasca debat capres pertama, Kamis (17/1) kegaduhan timbul di dunia medsos. Seperti biasa, kedua kubu paslon saling ejek, saling hujat, untuk memuaskan sahwat politik sesaat. Mereka tidak berhasil, atau tidak mampu menangkap “apinya” debat. Yang mereka tangkap cuma ‘abunya” saja.

Sesungguhya ada banyak gagasan besar dari Prabowo Subianto yang menarik untuk diangkat menjadi diskursus publik. Salah satunya adalah soal terorisme.

Pertama, Prabowo menolak stigma terorisme yang dialamatkan kepada umat Islam. Pandangan anti mainstream. Karena stigma global sudah terlanjur kuat dibangun, dikukuhkan dan dipelihara khususnya di negara Barat dan sekutunya, bahwa umat Islam dibalik semua aksi terorisme di dunia. Ini skenario global dan massiv untuk mendeskreditkan Islam.

Butuh keberanian untuk menolak stigma itu. Dan lihat, Prabowo Subianto berani menyatakan pendapat itu diforum yang menjadi perhatian luas masyarakat Indonesia dan dunia. Tentunya stigma radikalisme dan intoleran juga tidak bisa begitu saja disematkan kepada umat Islam.

Pandangan Prabowo diatas bukan tanpa resiko. Negara-negara Barat dan sekutunya, yang mendisain isu terorisme global, pasti tidak suka dengan pandangan Prabowo itu. Karena pandangan itu  akan “mengganggu” dan lebih dalam lagi, akan membongkar konspirasi global yang mereka bangun.

Bahwa terorisme merupakan kejahatan, iya. Tetapi tidak benar kalau stigma terorisme itu dengan serta merta dialamatkan kepada umat Islam. Juga paham radikalisme dan intoleran, tidak boleh “ditodongkan” begitu kepada umat Islam.

Pelaku terorisme, radikalisme,dan intoleran, bisa siapa saja dan dimana saja. Kita memang berkewajiban memeranginya.

Kedua, Prabowo menawarkan gagasan untuk pencegahan dan memberantasan aksi terorisme. Prabowo berpendapat isu terorisme tidak berdiri sendiri. Ia terkait dengan isu global. Ada jaringan asing yang bekerja di Indonesia. Karena itu Prabowo akan memperkuat inteiijen Indonesia untuk melakukan deteksi dini untuk mencegah lebih awal. Ini diyakini akan efektif untuk mencegah masuknya jaringan terorisme dan paham radikal dari luar negeri.

Prabowo juga mengatakan, ketidak adilan ekonomi dan sosial  bisa menjadi lahan subur bagi tumbuh dan berkembangnya paham radikal dan aksi terorisme. Oleh karena itu dia menawarkan gagasan meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosial sebagai bagian dari upaya menekan berkembangnya aksi terorisme dan paham radikal yang mengutamakan pendekatan kekerasan.itu.

Gagasan Prabowo ini cukup segar dan memberikan harapan baru bagi pencegahan dan pemberantasan aksi terorisme dan paham radikalisme di Indonesia. Meskipun gagasan lain tetap perlu diperhatikan juga seperti gagasan deradikalisasi.

Related Posts