Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Musik, dari Kordova ke Eropa
Dr Muhammad Najib, Duta Besar RI untuk Spanyol mengatakan, bahwa musik berkembang pesat pada zaman keemasan peradaban Islam, khsusunya di era Dinasti Abbasiyah di Bagdad. Sekolah musik pertama kali muncul di era ini, di Baghdad, yang merupakan ibukota Dinasti Abbasiyah.
Kombinasi berbagai instrumen musik yang berasal dari berbagai negara berkembang pesat di era ini yang kemudian dikenal dengan nama Orkestra, sejalan dengan ditemukannya “not”.
“Apa yang muncul dan berkembang di Bagdad diduplikasi di Cordova. Kemudian dari Andalusia bangsa Eropa belajar musik,” ungkap Dubes Muhammad Najib.

Duta Besar RI untuk Spanyol dan UNWTO, Dr Muhammad Najib menghadiri undangan dari Universitas Nebrija untuk melihat pagelaran musik musim panas yang digelar kampus itu.
Pada awal perkembangannya, jenis musik dalam Islam bisa dibedakan menurut alat musik yang digunakan.
Kala itu, musik Islam hanya mengenal alat sederhana seperti rebana, rebab, seruling dan beduk. Nah, jenis musik yang berkembang pada masa ini adalah kasidah. Karena itu, kasidah bisa disebut sebagai salah satu jenis musik tertua dalam Islam.
Selain itu, ada gazal yang biasanya dimainkan hanya dengan menggunakan qanun dan rebab. Tema gazal adalah cinta dan kerinduan.
Di kawasan Hijaz, berkembang luas musik qabus atau qanbus. Di Indonesia, musik yang melibatkan banyak alat ini dikenal dengan sebutan gambus.
Di awal perkembangan musik Islam, dikenal pula nasyid, yakni jenis musik yang lebih menonjolkan lirik daripada musik. Lawannya adalah naubah, yang lebih menonjolkan unsur instrumen daripada lirik.
Kemudian, masuklah pengaruh musik Persia. Di era Dinasti Umayyah, mulai berkembang pesatlah musik di tanah Arab. Bahkan salah seorang Khalifah Umayyah, Yazid I dikenal sebagai penulis lagu.
Seorang musisi asal Makkah, Said ibn Misjah pun muncul sebagai orang pertama yang menerjemahkan lagu Bizantium (Romawi Timur) dan Persia ke dalam bahasa Arab.
Puncak perkembanan musik
Perkembangan seni musik Islam mencapai puncaknya di era Dinasti Abbasiyah. Saat itu, Baghdad sebagai pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, menjadi pusat budaya dan peradaban Islam.
Kota ini melahirkan banyak musisi dan ahli musik. Puluhan judul buku tentang musik pun diterbitkan. Pada masa kepemimpinan Khalifah Harun ar-Rasyid, para musisi disantuni dan hidup sejahtera.
Salah seorang musisi itu adalah Ibrahim al-Maushuli. Dialah orang pertama yang mengenalkan aturan tempo dan ritme dalam lagu. Ada pula musisi lain, yakni Ibn Jami yang sangat piawai mengolah nada.
Perhatian yang besar dari pemerintah menjadi cambuk semangat bagi para musisi. Tak heran, pada masa itu lahirlah banyak karya seniman. Salah satu yang amat terkenal, yakni Kitab al-Aghani (Buku Nyanyian) karya Yahya al-Makki. Terbit pula Kitab al-Musiq al-Kabir (Buku Besar Musik) karya al-Farabi.
Al Farabi orang pertama yang membuat notasi nada dalam musik: 1(do)-2(re)-3(mi)-4(fa)-5(sol)-6(la)-7(ti/si). Tentu saja terus-menerus mengalami penyempurnaan, menjadi sepeti sekarang ini.
Seperti dikatakan Dr Muhammad Najib diatas, sekolah musik pertama terdapat di Baghdad.Tetapi segera diduplikasi di Kordova, sebagai ibukota kekuasaan Islam di Andalusia, yang sekarang bernama Spanyol dan Purtugal.
Dari Kordova ini akhirnya musik mulai dikenal di Eropa. Banyak pelajar-pelajar Eropa belajar di sekolah musik yang ada di Kordova ini. Karena secara geografis lebih dekat dibanding harus ke Baghdad.
Pertunjukan Orkestra yang memadukan berbagai instrumen musik diajarkan di sekolah ini, disamping tentu saja pelajaran menggunakan berbagai alat musik dunia saat itu. Sekolah ini juga mengajarkan olah vokal.
Sekolah musik yang diajarkan di Kordova ini diadopsi oleh bangsa Eropa, dan terus dikembangkan dan dilestarikan hingga saat ini.
BACA JUGA:
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (10)
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (11)
Saat ini di Eropa, sekolah musik sangat dihargai dan dikelola dengan serius serta profesional.Sekolah musik di Spanyol, misalnya Forum Musikae, mahasiswanya berasal dari seluruh dunia. Sekolah itu membuka berbagai strata mulai sarjana hingga tahap master.
Dr Muhamma Najib pernah diundang mengunjugi salah satu Sekolah Tinggi Musik terbaik didunia yang berada di Madrid. Sekolah yang bernama Forum Musikae ini telah berkembang sangat pesat.
Salah satunya adalah penggunaan teknologi yang canggih dalam pengajarannya, sehingga pada beberapa kesempatan guru dan murid tidak perlu untuk bertemu secara langsung untuk proses belajar mengajar.
“Sekolah ini memiliki jenjang pendidikan S1 dan S2, dan bisa menampung sekitar 200 mahasiswa. Forum Musikae merupakan sekolah formal yang diakui pemerintah,” kata Jimmy Lim yang, pimpinan sekolah ini, yang berdarah campuran Indonesia-Spanyol. Ayahnya asal Indonesai dan ibunya berasal dari Spanyol.
Setiap tahun sekolah ini mengadakan konser, bukan hanya di Spanyol tetapi juga dibeberapa negara Eropa.
Dosen-dosennya yang bergelar profesor berasal dari seluruh dunia. Kelas-kelasnya dibantu dengan komputer, sehingga dosennya tidak harus datang.
Mahasiswanya berasal lebih dari 30 negara didunia. Hingga tahun lalu (2021) ada 6 mahasiswa berasal dari Indonesia.
Direktur Forum Musaikae, Jimmy Liim mengatakan, Forum Musikae berbasis di Madrid dan menyatukan lebih dari 100 solois dan pendidik paling bergengsi dari seluruh dunia. Bekerjasama dengan sekolah-sekolah musik ternama seperti Sekolah Musik Manhattan, Sekolah Musik Julia, Universitas Berlin, Universitas Freiburg, Konservatorium Tinggi Paris, dan Konservatorium Tinggi Bressels.
“Kami menggabungkan tokoh-tokoh besar dalam kancah internasional, sehingga para siswa yang ingin mengambil gelar resmi atau Bologna Procces. Untuk gelar sarjana dan master dapat mengambilnya disini di Spanyol,” sambung Jimmy.
Murid rajin dan murid malas
Eropa bisa dikatakan murid rajin dan cerdas dalam menyerap peradaban Islam, termasuk ilmu musik dan sekolah musik, yang telah maju pada saat Eropa masih “tidur dizaman kegelapan”.
Dia menyerap seluruh pelajaran peradaban Islam, seluruh kemajuan berupa sain, teknologi, dan seni yang dihasilkan oleh peradaban Islam.
Tidak berhenti sampai disitu, Eropa juga melakukan apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Islam saat menyerap dan mengintegrasikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dari bangsa lain sebelumnya, dibawah komando Universitas Baitul Hikmah di Baghdad dan Kordova.
Sehingga ilmu pengetahuan menjadi semakin kaya dan berkembang, mereka menghasilkan ilmu-ilmu baru, temuan teknologi baru, yang mendorong perkembangan masyarakat.
Eropa pada awalnya melakukan “copy paste” dari peradaban Islam, sebelum pada akhirnya menemukan jalan sendiri untuk maju, berkembang, dan meninggalkan dunia Islam.
Sebaliknya, generasi penerus muslim seperti layaknya “murid malas”, tidak mau mengembangkan peradaban Islam, seperti halnya bangsa Eropa. Wajar apabila, yang satu berkembang karena terus-menerus belajar dan yang satunya tertinggal karena malas belajar.
Memahami sejarah, termasuk sejarah musik, kita akan menjadi tahu letak kunci kemajuan peradaban suatu bangsa. Kemajuan peradaban Islam diraih pada saat masyarakat muslim saat itu menguasai berbagai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Begitu juga kemajuan peradaban bangsa Eropa saat ini. Bahkan mereka masih terus belajar dan terus mengembangakan kunci kemajuan tersebut.
Generasi muslim harus menyadari hal ini, dan mulai mengambil inisiatif dengan berani dalam merintis penguasaan sain, teknologi, dan seni, yang saat ini dikuasai oleh Eropa, Amerika, India, dan sebagian bangsa Asia.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (14) - Berita TerbaruJuly 25, 2022 at 11:00 am
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (12) […]
torzon marketOctober 28, 2024 at 10:09 am
… [Trackback]
[…] Read More here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-12/ […]
เครื่องทำน้ำอุ่นพลังงานแสงอาทิตย์December 26, 2024 at 6:46 am
… [Trackback]
[…] Here you can find 56791 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-12/ […]
healty eatingDecember 28, 2024 at 1:51 am
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-12/ […]
สกรีนแก้วFebruary 12, 2025 at 9:23 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-12/ […]