Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Salah satu simbol peradaban Islam adalah Baitul Hikmah, yang awalnya didirikan di Baghdad kemudian berkembang juga di Andalusia, wilayah kekuasaan Islam di Eropa. Yang dikenal sebagai Rumah Ilmu atau kalau dalam istilah sekarang lebih tepat dikatakan sebagai Universitas.
Baitul Hikmah merupakan pusat penelitian (riset) dan integrasi ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa, pusat pengajaran, diskusi dan seminar oleh para ilmuwan-ilmuwan saat itu.
Proyek mercusuar berupa penterjemahan besar-besaran dari berbagai karya ilmiah berbahasa asing (Yunani, India, Persia, China, Mesir, Sanskerta, dan Suryani) telah membuka saluran bagi masuknya ilmu pengetahuan dari berbagai bangsa tersebut.
Lebih dari itu, perterjemahan itu kemudian diikuti oleh kegiatan pengkajian dan integrasi ilmu pengetahuan, sehingga kemudian banyak melahirkan ilmu-ilmu baru.
Dr Muhammad Najib, Duta Besar RI untuk Spanyol, mengatakan, “Ilmuwan muslim banyak merintis sain dan teknologi baru pada zaman keemasan peradaban Islam, seperti Optik, Astronomi, robot. Nama-nama yang didahuli oleh kata “Al” umumnya berasal dari bahasa Arab termasuk Azimuth, Alkohol, Aljabar, Alchemi (kimia), dan seterusnya. Ilmu Kimia dan Fisika berkembang pesat di zaman kejayaan Islam yang keduanya mendorong industri maju pada zamannya.”
Berkat berkembangnya industri kertas di Baghdad dan dunia Islam saat itu, karya-karya ilmuwan muslim menjadi lebih mudah untuk dicetak dan disebarkan ke penjuru negeri. Banyak diantara karya-karya tersebut merupakan peletak dasar ilmu baru, dan diakui dunia hingga saat ini.
Robot dan pompa air
Namanya Ismail Al-Jazari, dikenal sebagai Al-Jazari. Ilmuan muslim ini dikenal sebagai pencipta robot pertama didunia. Hidup sekitar rabad ke-12 M. Ia salah satu mekanik yang handal pada zamannya, bahkan yang terbesar.
Al Jazari juga dikenal sebagai Bapak Robotika dunia. Sebelum dunia modern mengenal robot, tokoh muslim ini terlebih dahulu sudah menciptakan robot.
Dalam catatan, selama hidupnya, Ismail al-Jazari berhasil menciptakan 174 gambar perangkat mekanik. Lebih dahsyat lagi, sekitar 80 rancangan telah ada tata cara pembuatannya secara detail.
Ehsan Masood, dalam buku Sciene and Islam: A History, menerangkan bahwa Ismail Al-Jazari juga telah menemukan pompa air. Alat tersebut salah satu bikinan cendekiawan muslim yang luar biasa itu.
Mesin pengangkut air itu dinamakan dengan Saqiya. Pompa air tersebut, sangat berpengaruh bagi kehidupan di kawasan Timur Tengah. Saqiya merupakan mesin pengangkut air yang memaksimalkan pengangkutan air dari sumur bawah tanah.
Al Jaziri, dalam pembuatan Saqiya terinpirasi dari alat sedot ala Bizantium. Pada era Romawi dulu, alat sedot tersebut diperuntukkan menjaga api agar selalu menyala. Untuk memaksimalkan Saqiya, dia menggunakan katup dan mekanisme penghubung engkol. Al Jaziri menciptakan pompa isap dengan piston kembar yang bisa bergerak maju-mundur terus-menerus.
BACA JUGA:
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (6)
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (7)
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (8)
Optik
Alhazen merupakan ilmuwan muslim yang masyhur di Barat. Dikenal sebagai Alhazen, nama aslinya Ibnu al-Haytham, merupakan seorang ilmuwan pertama, yang menemukan teori dasar optik fisiologis; prinsip optik mata dan penglihatan.
Kontribusinya pada ilmu pengetahuan modern sangatlah besar. Ia berasal dari Basrah. Ia hidup di bawah dinasti Abbasiyah.
Nasser Pouyaan, dalam jurnal yang berjudul Alhazen, the Founder of Physiological Optics and Spectacles, memuji kehebatan dan kecerdasar ilmuwan Basrah ini. Berkat teori dari Alhazen, manusia hari ini mengenal kamera obscura.
Menurut pengakuannya, teori itu terinspirasi setelah membaca ayat Al-Qur’an tentang kusuf (gerhana).
Dalam bidang fisika, Alhazen mengenalkan hukum bias ptolomeus. Ia menganalisa dengan mateng tentang pembiasan cahaya. Hasil risetnya, cukup memberikan sumbangsih di bidang astronomi.
Pasalnya, lewat bias ptolomeus, berguna untuk mengamati waktu, mengenal gerak benda angkasa, pun mampu mengenal pelbagai fenomena alam.
Peta dunia
Al-Idrisi, nama populernya, merupakan ahli kartografi dalam Islam. Ia ahli dalam pembuatan peta. Al-Idrisi bisa menggambarkan peta dunia ini dengan detail. Ia mampu menggambarkan dunia pra industry yang membentang dari Samudera Atlantik hingga Pasifik.
Kamampuannya dalam geografi tak perlu diragukan lagi. Dalam buku, Islamic Civilization in Thirty Lives, karya Chase F Robinson, Al Idrisi mampu menyajikan wilayah geografis yang sebagian besar tidak terbayangkan pembacanya, yang menjungkir balikkan mata angin, dan menelanjangi asumsi umumnya diterima begitu saja oleh manusia modern.
Obat bius dan antiseptik
Abu Bakar ar Razi, merupakan dokter pertama yang menggunakan opium (obat bius) sebagai anestesi dan juga memakai alkohol medis sebagai antiseptik.
Abu Bakar ar Razi, salah satu ilmuwan muslim paling berpengaruh di dunia. Ar Razi lahir sekitar tahun 865 di Rayy—Teheran, saat ini jadi ibu kota Iran. Ia memberikan sumbangsih besar pada dunia dalam bidang bidang sains dan kedokteran. Di Barat ia dikenal dengan Rhazes, pakar kedokteran.
Dalam bidang kedokteran ia terkenal sangat terkenal. Dalam buku Classical Arabic Philosophy; an Anthology of Sources, Mc Ginnis dan D.C Reisman, menyebut Ar Razi termasuk dokter yang tajam dalam mendiagnosis penyakit. Untuk itu, ia dicari pelbagai orang untuk memakai jasanya, termasuk para pembesar Dinasti Abbasiyah.
Pandangan Ar-Razi tentang kedokteran berdasarkan pada penguasaannya atas banyak ilmu pengetahuan, baik berbahasa Yunani, Sanskerta, dan Suryani, dan tentu saja bahasa Arab. Chase Robinson, menyatakan pengetahuan Ar Razi dalam bidang kedokteran melahirkan pelbagai kitab, khususnya dalam bidang kedokteran.
Karya Ar Razi yang terkenal diantaranya: al Shuluk ala Jalinus, Tibb bal Fuqara wal Masakin, Man la Yahduruhu al Tibb, Kitab al Mansuri fi al Tibb.
Ada juga salah satu magnum opusnya dalam kedokteran adalah al Hawi fi Tibb, ensiklopedia medis yang telah diterjemahkan ke dalam pelbagai dalam bahasa di Amerika dan Barat. Buku ini juga telah lama jadi rujukan universitas terbaik di kampus-kampus Eropa.
Dalam pelbagai karyanya, sebagai dokter dan ilmuwan muslim ia banyak menulis persoalan medis, terutama tentang penyakit dalam pasien, pembedahan tubuh, serta oftalmologi.
Kehilangan mutiara
Sayangnya, warisan besar ilmuwan-ilmuwan muslim tersebut tidak dikembangkan oleh generasi Islam sesudahnya. Justru ilmuwan-iilmuwan Barat yang belajar dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan tersebut, hingga sekarang. Hasilnya, Barat bangkit (Renaisance), terus maju dan menguasai dunia. Sebaliknya, Timur (dunia Islam) makin mundur dan tertinggal, hingga sekarang.
Sudah saatnya dunia Islam mengambil kembali mutiara yang hilang tersebut. Generasi Islam harus bangkit kembali untuk merebut dan menguasai sain dan teknologi, mengkajinya dan mengembangkannya lebih maju lagi dari yang ada saat ini.
Barat bisa maju karena dia tekun mengembangkan warisan peradaban Islam. Pelajaran sejarah ini harus menjadi pemicu semangat generasi Islam. Kunci kemajuan peradaban terletak pada kemajuan sain dan teknologi.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (11) - Berita TerbaruJuly 21, 2022 at 1:15 pm
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (9) […]
Web3December 15, 2024 at 8:44 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-9/ […]
healty livingDecember 27, 2024 at 4:50 am
… [Trackback]
[…] Read More here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaisance-islam-9/ […]