Oleh: Budi Puryanto, Jurnalis
Industri tinta dan zat pewarna
Dr Muhammad Najib mengatakan, Ilmu Kimia dan Fisika berkembang pesat di zaman kejayaan Islam yang keduanya mendorong industri maju pada zamannya. Sebagai contoh, penemuan parfum, sabun, kertas, tinta dan pembuatan kerajinan tangan berbasis pengolahan, besi, tembaga, timah, menjadi berbagai bentuk peralatan rumah tangga, jendela dan lampu warna-warni yang dikombinasi dengan kaca. Porselin atau keramik ditemukan oleh China, kemudian Umat Islam yang mengembangkan dan mengenalkannya ke Eropa.
Peradaban Islam memang bukan yang pertama dalam menemukan dan memanfaatkan tinta.
Para ahli ada yang mengatakan penggunaan tinta tertua di dunia berada di Indonesia. Sebagai buktinya adalah lukisan gua tertua di dunia yang ada di El Castillo, Spanyol dan Sulawesi, Indonesia. Di era ini, tinta yang digunakan adalah oker untuk warna merah dan mangan untuk warna hitam. Tak hanya itu, manusia pada masa itu juga menggunakan getah tumbuhan dan darah hewan. Sejak saat itu, bahan tinta dan karakteristiknya telah berubah.
Perabadan Tiongkok juga menemukan tinta untuk menghitamkan permukaan gambar dan tulisan yang terpahat pada batu, sekitar lima ribu tahun yang lalu. Mereka membuat tinta dari campuran jelaga dari asap kayu cemara, lampu minyak, dan jelatin dari kulit binatang serta darah yang dibekukan.
Ada pula yang menyebutkan, tinta telah digunakan peradaban India Kuno pada abad ke-4 sebelum Masehi (SM) dengan nama mashi yang merupakan campuran dari beberapa substansi. Dokumen India yang ditulis dalam naskah Kharosthi dengan tinta ini ditemukan para arkeolog di wilayah Cina Timur (sekarang Xinjiang).
Pada masa kerajaan Yunani dan Romawi, tinta juga berkembang dan digunakan untuk menulis serta menggambar.Saat itu, tinta dibuat dari jelaga, lem, dan air.
Namun begitu, tinta ini tidak tahan lembap dan bisa luntur.Akhirnya, sekitar abad ke-5, mereka membuat tinta dari garam besi dan asam tannic dari kulit pohon.
BACA JUGA:
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaisance of Islam (16)
- Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (17)
Peradaban Islam
Peradaban Islam kemudian mengembangkan penemuan tinta sebelumnya. Pada masa kejayaan Islam ini, tidak hanya tinta warna hitam saja yang ditemukan, juga zat pewarna lainnya, seperti warna biru hitam, putih, merah, kuning, hijau, dan warna lain.
Selain itu bahan pembuat tinta juga dikembangkan lebih jauh. Para ilmuwan Islam melakukan penelitian mendalam untuk menemukan bahan tinta yang lebih baik.
Tinta dan zat warna merupakan bahan yang sangat penting untuk menopang aktivitas keilmuan dan seni. Karena itulah, umat Muslim pada zaman kekhalifahan memberi perhatian khusus terhadap ketersediaan tinta dan zat warna.
Industri tinta di dunia Islam sama pesatnya dengan perkembangan seni kaligrafi. Will Kwiatkowski dalam bukunya berjudul Ink and Gold: Islamic Calligraphy menuturkan, produksi tinta di dunia Islam telah dimulai 1.000 tahun yang lalu. Pada masa itu, tinta digunakan untuk menulis kaligrafi.
Salah satu faktor yang telah mendorong perkembangan sains, ilmupengetahuan, dan kesenian di dunia Islam adalah tersedianya tinta dan zat warna. Umat Islam pada zaman kekhalifahan memberi perhatian khusus terhadap ketersediaan dua komoditas itu.
Perkembangan industri tinta dan zat warna direkam secara khusus oleh Al-Muzz Ibnu Badis (wafat 416 H/1025 M) dalam bukunya bertajuk, Umdat Al-Kuttab (Buku tentang Keahlian Menulis dan Peralatan Orang-orang Arif).
Produksi tinta berkembang di setiap kekhalifahan, seperti Abbasiyah (749-1258), Seljuk (1055- 1243), Safawiyah (1520-1736), dan Mughal (1526-1857).
Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya bertajuk, Islamic Technology:An Ilustrated History, mengungkapkan, di era kejayaannya Peradaban Muslim telah mampu memproduksi tinta hitam.
Bersambug ke halaman berikutya
Related Posts
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (19) - Berita TerbaruAugust 2, 2022 at 9:24 am
[…] Memahami Gagasan Dr Muhammad Najib: Renaissance of Islam (18) […]
Engineering1January 8, 2025 at 10:10 am
… [Trackback]
[…] Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/memahami-gagasan-dr-muhammad-najib-renaissance-islam-18/ […]