JAKARTA – Seorang wanita asal Ponorogo, Dewi Astutik, akhirnya berhasil ditangkap di Kamboja setelah lama menjadi buronan kasus penyelundupan 2 ton sabu. Penangkapannya menghebohkan publik karena selama ini Dewi dikenal sebagai salah satu pemain besar dalam jaringan narkoba internasional.
Badan Narkotika Nasional (BNN) mengonfirmasi bahwa operasi ini merupakan hasil kerja sama panjang dengan Interpol dan aparat keamanan di Kamboja.
Masuk Jaringan Internasional dan Rekrut Kurir Indonesia
Kepala BNN menjelaskan bahwa Dewi bukan sekadar kurir atau perantara biasa, melainkan sosok kunci dalam jaringan narkoba kelas internasional. Perannya sangat strategis: ia merekrut kurir-kurir asal Indonesia untuk ditempatkan di berbagai negara.
“Kurir itu orang-orang Indonesia yang direkrut Dewi dengan bayaran tinggi. Mereka ditempatkan di berbagai negara di dunia. Jadi, Dewi ini masuk jaringan internasional,” ujar Kepala BNN, Suyudi Ario Seto.
Para kurir yang direkrut ditugaskan mengoperasikan pengiriman narkotika lintas negara, dengan Dewi bertindak sebagai pengendali yang mengatur jalur, logistik, dan alur komunikasi.
Dilindungi Milisi Sipil Bersenjata, Penangkapan Sangat Sulit
Salah satu alasan Dewi begitu sulit ditangkap adalah karena ia diduga berada di bawah perlindungan milisi sipil bersenjata di luar negeri. Struktur perlindungan ini membuat intelijen Indonesia dan Interpol harus bekerja hati-hati selama berbulan-bulan agar operasi tidak gagal.
“Menangkapnya tidak mudah, karena mereka dilindungi oleh barisan milisi sipil bersenjata,” tegas Kepala BNN.
Dalam beberapa tahun terakhir, Dewi disebut berpindah-pindah negara untuk menghindari deteksi aparat. Namun, kerja sama lintas negara akhirnya menutup ruang geraknya.
Kasus 2 Ton Sabu: Salah Satu yang Terbesar
Nama Dewi mulai mencuat setelah keterlibatannya terungkap dalam penyelundupan 2 ton sabu, salah satu kasus narkotika terbesar yang pernah ditangani aparat Indonesia. Jaringan yang beroperasi lintas negara ini dianggap sangat profesional, dengan pola operasi yang rapi dan teknologi komunikasi terenkripsi.
Penangkapan Dewi diperkirakan akan membuka kembali berbagai informasi penting mengenai jalur distribusi, pendanaan, hingga pola rekrutmen kurir narkoba di Indonesia.
BNN: Jalan Masih Panjang
Meski penangkapan ini menjadi capaian besar, BNN menegaskan bahwa pemberantasan jaringan internasional tidak berhenti di Dewi Astutik saja.
“Ini bukan akhir. Kita akan terus mengejar seluruh mata rantai, termasuk pendana dan jaringan yang melindunginya,” tutur Kepala BNN,
Respons Publik: Antara Kaget dan Lega
Di Ponorogo, kampung halaman Dewi, masyarakat mengaku terkejut karena sosok perempuan lokal bisa terlibat dalam kasus sebesar ini. Namun, banyak yang merasa lega karena salah satu buronan paling dicari akhirnya berhasil ditangkap.
EDITOR: REYNA
Related Posts

HMI Cabang Kota Semarang Mencetak Sejarah, Formateur Terpilih Hafal Al Qur’an dan Pelaksanaan Konfercab Yang Lebih Cepat

Jejak Panjang Dewi Astutik, Buron 2 Ton Sabu Yang Dibekuk di Kamboja: Operasi Intelijen Senyap Lintas Negara

Donasi Meledak 10 Miliar dalam Sehari, Ferry Irwandi Terharu: Target 500 Juta Tembus 20 Kali Lipat

MTs Darul Hikmah Kabupaten Ngawi Menerima 280 Wakaf Al Quran Dari Singapura

Wakil Ketua Komisi IX DPR Yahya Zaini Apresiasi Program Magang Nasional

Yahya Zaini: Pemerintah Perlu Mempertimbangkan Kenaikan UMP Tahun 2026

Syahganda: Roy Suryo cs masih memiliki kesempatan untuk bisa mendapatkan keadilan langsung dari presiden

Anhar Gongong: Perusak Hutan Sumatera Seharusnya Dihukum Mati – Karena Mereka Membunuh Masa Depan Bangsa

Pengakuan Mantan Pekerja : Kerja di IMIP Morowali, Seperti Kerja di Negara Asing

LBP Melawan Kebijakan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin?



No Responses