JAKARTA – Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (ASPIRASI) menyampaikan duka cita yang mendalam atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bencana ini telah menimbulkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan mengganggu kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, termasuk para pekerja/buruh dan keluarganya.
Presiden ASPIRASI Mirah Sumirat SE menyampaikan belasungkawa mendalam kepada masyarakat yang terdampak.
“Kami menyampaikan duka cita yang sangat mendalam bagi seluruh korban bencana. Ini merupakan musibah besar yang meninggalkan kerugian fisik, ekonomi, dan emosional bagi masyarakat. ASPIRASI hadir memberikan solidaritas dan dukungan penuh,” ungkap Mirah Sumirat SE dalam keterangan pers tertulisnya pada Media.
Ia mengatakan, pihaknya mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BNPB, TNI–Polri hingga para relawan dalam penanganan evakuasi dan pemulihan awal.
Namun demikian, ASPIRASI menegaskan bahwa bencana ini harus menjadi peringatan nasional untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu ASPIRASI mendorong pemerintah untuk:
1. Memberikan perlindungan sosial darurat bagi masyarakat, pekerja/buruh yang terdampak dan kehilangan mata pencaharian.
2. Mempercepat pemulihan infrastruktur vital, seperti akses jalan, listrik, air, dan fasilitas publik lainnya.
3. Melakukan investigasi menyeluruh terhadap penyebab bencana, termasuk adanya dugaan penebangan hutan dan praktik penambangan ilegal yang diduga turut mengakibatkan kerusakan ekologis dan memperparah dampak banjir bandang
4. Menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas ilegal yang merusak hutan dan membuat masyarakat semakin rentan terhadap bencana.
5. Memperkuat mitigasi bencana dan tata kelola lingkungan yang transparan dan berbasis data, agar kejadian serupa bisa dicegah ke depan.
“Jika benar terdapat aktivitas penebangan hutan dan penambangan ilegal yang berlangsung tanpa pengawasan, ini adalah ancaman serius bagi keselamatan rakyat. Negara harus turun tangan dengan tegas. Tidak boleh ada toleransi terhadap praktik yang merusak lingkungan dan membahayakan nyawa manusia,” tegas Mirah Sumirat.
ASPIRASI juga mengajak seluruh elemen bangsa, pekerja/buruh, masyarakat, perusahaan, hingga organisasi kemanusiaan untuk memperkuat solidaritas dan memberikan bantuan nyata kepada para korban melalui donasi, dukungan logistik, maupun pendampingan sosial. Pungkas Mirah dalam menutup keterangan persnya. (Sumber: cerinews.id)
EDITOR: REYNA
Related Posts

Catatan Sinkronisasi Amandemen Ke-5 UUD NRI 1945 dan Kembali ke UUD 1945 Asli

Kepemimpinan Prabowo = Jokowi Jilid 3

Yahya Zaini, Wakil Ketua Komisi IX DPR: Pengawasan Ketat Penting untuk Pastikan Makan Bergizi Gratis Aman dan Tepat Sasaran

Yahya Zaini, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Desak Kemenkes Bentuk Satgas Nakes Tanggap Bencana

WALHI Sumut: Tujuh Perusahaan Jadi Biang Keladi Bencana Ekologis di Tapanuli

Bayang Kekuasaan yang Tak Kunjung Usai

Lari Dari Kenyataan Masalahnya Akan Semakin Berat

Teologi Pembebasan, Keadilan Ekologis, dan Luka Bumi di Aceh–Sumatra

Narasi Dokter Gigi Madi Bela Ijazah Jokowi

Kedaulatan Bocor: Saat Kawasan Industri Menjadi Zona Abu-abu



No Responses