Beredar Buku Berisi “Kampanye Hitam” Serang Prabowo di UIN Alaudin Makasar

Apapun bentuknya, yang namanya black campaign tidak dibenarkan, tentu ini akan mencederai proses demokrasi yang sudah berjalan-(Dr. Jumadi, Pengamat Politik Universitas Tanjungpura Pontianak)

Zonasatu News–Buku yang diduga sengaja disebar untuk menyerang Capres Prabowo beredar di Makasar. Buku berjudul “Melawan Amnesia Publik,Rekam Jejak Prabowo Subianto Atas Kejahatan Kemanusiaan dan Kerusuhan Mei 1998”, ditujukan kepada UIN Alaudin Makasar. Hal itu tampak dari alamat yang dituju dari pengirim. Alamat ditulis lengkap dengan cetakan komputer rapi. 

Informasi yang diterima zonasatunews.com, paket buku itu sampai di UIN Alaudin Makasar pada hari Rabu (3/4/2019).Tidak diketahui secara pasti siapa pengirimnnya. Narasumber media ini juga memberikan keterangan kemungkinan penyebaran buku itu akan massiv ke kampus-kampus lain dalam beberapa hari ini.

“Baru UIN Alaudin yang diketahui telah menerima, tetapi dalam waktu dekat kemungkinan kampus-kampus lain akan dikirimi juga”, ujar sumber tadi, sambil memberikan contoh buku tersebut juga sudah beredar di kampus-kampus di Kalimantan Barat, seperti dilansir rri.co.id, bulan Maret 2019 yang lalu.

Mengutip rri.co.id, pengamat politik Universitas Tanjungpura Pontianak Dr. Jumadi meminta pihak terkait mengusut tuntas, dugaan kampanye hitam (black campaign) di Pemilu 2019. Khususnya, buku berjudul ‘Melawan Amnedia Publik’ yang disebar di sejumlah Kampus di Provinsi Kalbar. 

“Apapun bentuknya, yang namanya black campaign tidak dibenarkan, tentu ini akan mencederai proses demokrasi yang sudah berjalan,” katanya, Rabu (13/3/2019).

“Oleh karena itu tentu, Bawaslu sudah mendapatkan bukti-bukti yang kuat misalnya indikasi ada yang melakukan negatif campaign, oleh karena itu, siapapun yang melakukan tindakan black campaign dan negatif campaign kepada paslon manapun tidak dibenarkan,” tambahnya.

Jumadi menyarankan agar Bawaslu memperhatikan berbagai asek, saat mendalami penyebaran buku ‘Melawan Amnesia Publik’. Karena bisa saja, ada pihak ketiga yang sengaja melakukan politik adu domba di tengah perhetalan Pemilu 2019 ini.

“Sesuai dengan kewenangannya kita berharap Bawaslu mengambil langkah-langkah tindak lanjut. Kan tidak menutup kemungkinan akan dilakukan dalam bentuk yang lain, baik ke nomor satu maupun nomor dua,” jelasnya.

Tindakan yang dilakukan oknum tentu akan memancing keresahan, paling tidak menimbulkan kecurigaan antara kedua tim paslon.

“Oleh karena itu, untuk memastikan itu agar tidak terjadi kita berharap tim paslon menyerahkan sepenuhnya kepada Bawaslu untuk menindaklanjuti, jadi misalnya sudah ditemukan ada CCTV, menurut saya Kepolisian juga mesti bertindak cepat untuk menindaklanjuti temuan itu, kan ada Gakumdu disitu,” tutup Jumadi.

Related Posts