Disrupsi Energi Sektor Transportasi Membuka Peluang Bisnis

Jakarta, Zonasatu News –CENITS (Centre for Energy and Innovation Technology Studies) bekerjasama dengan Pengurus Wilayah Jakarta Raya – Ikatan Alumni ITS baru saja mengadakan diskusi terbatas (Fokus Group Discusion) dengan tema: Mencari Solusi Energi Sektor Transportasi di Era Revolusi Industri 4.0.

Focus Group Discussion (FGD) ini menghadirkan pembicara antara lain: Kepala Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN) Kementerian ESDM RI-Bapak Agus Cahyono Adi (ACA); Ketua Umum IKA ITS PWJR-Rifqi Isnanda, Senior Vice President PT. Pertamina (Persero)-Dr.Ir. Mulyono,MT,MM, Vice President PT. PLN (Persero)- Dr. Zainal Arifin; Advisor CENITS-Danang Wahyu Widodo, dan Perwakilan Air Products-Hari Sasongko.

FGD yang diikuti peserta dari berbagai latar profesi itu bertempat di PLAZA SUA, Tebet, Jakarta (23/4/2019).

Dalam sambutannya, Soni Fahruri-Founder CENITS, menyampaikan sektor transportasi yang bergantung terhadap migas, perlunya ada solusi sumber energi pada sektor transportasi dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

Apalagi di saat ini, potensi terjadinya disrupsi energi dengan adanya potensi munculnya mobil listrik, kendaraan berbahan bakar hidrogen, kebijakan pemanfaatan biodiesel (B20), dan lainnya.

“Pada revolusi industri 4.0 ini akan ditandai dengan terjadi disrupsi energi sektor transportasi yang merupakan keniscayaan terjadinya transisi dari BBM ke energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ungkap Soni.

Sementara itu Ketua Umum IKA ITS PWJR, Rifqi Isnanda berpendapat, di era saat ini, yakni dengan semakin baiknya sektor moda transportasi massal tentu membuka pilihan bagi masyarakat terhadap jenis transportasi bagi aktifitas kesehariannya.

“Dengan adanya proyek MRT Jakarta merupakan pengalaman saya memperoleh kepercayaan bagi perusahaan yang saya pimpin untuk terlibat dalam pengerjaannya. Dan peluang bisnis masih terbuka sangat lebar di sektor transportasi ini,” kata Rifki. 

Senior Vice President PT. Pertamina (Persero)-Dr.Ir. Mulyono,MT,MM, memaparkan bahwa beberapa asumsi yang mempengaruhi perubahan demand sektor transportasi di masa depan antara lain: pertumbuhan penduduk di Indonesia sebesar 1.49%, pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 4% (sekitar 5 juta unit) per tahun, pembangunan tol trans Indonesia akan meningkatkan konsumsi BBM sebesar 8.8%, dan beroperasinya transportasi massal (MRT dan LRT) dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi sehingga menurunkan demand BBM di Jabodetabek.

Kemudian Mulyono menjelaskan bahwa Disrupsi Energi Non Fosil di sektor transportasi dipercaya belum signifikan mempengaruhi proyeksi konsumsi BBM pada tahun 2019 – 2025 (baru pada tahun 2050 diprediksi akan mengurangi konsumsi BBM sebesar 7%)

Advisor CENITS-Danang Wahyu Widodo, menyampaikan potensi terjadinya disrupsi energi di sektor transportasi merupakan sebuah keniscayaan dan ini merupakan peluang bisnis baru untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Penduduk Indonesia yang besar merupakan market yang menjadi incaran produsen mobil di dunia,” katanya.

Danang mencontohkan, pengelolaan sampah bekas batterai dari mobil listrik, hal ini perlu jauh-jauh sudah dipikirkan. Bahkan TESLA produsen mobil listrik, mengelontorkan dana yang sangat besar untuk melakukan riset dalam pengelolaan limbah batterai.

Vice President PT. PLN (Persero), Dr. Zainal Arifin menunjukkan kesiapan Indonesia dalam memproduksi kendaraan listrik. Zainal memberikan contoh, PLN sudah terlibat dalam penyediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) Kendaran Listrik pada forum APEC tahun 2013 di Bali.

“SPLU PLN untuk mobil listrik sudah siap untuk diproduksi secara massal dan beberapa prototype sudah tersedia di lingkungan PT. PLN (Persero),” kata alumni Teknik Mesin ITS itu.

Lebih lanjut Zainal memaparkan PLN juga sudah menyiapkan SPLU untuk sepeda motor listrik dan UMKM yang saat ini jumlahnua sudah mencapai 1500 unit dan tersebar di Jakarta Raya.

Strategi PLN dalam penyediaan tenaga listrik untuk mobil listrik di Indonesia adalah dengan memberikan diskon tatkala melakukan pengisian kendaraan listrik pada pukul 22.00 hingga 05.00.

“Juga memberikan insentif bagi pemilik kendaraan listrik yang melakukan pengisian di rumah, serta sedang mengembang model bisnis kerjasama dalam penyediaan stasiun pengisian listrik umum (SPLU),” tegas Zainal.

Related Posts