Oleh : Dr. Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle
Mualem Aceh, Muzakir Manaf, telah menyampaikan keinginan Aceh untuk Merdeka melalui referendum pada 27 Mei Kemarin, di Balai Gubernuran Aceh, dihadapan Panglima Daerah Militer, pejabat Gubernur, dll, pada acara mengenang satu abad tokoh ulama kharismatik Aceh, Teuku Daud Beureh. “Allahuakbar2”, teriak para peserta acara yang hadir. Alasan pimpinan Aceh ini adalah kajian mereka selama ini Indonesia akan menuju kebangkrutan (negara gagal) dan Rakyat Aceh merasa inilah waktu yang tepat berpisah dari Indonesia.
Tambahan alasannya adalah dari segi identitas, masyarakat Aceh memang berbeda dengan masyarakat Indonesia lainnya. Sehingga memang persatuan Rakyat Aceh tidak bisa disamakan dengan persatuan nasional Indonesia.
Kejadian ini sudah saya duga bakal terjadi. Dugaan saya sudah saya sampaiakan pada pidato politik saya dihadapan audiens di Rumah Perjuangan Rakyat, jl. Proklamasi 36, Menteng, ketika Jumhur Hidayat, Ferry Jualiantono dan Andranto meminta saya berpidato sebagai tanda resminya markas mereka itu.
Poin dari pidato saya adalah pemilu curang yang dilakukan rezim Jokowi tidak bisa dijawab dengan gaya sok kuasa dengan mengatakan “silakan buktikan di pengadilan atau laporkan atau buktikan”. Gaya2 seperti itu tidak menyelesaikan persoalan karena yang dirasakan pihak yang teraniaya adalah telah terjadi kecurangan. Dan ini sebuah persepsi atau penilaian politik. Yang tidak membutuhkan professor ahli hukum melainkan membutuhkan manusia bijaksana.
Selanjutnya, dari poin saya di atas adalah, tanpa pendekatan bijaksana atas sebuah penilaian politik adanya ketidakjujuran, cepat atau lambat akan mendorong disintegrasi nasional, yang dimulai dari Aceh dan Papua. Kenapa? Karena bagi Aceh dan Papua, integrasi mereka di Indonesia berbanding lurus dengan kepemimpinan nasional yang penuh kejujuran.
Orang-orang Atjeh
Dalam “Orang Atjeh”, Snouck Hurgronje, terjemahan, 2019, Ahmad Pratama dalam pengantar, menuliskan pandangan pensiunan Tentara Belanda G. B. Hooijer bahwa heroisme perlawanan Aceh terhadap Belanda sangatlah luar biasa. Jika dibandingkan dengan perlawanan Dipanegoro, Tuanku Imam Bonjol maupun tentara Bone, melawan Belanda bagi Aceh begitu sulit, terutama karena melawan Aceh bukan saja laki2 tetapi semua permpuan dan anak2 ikut berperang.
Dalam buku yang sama, Snouck Hurgronje sendiri menggambarkan orang Aceh sbb. “Musuh, dengan watak yang menyukai perang dan sejak dulu lebih berani berperang dibanding ras lainnya di pulau2 sekitarnya.., ” dan “Setiap kali pasukan Belanda bertemu dengan orang Aceh di medan terbuka, kematian segera menyergap mereka” (hal.20).
Pada tahun 2005, ketika saya menanyakan perihal pemerintahan SBY merangkul Gerakan Aceh Merdeka (GAM) setelah bencana Tsunami, Syamsir Siregar (Kepala BIN) dan M. Yasin (Dewan Ketahanan Nasional) menjelaskan bahwa TNI dan GAM tidak akan pernah ada yang menang jika berperang.
Memang perang Tentara kita melawan tentara rakyat Aceh sama lamanya dengan perang tentara Belanda melawan tentara Aceh, 30 tahun.
Orang-orang Aceh adalah orang-orang keras. Snouck Hurgronje mengilustrasikan turunan bajak laut. Namun, sejatinya orang-orang Aceh mungkin turunan saudagar-saudagar Islam dari Iran, India, Pakistan, Arab dlsb, sehingga umumnya mereka mempunyai hidung yang mancung.
Karena hidup mereka turun temurun dalam spirit Islam yang kuat dan selalu dihiasi ayat-ayat perang dari Al Quran, umumnya watak mereka menjadi keras, pemberani dan selalu siap berkorban. Diantara kekerasan mereka umumnya terdapat kelembutan, seperti sikap Aceh membantu Indonesia mempunyai pesawat terbang pertama pada awal kemerdekaan.
Aceh Merdeka
Dalam sejarah, Aceh selalu merasa bahwa mereka mempunyai negara dan bangsa sendiri. Pada masa lalu bahkan Aceh sudah mempunyai perjanjian internasional dengan Kesultanan Turki Usmaniyah. Pada awal kemerdekaan, Sukarno merayu Daud Beureh untuk bersatu dalam persatuan Indonesia.
Daud Beureh, pemimpin Aceh saat itu, ternyata sudah dihubungi lebih dahulu oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Awalnya, Daud Beureh lebih condong ke Kartosuwirjo. Sukarno, teman ngontrak/kos2an, Kartosuwirjo, ketika remaja di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, di Surabaya, lebih piawai, dengan menangis merayu Daud Beureh, agar bersatu dengan Indonesia. Sukarno menjanjikan bahwa syariat Islam akan dijalanlan penduduk Islam (Piagam Jakarta).
Namun, dikemudian hari, ketika Indonesia menjadi negara sekuler, Aceh merasa terkhianati. Pemberontakan Aceh untuk berpisah Merdeka pecah sejak 1974, oleh Hasan Tiro. Pada 2004-2005, karena hantaman bencana tsunami yang memakan korban puluhan ribu jiwa, GAM dan pemerintahan SBY mengakhiri permusuhan Aceh dan Indonesia (sebagai catatan ribuan orang Jawa diusir dan sebagiannya mati dibunuh).
Referendum Rakyat Aceh
Saat ini setelah pilpres selesai bulan lalu, tiba2 kemarin Mualem Muzakir Manaf mengumumkan keinginan Aceh melalukan referendum. Seperti yang terjadi di Inggris, Scotland juga meminta referendum, setelah referendum pertama gagal berpisah tahun lalu. Referendum yang diinginkan Muzakir Manaf seperti di Timor Timur, artinya sekali referendum pasti berpisah.
Referendum ini kenapa akan memerdekaan Aceh, karena Aceh selama 15 tahun ini sudah terlihat dikendalikan kepemimpinan eks Gerakan Aceh Merdeka. Kedua, rakyat Aceh melihat secara nyata kepemimpinan rejim di Jakarta “dishonest” alias tidak dapat dipercaya. Khususnya karena dua hal, 1) pemilu berlangsung tidak jujur. 2) pembangunan yang berlangsung memperangkap Indonesia dalam hutang yang akan menghantarkan bangsa kita seperti negara Afrika.
Penutup
Pada tahun 1993, dalam World Islamic Conference on Bosnia, di University of London, London, yang diselenggarakan Khalim Siddiqui, saya yang hadir volunteer, mencari2 orang Indonesia. Ketika saya bertemu diantara kerumunan manusia dari berbagai bangsa2 Islam ada kelompok berwajah Indonesia, saya langsung senang, menghampiri mereka, berkenalan. “Hallo, saya Syahganda, dari Indonesia. Salam kenal”, kataku. Namun dengan ketus mereka berkata, ” Kami bukan dari Indonesia, kami dari Aceh”, katanya acuh. Hatiku perih, karena baru faham politik Indonesia tidak gampang.
Saat ini Bangsa Indonesia memasuki tahap penting dalam sejarahnya. Pertama, generasi penuh kebijaksanaan dan wawasan kenegaraan sudah punah. Sebagian generasi tua umur 70an juga sudah ikut dalam pembelahan politik berbasis kekuasaan “an sich.”
Kedua, kekayaan Indonesia hanya digerus segelintir orang, yang tidak mewakili kepentingan Bangsa Aceh dan bangsa2 pribumi lainnya. Ini sudah berlangsung puluhan tahun dalam arah yang sama, semakin menenggelamkan rakyat miskin. Yang kaya menjadi konglomerat, yang miskin akan punah.
Ketiga, Indonesia di arahkan menjadi bagian dari strategi China Raya alias OBOR (On Belt On Road) atau Belt and Road Initiative tanpa referendum. Padahal berbagai kejadian di Afrika (Zimbabwe), Bangladesh, Pakistan dll, yang masuk program OBOR terperangkap pada jeratan hutang, bangkrut lalu disita RRC.
Dari ketiga hal di atas kecil kemungkinan Aceh mengurungkan niatnya untuk berpisah. Situasi politik terkini yang penuh pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) dan anti-demokrasi, menjadi pemicu keinginan Aceh tersebut.
Saya akan kehilangan lembaga Sabang-Merauke Circle jika Aceh merdeka. Tapi saya tetap berdoa Aceh tetap bersama Indonesia. Sehingga saya tidak perlu berucap dalam pbahasa Belanda “Vaarwel Atjehers” (Selamat Berpisah Rakyat Aceh).
Tags:Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
bluecollar jobsApril 20, 2024 at 1:18 pm
bluecollar jobs
[…]that is the end of this article. Here you will obtain some websites that we think youll value, just click the links over[…]
montreal jobsApril 20, 2024 at 2:28 pm
montreal jobs
[…]that is the finish of this write-up. Here youll obtain some sites that we feel you will appreciate, just click the hyperlinks over[…]
toronto jobsApril 20, 2024 at 4:08 pm
toronto jobs
[…]one of our visitors lately advised the following website[…]
free sex chatJune 28, 2024 at 10:39 pm
free sex chat
[…]Wonderful story, reckoned we could combine a couple of unrelated information, nonetheless really worth taking a appear, whoa did one understand about Mid East has got more problerms too […]
Kampus IslamiJune 29, 2024 at 2:56 pm
Kampus Islami
[…]just beneath, are various completely not associated websites to ours, nonetheless, they may be surely worth going over[…]
บุญมีหวย เปรียบเทียบ LSM99August 16, 2024 at 12:08 pm
… [Trackback]
[…] Read More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/syahganda-nainggolan-referendum-rakyat-aceh/ […]
บอลสเต็ป มิกซ์พาร์เลย์ ลงทุนน้อย กำไรเยอะ เริ่มต้น 2 คู่October 6, 2024 at 6:14 am
… [Trackback]
[…] Find More Info here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/syahganda-nainggolan-referendum-rakyat-aceh/ […]
Diyala/baqubah/university/universalNovember 14, 2024 at 10:53 am
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/syahganda-nainggolan-referendum-rakyat-aceh/ […]
free chatDecember 22, 2024 at 3:20 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/syahganda-nainggolan-referendum-rakyat-aceh/ […]
pgslot168February 8, 2025 at 7:47 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/syahganda-nainggolan-referendum-rakyat-aceh/ […]