Indonesia Telah Menggunakan Obat Anti Virus Corona Dalam Evakuasi WNI di Natuna, Darimana Obatnya?

Penulis : Budi Puryanto, Alumni Teknik Kimia ITS

Virus corona (2019-ncov) yang menyerang kota Wuhan China telah berkembang menjadi momok dunia. Banyak korban meninggal. Virus ini juga telah menyebar ke berbagai negara.PBB akhirnya menyatakan sebagai “Darurat Kesehatan Global”.

WHO merekomendasikan nama sementara untuk virus korona baru dengan sebutan 2019-nCoV. Angka 2019 merujuk pada tahun ditemukannya virus itu, kemudian huruf ‘n’ berarti virus baru (novel) dan ‘CoV’ adalah kependekan dari coronavirus.

Para ahli bakteriologi dunia tengah berjuang mengatasi virus corona tipe baru ini. Di Thailand dan Beijing dikabarkan korban infeksi dicoba diberikan obat flu dan anti HIV. Hasilnya menggembirakan. Terakhir, ilmuwan China mengaku telah menemukan anti virus corona.

WHO khawatirkan Indonesia

WHO prihatin Indonesia belum melaporkan satu pun kasus yang dikonfirmasi di negara berpenduduk hampir 270 juta orang ini.

“Namun, kami diyakinkan oleh otoritas terkait bahwa pengujian laboratorium telah bekerja dengan baik,” kata Paranietharan.

Lebih dari 2 juta turis dari China mengunjungi Indonesia pada 2019. Negara-negara tetangga termasuk Australia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja dan Filipina semuanya telah mengkonfirmasi kasus-kasus baru terkait virus corona.

Pemindai suhu tubuh bekerja mengecek penumpang di bandara internasional Manila, Filipina, (23/1). Filipina telah melaporkan kematian pertama akibat virus corona.

Perwakilan WHO di Indonesia, Navaratnasamy Paranietharan, yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, mengatakan, Indonesia telah mengambil langkah konkret untuk mencegah wabah virus corona. Termasuk di antaranya penyaringan di perbatasan internasional dan menyiapkan rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani kasus-kasus potensial.

“Indonesia sedang melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencegah virus corona baru,” ujar Paranietharan.

Indonesia telah bertindak

Diam-diam pemerintah Indonesia telah melangkah jauh dalam mengatasi virus corona ini. Saat mengevakuasi 238 WNI dari China, setibanya di Natuna, pemerintah telah menggunkaan obat anti virus corona dalam bentuk cair dan serbuk. Bagaimana hasilnya? Kita berharap semoga sukses. Setidaknya sampai hari ini tidak ditemukan virus itu “menyerang” Indonesia. Padahal telah menyebar diberbagai dunia.

Pemerintah Indonesia diam-diam telah mengembangkan anti virus corona dalam bentuk serbuk dan cair, dan telah diaplikasikan di Natuna saat evakuasi 238 WNI tiba dari RRC

Langkah sigap tanpa gembar-gembor pemerintah Indonesia ini sangat menggembirakan. Tentunya layak diapresiasi.Saya meyakini obat anti virus itu juga telah disiagakan pada semua bandara internasional Indonesia, tempat masuknya warga negara dari luar negeri, khususnya yang berasal dari China.

Evakuasi WNI di Natuna

Mungkin akan menjadi pertanyaan besar, darimana Indonesia mendapatkan obat anti virus corona tersebut?

Teknologi Mikrobakteriologi

Teknologi mikrobakteriologi telah berkembang cukup pesat didunia. Ilmu yang mempelajari makhluk hidup “super kecil” ini merupakan ilmu yang diharapkan mampu menjawab teka-teki sulit seperti virus flu burung, flu babi, ebola, mers, SARS, HIV, corona, dan tentunya juga virus corona jenis baru yang berkembang saat ini.Hingga saat ini belum ditemukan anti virus yang efektif.

Prof. Teruo Higa dari Jepang sangat terkenal dengan penemuannya yang disebut EM (efektif mikroorganisme), beliaulah yang berhasil menghidupkan kembali wilayah Hiroshima dan Nagasaki yang hancur lebur serta penuh dengan limbah nuklir.

Dengan tehnologi mikrobakteriologi yang dimiliki, Hiroshima dan Nagasaki berhasil dihidupkan lagi dalam waktu yang jauh lebih cepat dari dugaan para ahli se-dunia. Ternyata dengan penciptaan flora bakteri di alam semesta ini, kehidupan manusia dan makhluk hidup bisa dijaga kembali.

Prof Teruo Higa melakukan riset bertahun-tahun di Pecatu, Buleleng, Bali, karena pada awalnya di negaranya sendiri beliau ditolak. Dari Bali, lalu ke Thailand hingga berhasil membantu Thailand mencapai swasembada pangan serta produk pertanian yang handal, selanjutnya ke Vietnam, baru kemudian kembali ke Jepang.

Indonesia punya ahlinya

Prof. Dr. Sukardi merupakan seorang ahli kultur mikrobakteriologi asal Indonesia. Dia, satu dari enam Ahli Kulturbakteriologi di Dunia. Dia bekerja dibawah pengawasan PBB. 

Prof Dr Sukardi ahli kultur mikrobakteriologi

Prof. Dr. Sukardi menempuh pendidikan di Ryukyu University, sebuah Universitas di pulau Kyushu Okinawa Jepang. S2 mengambil bidang mikrobakteriologi, S3 mengambil bidang mikro kultur bakteriologi. 

Sebelumnya dia pernah menempuh studi jurusan teknik elektro di ITS Surabaya, tetapi akhirnya menekuni bidang ilmu mikrobakteriologi. Dan menjadi ahli kaliber dunia.

Siapa pembuat anti virus corona di Natuna?

Sejujurnya saya belum tahu pembuatnya. Saya mencoba untuk wawancara langsung dengan Prof Dr Sukardi, melalui timnya, tetapi belum berhasil. “Beliau tidak mau diekspos,” kata timnya, yang juga tidak mau disebut namanya. 

Evakuasi WNI di Natuna

Diam-diam saya mengagumi. Masih ada orang hebat yang tidak mau dikenal luas.

Namun, saya menarik kesimpulan awal begini : obat antivirus corona yang diterapkan di Natuna itu pasti diciptakan oleh ahli mikrobakteriologi. Jenis ilmu ini yang mampu mengembangkan produk seperti itu. Ahli ilmu ini di Indonesia hanya satu : Prof Dr Sukardi. Jadi, kemungkinan besar formula itu diciptakan olehnya. Tapi bisa juga kesimpulan ini salah.

Evakuasi WNI di Natuna

Tapi bukan itu yang terpenting. Ini yang terpenting : Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi musuh dunia saat ini. Tapi telah bertindak langsung dengan formula “anti virus corona”.Secara diam-diam. Banyak negara belum punya jawabannya.

Related Posts