Sebut P21 Dipaksakan, Berharap Hakim Vonis Bebas

ZONASATUNEWS.COM, SUMENEP–Keluarga besar Nito, terdakwa kasus pembunuhan mulai menunjukkan kekesalannya. Yakni, merasakan ketidak adilan atas kasus hukum yang kini menimpanya. Sehingga, pihak keluarga mulai menyuarakan ketidak adilan tersebut.

Santoso, adik terdakwa Nito dengan tegas tak terima dengan kesewenang-wenangan itu.

Warga Desa Cabbiye, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep ini mengatakan, Nito ditangkap atas dasar keterangan Muhammad sebagai saksi. Yakni, saksi yang mengatakan Nito terlibat pembunuhan. Tapi, sambung Santoso, Muhammad karena mengaku disiksa dan dipaksa oleh polisi.

“Saat bersaksi di pengadilan, Muhammad memberikan keterangan sebaliknya. Yakni mencabut keterangan seperti yang disampaikan ke polisi. Kepada hakim, dia menyebut Nito tidak terlibat pembunuhan,”tuturnya.

Santoso menyayangkan para pihak yang memaksakan kasus ini P21. Termasuk dugaan rekayasa saksi palsu.

Dulu jaksa Kejari Sumenep menyatakan sulit untuk P21. Sebab, penyidik tidak bisa mendatangkan bukti senpi yang digunakan membunuh korban Ibnu Hajar. Tapi akhirnya dinyatakan P21 meski bukti Senpi tetap tidak ada.

“Dengan demikian, kami bergarap hakim bisa memvonis bebas Nito,”ujarnya berharap.

Selain itu, keluarga Nito berencana bersuratan ke pihak terkait. Yakni, presiden RI, Kapolri, Menko Polhukam, Jaksa Agung, Kompolnas, Komisi Yudisial, Komisi Kejaksaan dan Komisi III DPR RI. Yakni, pengaduan atas ketidak adilan yang menimpa Nito. (Rif)

Editor : Setyanegara

Related Posts