Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (bagian pertama)

Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (bagian pertama)
Penulis (Agus Mualif) berfoto ditengah tengah antara Masjid Kubah Batu dan Masjid Qibli.

Oleh : Agus Mualif Rohadi

 

1. Tanah yang dijanjikan Allah untuk bani Israel

Bagi sebagian orang, perang Israel dengan Palestina adalah perang perebutan wilayah bangsa dan perang untuk kemerdekaan bagi bangsa palestina. Tapi anggapan seperti itu mungkin tidak berlaku bagi bani Isarel, karena bagi mereka, perang itu merupakan perang mempertahankan wilayah sebagai perintah agama. Terdapat beberapa alasan mendasar bagi bani Israel bahwa perangnya adalah perintah dari keyakinan agamanya.

Dalam perjalanan dakwahnya, beberapa kali Nabi Ibrahim mendapatkan janji dari Allah, bahwa wilayah yang dilalui dalam perjalanan dakwahnya akan menjadi wilayah yang akan didiami oleh anak turunnya yang jumlahnya sebanyak bintang bintang di langit. Rute dakwah mulai dari Ur kasdim (sekarang di Bagdad selatan), kemudian menyusuri sungai Tigris dan singgah di Harran (sekarang masuk Turki), kemudian masuk kewilayah Kana’an kuno (mulai dari Syam hingga Gaza), lalu ke Mesir dan setelah itu ke Bakkah (Mekkah).

Pada masa Nabi Yusuf menjadi pejabat tinggi yang menentukan di Mesir pada masa kekaisaran Amenemhet IV, ketika sebagian besar wilalayah afrika dan wilayah kana’an kuno di serang kemarau panjang 7 tahun, Nabi Yusuf memboyong seluruh keluarga Nabi Ya’cub ke Mesir (nama lain Ya’cub adalah Israel), dimana atas jasa Nabi Yusuf kepada bangsa mesir, kemudian Amenemhet IV memberi hadiah berupa tanah yang cukup luas di Gosiyen untuk semua keluarga nabi Ya’cub dan Nabi Yusuf. Di wilayah itu, untuk pertama kalinya bani Israel, berkembang menjadi besar. Namun Nabi Ya’cub berpesan agar kalau dirinya dan istrinya (Liya) meninggal agar dikuburkan di gua maghpela di Hebron, menempati kuburan berdekatan dengan kubur Nabi Ibrahim dan Nabi Ishak.

Pada masa Nabi Musa, bani Israel diperbudak oleh Fir’aun (masa raja Merneptah atau Meremptah), dan ketika Nabi Musa dan Harun berhasil membawa bani Israel eksodus keluar dari Mesir, ketika berada di wilayah Sinai, Allah memerintahkan bani Israel agar memasuki wilayah yang dijanjikan untuk mereka yang disebut baitul magdish (di kana’an kuno).

Awalnya bani Israel menolak perintah Allah karena takut menghadapi suku suku yang telah lama berada diwilayah kana’an kuno antara lain suku filistin, suku suku keturunan Nabi Luth, suku suku keturunan Esau (saudara kembar Ya’cub), juga suku suku keturunan Nabi Ibrahim dari istrinya yang lain yaitu Ketura dan Hajur.

Atas penolakan itu, Allah menghukum bani Israel akan berputar putar tidak menentu di wilayah sinai selama 40 tahun. Nabi Musa dan Nabi Harun akhirnya gagal membawa bani Israel ke baitul magdish hingga lebih dulu meninggal. Nabi Harun meninggal di bukit Hor (wilayah sinai Mesir), dan Nabi Musa meninggal di wilayah yang saat ini masuk wilayah Yordan.

Namun, setelah lewat waktu 40 tahun, ketika bani Israel telah berganti generasi (di perbukitan sinai banyak peninggalan kuburan bani Israel), ketika bani Israel di pimpin Joshua (Yusak bin Nun), mereka berani memasuki wilayah baitul magdish dengan menyeberangi sungai Yordan.

Sejak itu, perang yang dimulai sekitar tahun 1350 SM, berlanjut selama ribuan tahun hingga kini. Kota yang pertama kali ditaklukkan dan direbut bani Israel adalah Jericho.

Setelah penaklukan yang pertama kali ini, maka bani Israel mulai banyak melakukan penaklukan wilayah yang dalam beberapa ratus tahun kemudian, setelah berganti beberapa kali pemimpin oleh orang yang salih dari mereka, bani Israel akhirnya mampu merebut wilayah yang luas yang wilayah tersebut dibagi menjadi 12 wilayah kesukuan sesuai jumlah anak nabi Ya’cub.

Namun demikian, bani Israel tidak mampu mengusir suku suku yang lain keluar dari wilayah yang dikuasainya.

Banyak kisah penaklukan wilayah Baitul Magdish yang dikisahkan dalam kitab kitab ibrani. Bahkan ada salah satu kisah luar biasa dari nabi bani Israel yang sangat legendaris yang dimana mana bertarung sendirian melawan suku Filistin yang menguasai wilayah yang luas di sekitar wilayah Gaza. Nabi ini mempunyai kekuatan fisik yang luar biasa yang bersenjatakan tulang rahang keledai yang besar. Nabi tersebut adalah Samson (Sam’un), yang dikitab ibrani disebutkan “yang mati dibunuhnya pada waktu matinya lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya “.

Samson meninggal dengan cara meruntuhkan istana sedang di dalam istana beberapa ribu orang Filistin berpesta karena menganggap Samson telah dapat dilumpuhkan.

Peristiwa Samson dan Delilah membuktikan bahwa meskipun Bani Israel selalu berperang dengan suku-suku Kana’an kuno, namun mereka juga hidup dalam wilayah yang berdekatan dan terjadi interaksi sosial diantara mereka, karena Delilah istri Samson adalah wanita Filistin. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1150 SM – 1100 SM.

(bersambung ke bagian 2-12, link dibawah ini).

Baca Juga: 

Last Day Views: 26,55 K

3 Responses

  1. Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (bagian kedua) - Berita TerbaruApril 29, 2020 at 10:13 am

    […] Agus Mualif : Beleid Israel Dalam Perang Wilayah Dan Agama (bagian pertama) […]

  2. ภาพระบายสีOctober 27, 2024 at 3:07 pm

    … [Trackback]

    […] Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-beleid-israel-dalam-perang-wilayah-dan-agama-bagian-pertama/ […]

  3. เน็ตบ้าน aisJanuary 27, 2025 at 3:04 pm

    … [Trackback]

    […] There you will find 52908 more Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-beleid-israel-dalam-perang-wilayah-dan-agama-bagian-pertama/ […]

Leave a Reply