Hikmah Nuzulul Qur’an untuk Kebangkitan Nasional

Hikmah Nuzulul Qur’an untuk Kebangkitan Nasional
M.Badrus Zaman, Milad KAHMI ke-56

Oleh: Dr.Eng. Muhammad Badrus Zaman

Dosen ITS, Pengurus Majelis Wilayah KAHMI Jawa Timur

Bulan Ramadhan 1441 H kali ini terasa berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Ramadhan kali ini bertepatan dengan hadirnya pandemi covid-19 dan juga ada momentum hari kebangkitan nasional. Tentu saja hal ini akan memiliki suasana yang berbeda. Kehadiran corona telah mampu mengentikan aktivitas rutin di masjid dan lainnya dan juga mampu mengurangi kemeriahan bulan ramadhan, baik di kota maupun di desa di seluruh dunia.

Namun, era pandemi covid-19 tentu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh umat islam untuk lebih khusyu’ beribadah di bulan ramadhan, memperkuat infrastruktur keluarga, memanfaatkan keheningan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta tetap merawat produktifas ditengah kebosanan dan tuntutan kesabaran.

Lagi-lagi, ramadhan tentu momentum tepat memaksimalkan ibadah dan sedekah agar mendapatkan keuntungan di bulan yang mulia dan penuh ampunan ini.

Momentum penting yang hadir pada bulan ramadhan adalah Nuzulul Qur’an. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya alqur’an kepada nabi Muhammad SAW. Pada konteks ini, turunnya alqur’an ditandai dengan turunnya wahyu pertama yang jatuh pada bulan ramadhan. Allah SWT menegaskan dalan firmanNya yang tertuang dalam al-qur’an surah Al-Baqoroh ayat 185 yang artinya : “Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”

Wahyu pertama yang diturunkan oleh Allah adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 melalu perantara malaikat Jibril. Peristiwa ini terjadi saat nabi Muhammad SAW bertafakkur di Gua Hira. Nah, pada Ramadhan kali ini, Nuzulul Qur’an diperingati pada tanggal 17 Ramadhan 1441 H atau tepatnya pada tanggal 10 Mei 2020.

Umat islam selalu mengambil tanggal 17 Ramadhan untuk memperingati Nuzulul Quran. Hal ini didasari oleh pendapat Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya al-Bidayah wa an-Nihayah. Pada kitab itu, al-Waqidi telah meriwayatkan dari Abu Ja’far al-Baqir yang menyebutkan bahwa wahyu pertama kali yang turun kepada nabi Muhammad SAW jatuh pada hari Senin, 17 Ramadhan. Walaupun ada beberapa pendapat ulama’ yang berbeda tentang tanggal nuzulul qur’an, namun yang terpenting adalah hikmah terhadap Nuzulul Wur’an itu sendiri.

Momentum Kebangkitan Nasional

Momentum nuzulul qur’an kali ini memang hampir bersamaan dengan hari kebangkitan nasional yang jatuh pada 20 Mei 2020, dimana pada hari kmKebangkitan Nasional juga masih di bulan Ramadhan. Pada konteks makna dan korelasinya, hal ini sangat memiliki korelasi kuat. Nuzulul Qur’an sangat memberi hikmah positif tentang kebangkitan itu sendiri. Turunnya wahyu pertama di Gua Hira juga mampu membangkitkan nabi Muhammad SAW untuk melakukan dakwah membawa kebenaran dan rahmat bagi seluruh alam.

Saat wahyu pertama turun sangat bernuansa “kebangkitan”. Saat wahyu pertama turun, malaikat Jibril memeluk tubuh nabi Muhammad SAW yang sedang melakukan tafakur di Gua Hira. Saat itu nabi Muhammad SAW merasa sesak. Namun jibril berkata: ‘’Iqra’! (Bacalah)’’, sambil perlahan melepas dekapannya. Muhammad pun menjawab: “Maa ana biqari (aku tak bisa membaca).” Kemudian malaikat Jibril mendekap tubuhnya lagi, dan berkata lagi:”Iqra’!….”. Lalu muhammad tetap menjawab : “Maa ana biqari (aku tak bisa membaca).”

Setelah sampai permintaan dan jawaban ketiga, malaikat Jibril dengan pelan menuntun Muhammad dengan membaca: “Iqra’ bismirobbikal ladzii kholaq (bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang menciptakan).” Demikian seterusnya sampai ayat ke 5. Kemudia wahyu-wahyu selanjutnya diturunkan secara bertahap dan waktu dan momentum yang berbeda kepada nabi Muhammad SAW.

Nah, al-qur’an telah hadir sebagai petujuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Al-baqoroh:2). Selain petunjuk, al-qur’an juga merupakan senjata ampuh untuk menemani hidup umat islam, baik untuk berhubungan dengan Allah (Hablumminallah) maupun berhubungan dengan manusia (hablumminannas).

Momentum nuzulul qur’an dengan hari kebangkitan nasional harus dijadikan tumbuhnya energi positif untuk bangkit dan menjadikan al-qur’an sebagai petunjuk hidup, sering membacanya dan tentu meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT. Pada implementasi kehidupan sehari hari, alqur’an akan menyinari lingkungan kita apabila dibaca. Al-qur’an juga akan menyinari rumah apabila dibaca di rumah, menyinari kantor apabila dibaca di kantor, menyinari kendaraan kita apabila dibaca di kendaraan dan sebagainya. Tentu akan menjadi penerang dan penyejuk dihati yang membaca atau menghafal dan mengamalkannya.

Pada konteks musibah dunia berupa pandemi covid-19 saat ini, saatnya kita semua bangkit dari kebosanan, bangkit dari kemalasan, bangkit untuk tetap sabar, bangkit untuk tetap berkarya, bangkit untuk tetap optimis, bangkit untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan, bangkit untuk terus berkolaborasi untuk kebaikan, bangkit untuk kedamaian, serta bangkit untuk hal-hal positif lainnya. Kebangkitan yang disertai al-qur’an akan menjadi bermakna dan bermanfaat untuk selalu pada jalan yang lebih baik. Selamat ber nuzulul qur’an dan hari kebangkitan nasional.

Editor : Setyanegara

Last Day Views: 26,55 K
Tags: ,