Oleh : Daniel Mohammad Rosyid
Al Qur’an 6:125 menegaskan bahwa Allah akan melapangkan dada seseorang jika bersedia memeluk Islam. Yang enggan memeluknya akan merasakan sesak dadanya seolah sedang mendaki ke langit. Sains memberi tahu bahwa sekalipun bumi kaya oksigen, namun semakin tinggi sebuah tempat, semakin sedikit oksigen di sana. Kita akan menderita hipoksia, sulit bernafas di daerah tinggi seperti di puncak gunung. Sebagai refleksi seorang muslim pasien Covid-19, informasi Al Qur’an bukan saja penting bagi saya, tapi sekaligus hikmah. Saat kita sehat bernafas itu seolah tidak perlu upaya sama sekali, padahal saat terkena Covid, bernafas itu upaya yang sangat berat sekali.
Covid-19 adalah penyakit yang menyerang sistem saluran pernafasan manusia. Virus Covid-19 melalui mekanisme tertentu, mengancam jiwa manusia melalui perusakan atau hambatan saluran pernafasan sehingga terjadi defisiensi oksigen dalam darah yang diperlukan oleh hampir semua organ tubuh vital untuk dapat bekerja. Ancaman itu naik jika pasien membawa penyakit tidak menular bawaan seperti diabetes, dan hipertensi yang melemahkan daya tahan tubuhnya. Disamping tingkat kekentalan darah, saturasi oksigen dalam darah pasien menjadi paramater yang senantiasa dipantau pada pasien Covid-19. Tingkat saturasi ini harus cukup memadai untuk memastikan pembakaran energi agar fungsi organ-organ vital tetap bekerja baik. Hampir semua pasien Covid-19 terganggu sistem pernafasannya secara akut (tiba-tiba) sehingga membutuhkan peralatan bantu nafas dalam berbagai tingkat. Ventilator adalah alat bantu nafas yang paling berat. Jika defisiensi oksigen ini berlangsung tak terkendali maka akan terjadi kegagalan multi-organ yang mematikan.
Islam – dalam Al Qur’an disebut dengan partikel al diin al Islam – adalah istilah ensiklopedik, yaitu sebuah rancangan institusi (institutional design/architecture) -bukan sekedar agama dalam pengertian sekuler yang sempit. Islam mengatur kelembagaan kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat yang majemuk dengan berbagai dimensinya yang kompleks. Dari kata diin itu diturunkan kata madiinah (kota), atautamaddun (peradaban). Kota adalah puncak peradaban sebuah masyarakat. Ciri utama sebuah kota adalah pasar di mana terjadi trade and commerce : berbagai barang dan jasa diperjualbelikan oleh warga kota. Makin tinggi peradaban sebuah masyarakat kota, ragam barang dan jasa yang diperjualbelikan juga makin kaya.
Sebagai rancangan institusi, Islam tidak saja mendorong fair trade, tapi juga melindungi harta dan jiwa manusia (siapapun tanpa kecuali), memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat, dan ikut serta membangun ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ini secara pendek disebut sebagai maqashid syariah. Banyak orang masih mudah ditakut-takuti dengan syariah, padahal syariah justru melindungi siapapun dalam masyarakat yang mejemuk.
Ancaman atas institusi Islam yang paling merusak maqashid syariah adalah riba (sebagai sebuah sistem ekonomi termasuk mengatur trade and commerce) yang tidak adil, memiskinkan dan memperbudak manusia. Konsumsi berlebihan (apalagi yang haram), obesitas, alkoholisma adalah gaya hidup kaum mubadzirin pendukung gaya hidup setanik. Bersamaan dengan gaya hidup itu berkembang pula ketidakadilan, kemiskinan dan perbudakan yang pengap menyesakkan kehidupan. Seperti covid-19, kehidupan ribawi adalah kehidupan hipoksia yang merusak semua organ-organ sosial masyarakat.
Setelah Allah menyampaikan wahyu terakhir (5:3) saat Haj al Wada tentang kesempurnaan rancangan institusi Islam ini sebagai nikmat bagi ummat manusia, Allah masih menutupnya lagi dengan penegasan bahwa bersama Rasul-Nya, Allah menyatakan perang melawan riba (2 : 275-279) karena daya rusaknya yang sistemik, terstruktur dan masif. Pandemi Covid-19 ini mengancam sistem pernafasan massal manusia, seperti riba telah merusak peradaban manusia sebagai the most organized species on the planet.
RIK3, RSUD Dr. Soetomo, 7/12/2020
Related Posts

Perang Dunia III di Ambang Pintu: Dr. Anton Permana Ingatkan Indonesia Belum Siap Menghadapi Guncangan Global

Dr. Anton Permana: 5 Seruan Untuk Presiden Prabowo, Saat Rakyat Mulai Resah dan Hati Mulai Luka

Menyikapi UUD 18/8/1945

Rocky Gerung: 3 Rim Karatan di Kabinet Prabowo

Novel “Imperium Tiga Samudra” (Seri 2) – Langit di Atas Guam

Setahun Rezim Prabowo, Perbaikan atau Kerusakan Menahun?

Serial Novel “Imperium Tiga Samudra” (1) – Peta Baru di Samudra Pasifik

Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri

Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global

Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama



abacus urlOctober 29, 2024 at 9:25 am
… [Trackback]
[…] Read More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-islam-dan-oksigen/ […]
บับเบิ้ลกันกระแทกNovember 9, 2024 at 6:00 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-islam-dan-oksigen/ […]
free camsDecember 6, 2024 at 11:06 am
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-islam-dan-oksigen/ […]
proteinJanuary 16, 2025 at 3:08 pm
… [Trackback]
[…] There you will find 66313 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-islam-dan-oksigen/ […]