Oleh : Daniel Mohammad Rosyid
Apa yang terjadi di bentang alam yang disebut Nusantara ini, sejak milenium kedua dimulai adalah kisah tentang pertarungan antara Gajah di Barat dan Naga di Timur untuk menaklukkan Garuda di Selatan. Tanah ini terlalu kaya dan penting untuk dibiarkan begitu saja tidak dijarah atau dikuasai. Yang terjadi adalah sebuah proses panjang yang oleh Samuel Huntington disebut sebagai benturan peradaban hingga hari ini.
Garuda adalah pewaris Islam yang tidak terduga. Kawasan ini berada hampir 7500km di Timur semenanjung Arabia. Islam sudah masuk ke Nusantara sejak zaman Abu Bakar atau Umar memimpin Madinah. Islam kemudian terbukti menjadi unsur paling penting dalam perlawanan Garuda melawan Gajah dan Naga sepanjang milenium kedua hingga hari ini. Islam pula yang memudahkan ratusan suku di tanah ini untuk menerima sebuah narasi baru tentang sebuah bangsa. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, Islam pula yang mempersatukan Nusantara. Narasi kontemporer yang mengatakan sebaliknya tidak saja keliru, tapi fitnah yang menyesatkan atas Islam di Indonesia.
Desakan Naga pada elite politik nasional untuk menghentikan FPI adalah upaya paling mutakhir untuk mengalahkan Islam. Hanya kaum sekuler radikal yang memiliki cukup mentalitas dan kompetensi untuk melakukan kekejian biadab atas 6 laskar FPI yang berusia muda di KM50. FPI adalah simbol perlawanan Islam terpenting saat ini. Di sini Gajah dan Naga menemukan musuh bersama, sekalipun di luar sana, Gajah dan Naga sedang berselisih tajam. Pengaruh kebangkitan Naga sebagai raksasa ekonomi baru dalam dinamika Garuda sudah terasa paling tidak dalam 10 tahun terakhir ini.
Adalah kepergian Gajah yang asyik memikirkan dirinya sendiri lalu meninggalkan kepemimpinan regional di Asia Timur kosong tanpa komandan. Tidak mengherankan jika Naga segera mengambil prakarsa kepemimpinan baru dalam One Belt One Road. Kegagalan Garuda untuk memimpin ASEAN juga merupakan faktor yang penting sehingga Naga leluasa mengambil alih kepemimpinan di ASEAN.
Penting dicatat, bahwa baik Naga maupun Gajah memiliki kepentingan menjadikan Garuda sebagai konsumen dan pasar bagi produk-produk mereka, walaupun bahan bakunya mereka rampas dari Garuda melalui berbagai skenario investasi asing yang pada hakekatnya adalah invasi asing sejak UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing diberlakukan. Pada akhirnya ini semua memang soal bisnis. Perang sekalipun demikian. No more no less.
Untuk itu, pendidikan sebagai sebuah upaya menyediakan prasyarat budaya bagi bangsa yang merdeka perlu dibajak melalui persekolahan massal paksa sebagai instrumen teknokratik untuk menjongoskan bangsa ini. Persekolahan massal tidak pernah dirancang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. UU Omnibus Law Ciptaker pada hakekatnya adalah langkah paling mutakhir penjongosan besar-besaran atas bangsa ini yang jiwanya sudah terjajah. Bahkan pesantrenpun disekolahkan melalui UU 18/1/2019 tentang Pesantren.
Persekolahan massal paksa adalah sekaligus proyek deislamisasi besar-besaran agar secara ekonomi dan politik ummat Islam menjadi kelompok marjinal sementara massal bangsa ini menjadi abangan, sekuler. Jika dicermati lebih baik, narasi islamophobik yang mendominasi wacana publik sejak 5 tahun terakhir disuarakan oleh kelompok sekuler radikal, termasuk kelompok komunis baru.
Pengumuman Menkopolhukam terakhir untuk menujukkan bahwa FPI bubar dan kegiatannya dilarang membuktikan bahwa Islam adalah unsur yang paling berbahaya, sesuai pesanan tuan Gajah dan Naga di Washington dan Beijing. Simbol perlawanan Islam ini harus dihancurkan. Tapi ini sekaligus membuktikan kekerdilan rezim ini.
Apakah Naga akan mengalami nasib yang sama seperti nasib pasukan Kubilai Khan saat menyerang Singhasari di bawah komando Kartanegara 700 tahun silam di tanah Jawa, hanya sejarah yang akan membuktikan.
Rosyid College of Arts, Gunung Anyar, Surabaya
01/01/2021
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
ข่าวการศึกษาOctober 27, 2024 at 4:18 pm
… [Trackback]
[…] Read More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-kisah-garuda-gajah-dan-naga/ […]
BAU iraqNovember 17, 2024 at 1:16 pm
… [Trackback]
[…] Find More Information here on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-kisah-garuda-gajah-dan-naga/ […]
sagameNovember 22, 2024 at 6:50 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-kisah-garuda-gajah-dan-naga/ […]
สล็อตออนไลน์ เว็บตรงไม่ผ่านเอเย่นต์December 22, 2024 at 1:12 pm
… [Trackback]
[…] There you will find 87374 more Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/daniel-m-rosyid-kisah-garuda-gajah-dan-naga/ […]