ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melangsungkan pertemuan dengan partai politik non parlemen di Istana Negara, Jakarta. Dalam pertemuan itu, sejumlah hal dibahas termasuk soal wacana amandemen UUD 1945.
Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, terkait dengan wacana amandemen UUD 1945, Presiden Jokowi menegaskan kalau wacana amandemen tersebut bukan datang dari dirinya. Kemudian, Presiden Jokowi juga bukan ketua umum partai politik.
“Saya bukan ketua umum partai, jadi saya tidak punya hak apa-apa untuk menyampaikan. Dan juga wacana amandemen itu bukan dari saya,” kata Jokowi dalam pertemuan itu seperti disampaikan Sekjen Partai Perindo Rofiq.
Presiden Jokowi, sambung Rofiq, juga menyampaikan siapa yang bisa menjamin kalau amandamen tersebut dilakukan secara terbatas. Dikhawatirkan, begitu dibuka amandemen pasti melebar ke mana-mana.
“Presiden Jokowi sangat keberatan terkait dengan amandemen,” kata Sekjen Partai Perindo.
Sementara terkait dengan wacana 3 periode, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dirinta tidak ada keinginan sedikit pun untuk menjabat 3 periode. Presiden Jokowi menolak bila wacana 3 periode datang dari Istana.
Lagi pula, bagaimana mungkin 3 periode sementara para ketua umum partai sudah pasang baliho di mana-mana dan sudah siap bertarung untuk maju. Kendati, Presiden Jokowi sangat senang senang melihat para calon-calon presiden mulai bermunculan dengan adanya baliho-baliho yang berterbaran dari berbagai partai.
Satu hal yang terpenting disampaikan Presiden Jokowi adalah jangan sampai wacana amandemen itu muncul dari Istana. Kemudian ada hiden agenda untuk meloloskan agenda tertentu di luar wacana 3 periode.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi juga memberikan kesempatan kepada para ketua umum partai politik untuk memberikan masukan. Di antaranya Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Hary Tanoe memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap pencapaian kinerja Presiden Jokowi dalam menangani Covid-19 dan ekonomi. Kemudian, memberikan usulan usulan terkait dengan percepatan ekonomi dan investasi agar pemberlakukan protokol kesehatan orang yang datang dari luar negeri tidak dilakukan PCR berulang kali.
Sebab, pada praktiknya itu berlaku beberapa kali saat menjelang terbang, mendarat dan karantina. Ini bisa berakibat orang menjadi malas masuk ke Indonesia. Sementara Presiden Jokowi sangat mendengar masukan ini dan menyetujui. Usulan ini akan dibawa ke rapat kabinet minggu depan.
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
“Perang” terhadap mafia dan penunjukan strategis: Analisis Selamat Ginting
20 Oktober: Hari yang Mengubah Lintasan Sejarah Indonesia dan Dunia
Vatikan: Percepatan perlombaan persenjataan global membahayakan perdamaian
my camDecember 7, 2024 at 7:06 am
… [Trackback]
[…] There you will find 46660 additional Info to that Topic: zonasatunews.com/nasional/bertemu-parpol-non-parlemen-jokowi-wacana-amandemen-itu-bukan-dari-saya/ […]
kc9January 27, 2025 at 9:35 am
… [Trackback]
[…] There you will find 54280 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/nasional/bertemu-parpol-non-parlemen-jokowi-wacana-amandemen-itu-bukan-dari-saya/ […]