ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA— Studi terbaru New England Journal of Medicine menemukan ada risiko peradangan jantung pada remaja dan dewasa muda setelah divaksin Covid-19 buatan Pfizer/BioNTech. Risiko tersebut lebih tinggi di antara mereka yang terinfeksi virus corona.
Mengutip Asia One, para peneliti melaporkan berdasarkan data dari Clalit Health Services, sebuah HMO besar Israel. Di mana dikatakan bahwa di antara setiap 100.000 pasien yang mendapatkan vaksin, satu hingga lima kemungkinan akan menderita miokarditis, peradangan pada lapisan tengah dinding jantung.
Data tersebut muncul beberapa hari setelah Pfizer/BioNTech menjadi vaksin pertama yang sepenuhnya disetujui di Amerika Serikat (AS) untuk orang berusia 16 tahun ke atas. Para peneliti membandingkan tingkat efek samping pada 884.828 individu yang divaksinasi dan jumlah yang sama dari orang yang tidak divaksinasi.
Secara keseluruhan, 21 orang melaporkan miokarditis pada kelompok laki-laki muda yang divaksin, dibandingkan dengan enam orang di antaranya yang tidak divaksinasi. Sebagian besar efek samping pada orang yang divaksinasi ringan, tetapi beberapa, berpotensi serius seperti munculnya miokarditis.
Para peneliti juga menganalisis tingkat efek samping pada lebih dari 240.000 pasien yang terinfeksi. Hasilnya menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 itu sendiri merupakan faktor risiko yang sangat kuat untuk miokarditis dan juga secara substansial meningkatkan risiko efek samping serius lainnya.
“Bagi saya, ini adalah makalah yang sangat bagus sebagian karena sebenarnya mengambil data dari sistem yang sama, dan mencoba memberikan lebih banyak informasi. Tidak hanya tentang potensi risiko vaksinasi, tetapi juga potensi manfaat vaksinasi,” kata Dr GraceLee dari Universitas Stanford, yang editorialnya diterbitkan bersama laporan tersebut.
Tidak hanya vaksin Pfizer, vaksin mRNA lainnya yakni Moderna kini juga berada di bawah pengawasan peraturan di beberapa negara setelah adanya beberapa laporan kasus peradangan jantung. Regulator kesehatan di sejumlah negara telah menyelidiki apakah vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menggunakan teknologi mRNA baru menimbulkan risiko dan jika iya, seberapa parah risiko tersebut.
WHO tidak memungkiri adanya efek samping vaksin Covid-19. Namun ditegaskan kasus-kasus sangatlah jarang. Sehingga, manfaat vaksin tetap lebih besar kepada masyarakat.
EDITOR : SETYANEGARA
Related Posts
Kerusakan besar ekosistem Gaza, runtuhnya sistem air, pangan, dan pertanian akibat serangan Israel
Ilmuwan Gunakan AI untuk Ungkap Rahasia Dasar Laut Antartika
Kepala Desa Tirak, Suprapto, Membisu Soal Status Anaknya Yang Diduga Pembebasan Bersyarat (PB) Kasus Narkoba, Lolos Seleksi Calon Perangkat Desa
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Skandal Tirak: Dinasti Narkoba di Balik Kursi Perangkat Desa Ngawi
Studi iklim menunjukkan dunia yang terlalu panas akan menambah 57 hari superpanas dalam setahun
Pendulum Atau Bandul Oligarki Mulai Bergoyang
No Responses