Oleh : Ridwan Saidi, Budayawan
Salah satu makam Islam tertua di abad VII M di kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Jelas dalam nisan kuburan tertulis tahun 67 H atau 688 M. Nisan abad VII M ini sampai sekarang masih terjaga.
Dan terdapat pula satu makam yang wafat di tahun 168 H atau 790 M yaitu sheikh Sya’ban (di Tangerang ada Rawa Sa’ban).
Dan ini jelas membantah dongeng yang mengatakan Islam masuk Indonesia baru pada abad XIII M.
Sebelah timur Banggai Kepulauan laut Maluku. Letak makam tidak jauh dari radius zona econ Malluku. Maluku salah satu tujuan pelayar2 dari Afro Swahili dan Arab.
Prasasti Kebon Raja Bogor (photo atas) dan nisan Troloyo, Jatim, beraksara Nabathaen yang banyak dipengaruhi aksara Aram. Seorang arkaeolog UI, mungkin karena tak mampu baca aksara lalu menyebut prasasti Kebon Raja, sebagai prasasti palsu.
Pendapatnya hasil kutipan dari seorang arkaeolog bulé yang katakan itu palsu.
Kepadanya saya berondong pertanyaan: aksara yang digunakan apa, dan apa pula tujuan memalsu. Ia tak menjawab, dan hanya tertunduk. Saya menduga ia menghitung ubin di lantai.
Saya mengeja Kebun Raja bukan Kebun Raya karena prasasti Kebantenan sebut Sunda Sembawa atau Sundanese Quartier. Itulah Kebun Raja.
Ketika semangat anti feodal yang tidak proporsional menggelegak Kebun Raja diganti Kebun Raya. Kok pisang raja tak diganti pisang raya?
Pergantian script di Arab dari Nabathaen ke Hijaiyah terjadi 651 M. Dapat disimpulkan prasasti Kebun Raja dan nisan Troloyo yang beraksara Nabathaen dibuat sebelum 651 M. Banggai yang 688 M sudah gunakan Hijaiyah.
Kebon Raja mau pun Troloyo mengandung teks syahadat, la ila Hu. Tidak ada, selain Tuhan.
Berdasarkan bukti ini Islam telah masuk Andunisi pada VII M.
Prasasti Tuk Mas Semarang selatan beraksara Venggi bahasa Khmer Hind. Kemungkinan pembuat prasasti datang dari Champa atau Kompong Chom. Prasasti membahas ajaran Islam tentang berserah diri:
Apakah berserah diri mudah. Itu laksana membuat pipa (cangklong) dari pasir.
Membuat pipa dari pasir. Maknanya tidak mudah. Ungkapan yang amat berkelas.
Masih banyak bukti yang dapat saya tunjukkan:
1. Mesjid atap terbuka pola Karbala di Malangka, Luwu utara.
2. Coin mas koleksi museum Aceh dan Fadli Zon. Juga jambia Emirate di Aceh. Butir 1 dan 2 abad VII M.
Tarumanagara dan Sriwijaya khayal, tak dapat dijadikan alat bukti. Paling2 untuk mendukung lagu Melayu nyanyian Hasnah Thahar tahun 1954: Khayal dan Penyair.
Mengapa kau mengkhayal
Khayal menggoda hati
Kar’na aku haus
akan keindahan.
(RSaidi)
EDITOR : REYNA
Related Posts
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
MasumJanuary 19, 2022 at 12:51 pm
Masum
[…]Wonderful story, reckoned we could combine a number of unrelated information, nonetheless actually really worth taking a search, whoa did one particular find out about Mid East has got more problerms as well […]