Oleh : Ridwan Saidi, Budayawan
Sejak berfungsinya labuhan Sunda Kalapa Kali Adem IX M, kedatangan migran di Sunda Kalapa susul menyusul. Migrasi dalam bahasa Betawi ngendon, kalau migran endonan.
1. Pasar Pisang atau Pisangan (migran Brazil) di Jl Kunir
2. Yapat (migran west Afro atau Moro) Jl Lodan
3. Tana Mera di Bandengan dan Jamba Tana Mera (Jembatan Mera) di Mangga Dua. Migran Carribea
4. Pekojan: Koja. Migran Indian muslim yang datang dari Malabar India.
Photo: makam Fatimah binti Maimun di Gresik. Wanita Koja yang kaya, wafat XI M
BACA JUGA : CABE, Catetan Babe (93): Klappertaart Dan Elit Politik
5. Rawa Bebek di Kota dan Mangga Dua: migran Khmer
6. Siongka: migran Zion di Mangga Dua dan Jl Tongkol.
7. Beos di Kota: migran Turki, Beos dari Bey Os.
8. Emrat Jl Lodan, migrab Emirat
9. Roa Malaka di Kota: migran Melayu Malaka
10. Jamba Tana Lima Jembatan Lima: .migran Peru
11. Jamba Tana Tiga Jembatan Tiga Bandengan: Tiga = tinggi. Tinggi phisik atau status sosial?
12. Kampung Asem Jl Kakap dan Asemka Kota. Asem > Achem. Jew North Afro.
13. Brok di Jl Kakap. Mestinya Ber Ok. Kenegrian Ber. Suku di Turki.
14. Migran Greek menghuni loji. Native menyebut mereka Grek, atau Yunan.
Litho atas dibuat XVI M.Wanita Greek di Sunda Kalapa.
15. Orang Portugis sejak abad XV M di Sunda Kalapa. Tidak ada bukti mereka menjajah Sunda Kalapa. Mereja berdagang dan huniannya menyebar a.l di Macao Po, Jembatan Batu, Kota.
Native Betawi di Kampung Daleman Kota Inten, Kampung Gusti, Pejagalan, Pengukiran dekat Pejagalan, Kapuk Muara, Penjaringan Kota. Orang Jawa di Kampung Jawa dekat Glodok, dan pulau Untung Jawa.
BACA JUGA : CABE, Catetan Babe (94): UUD 45 Tak Dilaksanakan Usai Didekrit
Di Sunda Kalapa tak ada kampung, sampai dengan era sebelum VOC di sekitar Sunda Kalapa, yang mengindikasi hunian orang Banten, Cirebon, Sunda, China, India non muslim.
Juga tidak ada bukti Kesultanan Banten pernah menguasai Sunda Kalapa.
Migran Samarkand menghuni loji2 yang mereka bangun (kemudian disewakan) di sekitar Pelabuhan Sunda Kalapa.
Beginilah pluralisme Sunda Kalapa sejak abad IX M dan mengesankan pelabuhan dan bandar Sunda Kalapa kota Internasional.(RSaidi)
EDITOR : REYNA
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana
Dalam Semangat Sumpah Pemuda Mendukung Pemerintah dalam Hal Pemberantasan Korupsi dan Reformasi Polri
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
Syahadah: Menjadi Saksi Dari Cahaya Yang Tak Bernama
Asap di Sekolah: Potret Krisis Moral Dalam Dunia Pendidikan
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
CABE, Catetan Babe (96): Dara Puti janda, Nyi Loro Kidul Bukan Setan - Berita TerbaruDecember 3, 2021 at 7:36 am
[…] BACA JUGA : CABE, Catetan Babe (95): Kampung Endonan di Sunda Kalapa […]
free chatDecember 6, 2024 at 6:59 pm
… [Trackback]
[…] Find More on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-95-kampung-endonan-di-sunda-kalapa/ […]