Agus Mualif: Pembantaian Bayi-Bayi Di Betlehem (Bagian 2 -Tamat)

Agus Mualif: Pembantaian Bayi-Bayi Di Betlehem (Bagian 2 -Tamat)
Agus Mualif Rohadi

Perbedaan penjelasan Injil Barnabas dengan Al – Qur’an, sangat mungkin karena pengetahuan Barnabas atas proses kelahiran diperolehnya setelah jarak waktu yang cukup jauh dari peristiwa kelahiran nabi Iysa. Barnabas mengetahuinya bahwa kelahiran Iysa terjadi di sebuah gubuk tempat gembala berteduh, dan malaikat datang setelah Iysa lahir.

Kabar yang di dengar Barnabas Iysa lahir di gubuk. Kabar tersebut sangat mungkin disebabkan masyarakat disitu mengetahuinya Iysa lahir di sebuah gubug dan setelah gubug ditinggalkan oleh Yusuf dan Maryam kemudian menjadi tempat berteduh penggembala.

Injil Matius tidak mengkisahkan bagaimana Yesus lahir. Injil Matius hanya menerangkan bahwa ada ilmuwan majusi yang datang melihat bayi yang diyakininya akan menjadi raja telah ada di dalam gubuk dan kemudian membungkuk hormat pada bayi Iysa dan memberikan hadiah.

Injil Lukas juga tidak menjelaskan bagaimana proses kelahiran Iysa, hanya menerangkan Maryam melahirkan anak laki-laki anak yang sulung dibungkus dengan lampin dan dibaringkan didalam palungan.

Sedang injil Markus dan Injil Johanes tidak menjelaskan proses kelahiran Yesus.Saat itu, Betlehem adalah tempat yang cukup jauh di selatan kota Yerusalem. Cukup jauh untuk ditempuh baik berkuda apalagi dengan jalan kaki.

Betlehem adalah kota kecil yang cukup jauh dari Yerusalem sehingga kabar kelahiran Iysa tidak sampai ke Yerusalem. Oleh karena itu, Herodes tidak mengetahui kelahiran Iysa. Demikian pula, kaum yahudi di Yerusalem dan para imam Hekal Sulaiman tidak mengetahui peristiwa kelahiran Iysa.

Bayi Isya dalam Gendongan Berbicara pada kaumnya dan Kisah Ilmuwan Majusi.

Injil Barnabas pasal 5 mengkisahkan, ketika genap delapan hari usia bayi Yesus, kemudian di bawa ke rumah Ibadah (Haekal Sulaiman) untuk disunat sesuai hukum Taurat.

Injil Lukas pasal 2 ayat 21 – 24 juga menceritakan Yesus setelah genap delapan hari dibawa ke haekal Sulaiman di Yerusalem untuk disunat dan berkurban. Namun injil Barnabas maupun injil Lukas tidak mengkisahkan hal lain tentang peristiwa sunat tersebut.

Namun dalam injil Lukas pasal 2 ayat 25 – 38 di Haekal Sulaiman terdapat seorang salih yaitu Simeo dan seorang nabi perempuan yaitu Hana bin Fanuel dari suku Asyer bersaksi bahwa seseorang yang akan menentukan kemuliaan bangsa Israel telah lahir.

Sedang Qs Maryam 26 – 34 berkisah tentang bayi Isa dibawa pada kaumnya dan berbicara pada kaumnya. Dimulai pada Qs Maryam 26, yang memerintahkan kepada Maryam, “Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah – sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk rab Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapapun pada hari ini“.

Ayat tersebut memerintahkan Maryam untuk membisu jika ada yang menanyakan tentang bayinya. Kaum yahudi tentu masih ingat tentang kehamilan Maryam yang tidak diketahui bapaknya.

Kedatangan Yusuf dan Maryam yang menggendong bayinya, tentu menjadi perhatian kaum Yahudi, yang diikuti oleh penduduk sejak sebelum memasuki Haekal Sulaiman termasuk para imam dan pejabat agama yang kemudian menghentikan Langkah Maryam.

Di Haekal Sulaiman ini sangat mungkin Yusuf dan Maryam juga bertemu nabi Zakariya dan para imam lainnya.
Qs Maryam 27 – 29, menunjukkan bahwa kaum yahudi mencemooh Maryam yang menggendong bayi Iysa, namun Maryam tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Mereka tentu mengerubung dan mengepung Maryam sehingga langkah Maryam terhenti. Mereka memberondong dengan olok olokan dan berbagai pertanyaan. Namun Maryam hanya memberi isyarat dengan menunjuk ke bayinya, agar mereka bertanya kepada bayinya itu.

Tentu kaum yahudi menjadi jengkel dan mungkin merasa dianggap gila karena disuruh bertanya kepada bayinya. Mereka mengatakan “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?“.

Mungkin ada imam senior mewakili masyarakat yahudi yang kemudian memberanikan diri untuk mengikuti isyarat dari Maryam dan
kemudian bertanya kepada bayi dalam gendongan Maryam untuk membuktikan siapa sebenarnya yang gila, kaum yahudi ataukah Maryam, dan kemudian bertanya pada bayi tersebut.

Tak terduga oleh mereka ternyata bayi Iysa kemudian menjawab. Qs Maryam 30–33 menginformasikan jawaban Iysa, yaitu:

“Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada aku dibangkitkan kembali “.

Tentu, jawaban Iysa tersebut sangat mengagetkan kaumnya, mereka sama sekali tidak menduga bahwa bayi Iysa dapat berbicara kepada mereka.Para imam Haekal tentu juga sangat kaget. Mereka yang selama ini menuduh Maryam telah berzinah telah mendapatkan jawaban bahwa Maryam tidak melakukan hal hal kotor yang dituduhkan.

Bahkan dari mereka mulai ada yang melihat kenyataan bahwa Maryam perawan suci Haekal Sulaiman ternyata dianugerahi mengandung bayi seorang yang akan menjadi nabi yang besar. Mereka ini kemudian menunduk dan menghormat, dan bahkan mungkin ada yang bersimpuh.

Bahkan mereka yang mengharapkan datangnya Messiah kemudian merasa bahwa Messiah telah lahir. Namun sebagian lainnya yang tidak senang dengan kenyataan itu, mungkin menganggap peristiwa itu hanyalah sihir semata dan meragukan kebenaran jawaban Iysa. Qs Maryam 34 menunjukkan “ Itula Iysa putra Maryam (yang mengatakakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya “.

Setelah itu, Yesus langsung di sunat dan Yusuf melaksanakan ibadah kurban. Saat itu, sangat mungkin Yusuf dan Maryam bertemu nabi Zakariya yang menyarankan agar Yusuf membawa Maryam dan bayinya ke Mesir untuk keselamatan mereka, karena di Yerusalem banyak musuhnya.

Yusuf tentu memahami kondisi kaum yahudi sejak Elizabeth hamil dan kemudian disusul Maryam hamil yang kedua kehamilan tersebut tidak sebagaimana mestinya seorang wanita hamil.Disatu sisi hal itu menumbuhkan harapan sebagian kaum yahudi tentang munculnya Messiah namun disisi lain banyak yang tidak senang dengan berita kehamilan tersebut karena merasa akan muncul bahaya bagi mereka.

Bersambung kehalaman selanjutnya

Last Day Views: 26,55 K