Dalam Al – Qur’an terdapat sebutan tentang nashara atau anshar yang dapat dibagi dalam tiga jaman, yaitu :
1) Qs Ali – Imran 52, adanya sebutan nashara bagi para Hawiriyyun yang ketika di tanya nabi Iysa tentang siapa yang akan menjadi penolong (anshar) nya (Iysa) untuk menegakkan agama Allah.
Para Hawariyyun sanggup menjadi kaum anshar.
Jadi terdapat masa yaitu pada masa hidup Yesus dan sesudah kepergian Yesus dimana para Hawariyyun disebut sebagai kaum anshar.
2) Qs At – Taubah 30 – 31, yaitu disebutkan ketika terdapat orang-orang diantara kaum nashara menyebut Al-Masih putra Maryam sebagai Al-Masih putra Allah seperti ucapan orang orang yahudi kafir yang menyebut Uzair putra Allah.
Qs At – Taubah 30 –31 di perkuat dengan Qs Al – Maidah 72 – 73 yang menyatakan bahwa telah menjadi kafir orang-orang diantara mereka yang menyebut Al-Masih putra Maryam adalah Allah dan menyebut Al – Masih putra Maryam adalah putra Allah.
Dengan demikian terdapat suatu masa dimana terdapat sebagian dari kaum nashara yang menyimpangkan ajaran Hawariyyun karena mulai menyebut Al – Masih Putra Maryam menjadi Al – Masih Putra Allah atau Allah itu sendiri.
3) Qs Al – Baqarah 120, yaitu mengkisahkan perilaku kaum nashara yang kafir bersama sama kaum yahudi pada masa nabi Muhammad yang tidak rela atas kenabian dan kerasulan Muhammad, dan mereka akan berusaha menjadikan Muhammad (dan pengikutnya) mengikuti agama mereka.
Qs Al – Baqarah 120 diawali dengan kata kata “Lan“, yang mempunyai makna “dahulu ya (mengakui) namun sekarang dan untuk selamanya tidak“.
Jadi maksut dari kata kata “Lan“ dalam konteks ayat tersebut adalah dahulu kaum yahudi berdasarkan kitabnya “ mengakui “ akan muncul nabi terakhir, namun ketika datang nabi terakhir ternyata bukan dari kaumnya kemudian mereka mengatakan “sekarang tidak mengakui dan untuk selamanya tidak mengakui“.
Dari ayat ayat tersebut menunjukkan adanya perkembangan dari kaum nashara yaitu yang awalnya mengikuti ajaran Yesus dimana mengakui Yesus sebagai Rasul Allah.
Namun kemudian dalam perjalanan waktu terdapat orang-orang diantara kaum nashara yang menjadi kafir karena menjadikan Al – Masih putra Maryam sebagai Al – Masih Putra Allah dan Al – Masih putra Maryam adalah Allah.
Kemudian pada masa nabi Muhammad terdapat kaum nashara yang tidak mengakui nabi Muhammad adalah Rasul Allah sedangkan sebelumnya mereka mengakui berdasarkan kitabnya bahwa akan muncul rasul terakhir yaitu Ahmad atau Muhammad.
Oleh karena itu, untuk memudahkan penyebutan maka akan digunakan istilah NASHARA AWAL ATAU YAHUDI SEKTE YESUS bagi kaum pengikut Hawariyyun yang pengikutnya masih menjadikan Yesus sebagai rasul, yang mempedomani Injil hawariyyun sebagai kitabnya dan menggunakan kitab Taurat untuk melakukan peribadatan sebagaimana kaum yahudi melakukan peribadatan.
Kaum yahudi tidak mengenal istilah nashara atau nasrani, karena istilah tersebut hanya di kenalkan oleh Al – Qur’an kepada kaum muslim sebagai penyebutan suatu kelompok tertentu dalam agama yahudi yang meyakini nabi Iysa sebagai rasul mereka dan injil yang ditulis Hawariyyun sebagai kitab mereka.
Terdapat kesulitan mengkategorikan Nashara Awal dalam peta agama saat ini, karena pada dasarnya mereka adalah pemeluk agama yahudi namun tidak diakui oleh kaum yahudi.
Sebagai bagian agama yahudi karena agama yahudi tidak menganggap Yesus sebagai nabi atau Rasul atau Tuhan dan oleh karena itu agama yahudi juga tidak mengakui injil.
Para imam dan pejabat agama yahudi (Sanhedrin) sepeninggal nabi Iysa, sangat mungkin menganggap para Hawariyyun dan pengikut nabi Iysa lainnya bukan merupakan kelompok yang akan membahayakan kedudukan mereka.
Termasuk Herodes Antipas juga menganggap bahwa sepeninggal nabi Iysa tidak ada lagi orang yang dapat mengganggu kedudukannya sebagai raja. Messiah yang mereka takutkan sudah tidak ada lagi, sehingga para pejabat agama saat itu dengan melihat kaum Hawariyyun mempraktikkan peribadatan berdasar taurat sebagaimana kaum yahudi melaksanakan peribadatan mereka sehingga dapat merimanya sebagai suatu kelompok jemaat baru.
(Bersambung ke bagian 2): Agus Mualif: Lahirnya Kristen, Bukan Nasrani (Bagian-2)
EDITOR : REYNA
Related Posts
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Agus Mualif: Lahirnya Kristen, Bukan Nasrani (Bagian-2) - Berita TerbaruJanuary 16, 2022 at 8:21 am
[…] Baca Juga: Agus Mualif: Lahirnya Kristen, Bukan Nasrani (Bagian-1) […]
Agus Mualif: Lahirnya Kristen, Bukan Nasrani (Bagian-3) - Berita TerbaruJanuary 16, 2022 at 9:11 am
[…] Baca Juga: Agus Mualif: Lahirnya Kristen, Bukan Nasrani (Bagian-1) […]
Agus Mualif: Ayat-Ayat Taurat Dalam Al-Quran - Berita TerbaruJanuary 20, 2022 at 7:43 pm
[…] Baca Juga: Agus Mualif: Lahirnya Kristen, Bukan Nasrani (Bagian-1) […]
ทางเข้า lucabetDecember 22, 2024 at 7:38 pm
… [Trackback]
[…] There you will find 52108 additional Info on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-1/ […]