Ketika sampai di Yerusalem, Paulus mengunjungi Yakobus dan menceritakan perjalanan dakwahnya secara terinci. Tetapi Yacobus menanyakan perselisihannya dengan orang yahudi karena berita yang di dengar sampai ke Yerusalem adalah Paulus meminta kaum yahudi agar keluar dari hukum Musa.
Namun berita tersebut dibantah oleh Paulus.
Yacobus menyarankan agar Paulus mentahirkan (pembersihan, pensucian) dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya masih memelihara hukum taurat. Paulus bersedia mentahirkan dirinya kemudian masuk ke bait Allah.
Kitab Kisah Para Rasul 21 : 15 – 26 tidak menyebutkan bahwa Paulus mengatakan keyakinanannya tentang Yesus, tetapi hanya menyebut Paulus di kabarkan mengajak kaum yahudi keluar dari hukum Taurat, yang hal itu dibantah Paulus, dan
atas bantahan tersebut Paulus bersedia mentahirkan dirinya.
Saran pentahiran tersebut menunjukkan Yacobus berfikir dengan nurani yang bersih dengan tidak menunjukkan rasa kecurigaan terhadap Paulus bahwa Paulus telah menyebarkan aqidah yang berbeda dengan aqidah Nashara.
Dengan pentahiran tersebut Yacobus percaya bahwa Paulus telah keliling berdakwah di banyak tempat dengan tetap pada aqidah Nashara, menjadikan Yesus adalah Rasul Allah, dan menjadikan Taurat dan Injil Nashara sebagai pedoman dalam dakwahnya.
Mungkin peristiwa itu menjadi dasar dari Bible yang menempatkan Taurat dan kitab kitab nabi bani Israel atau yang didebut Tanakh atau Perjanjian Lama menjadi bagian pertama, kemudian bagian kedua adalah Perjanjian Baru yang berisi Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, Kisah Para Rasul dan kitab kitab Lainnya.
Perjanjian Baru tidak bisa berdiri sendiri tanpa Perjanjian Lama, karena jika Perjanjian Baru berdiri sendiri akan kehilangan pondasi
dari keyakinan Yesus adalah Anak Alllah atau Yesus adalah Allah itu sendiri.
Penyebutan Yesus dalam satu kalimat yang tak terpisahkan dengan Allah membuat Perjanjian Baru tidak bisa berdiri sendiri, karena nama Allah berasal dari Taurat.
Selain itu, sulit untuk mencari landasan kemunculan Yesus tanpa menyebut Perjanjian Lama, karena Yesus adalah keturunan Dawud orang Israel, sedang menyebut Dawud tidak bisa menghindari penyebutan Taurat dan kitab bani Israel lainnya.
Penulis Bible tidak akan mengutak atik Perjanjian Lama karena itu kitabnya kaum Yahudi sehingga Perjanjian Lama yang ada dalam Bible tidak boleh berbeda dengan kitabnya kaum yahudi.
Jika berbeda akan menimbulkan masalah dengan kaum Yahudi. Hal itu merupakan akibat dari Paulus tidak menerima wahyu dari Allah seperti halnya nabi nabi yang menerima wahyu dari Allah.
Tidak ada kitab Paulus yang berisi wahyu yang diterimanya dari Allah.
Dengan demikian kaum Kristen tidak dapat menjadikan Perjanjian Baru sebagai kitab yang terpisah dari Perjanjian Lama.
Ketika Paulus dalam proses ditahrir, di luar Haekal Sulaiman terjadi keributan karena ada orang yang melihat Paulus masuk ke haekal Sulaiman. Orang-orang yang ribut itu mengatakan bahwa Paulus adalah orang yang dimana-mana mengajak kaum yahudi
meninggalkan Taurat, meninggalkan hukum Musa.
Penduduk Yerusalem menjadi gempar, dan memaksa masuk Haekal Sulaiman dan kemudian beramai-ramai menangkap Paulus dan
menyeretnya keluar Haekal Sulaiman. Paulus dibawa keluar kota hendak dibunuh.
Kegemparan itu cukup besar sampai didengar oleh tentara sehingga beberapa perwira dengan membawa tentara lalu mengambil Paulus dari penduduk yang menyeretnya.
Para tentara tidak mengetahui apa yang menjadi sebab kegemparan itu karena suara ribut dan teriakan yang bermacam macam, yang kemudian membawa Paulus ke markas tentara.
Di Markas tersebut Paulus minta ijin agar diperbolehkan untuk bicara dengan penduduk, yang kemudian Paulus menunjukkan siapa dirinya dan bagaimana riwayat dirinya di Yerusalem yang kemudian berdakwah kemana mana dan kemudian kembali ke Yerusalem.
Namun penduduk Yerusalem tidak mau mendengarkan penjelasannya, dan tentara kemudian tetap memenjarakannya.
Dalam bicaranya pada penduduk Yerusalem tersebut, dalam kitab Kisah Para Rasul 22 : 28, Paulus menyebut dirinya adalah warga negara Rum yang membeli status kewarga negaraannya dengan harga yang mahal, meskipun hak itu sebenarnya karena kelahirannya.
Dengan demikian Paulus tahu betul bahwa dirinya mempunyai status yang berbeda dengan penduduk yahudi yang mempunyai hak yang berbeda dengan kaum yahudi. Paulus mengerti betul bahwa dirinya mempunyai hak untuk diadili dengan pengadilan Rum atas
perbuatannya, dan hal itu dapat menjadi jalan keluarnya untuk menghindar dari pengadilan Mahkamah Agama Yahudi.
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
ไม้พื้นNovember 26, 2024 at 11:28 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 25367 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-4-tamat/ […]
free chatDecember 1, 2024 at 6:02 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-4-tamat/ […]
herbal supplementsDecember 4, 2024 at 1:16 pm
… [Trackback]
[…] There you can find 47098 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-4-tamat/ […]