Paulus sangat memahami bahwa kedatangannya ke Yerusalem dapat menimbulkan kegemparan pada penduduk Yahudi Yerusalem, namun dirinya mempunyai hak dan kekuatan untuk menghindar dari pengadilan kaum yahudi.
Namun demikian, oleh tentara Paulus tetap dihadapkan pada pengadilan Mahkamah Agama Yahudi. Berbicara pada para imam pejabat Mahkamah, Paulus menyatakan dirinya adalah orang Farisi keturunan orang Farisi.
Karena pengakuannya itu, membuat para pejabat agama pendapatnya pecah terbelah, antara orang Farisi dengan orang Saduqi.
Karena keributan para pejabat agama tersebut, kemudian tentara mengambil kembali Paulus untuk dibawa ke markas tentara. Pada suatu malam, Paulus kemudian dibawa ke Kaisarea, diserahkan pada tentara yang bertanggung jawab di wilayah Kaisarea.
Pejabat agama, Imam besar yahudi yaitu Inanias dengan pejabat penuntut yaitu Tertulus dari Yerusalem kemudian datang ke Kaisarea.
Dalam dakwaannya, Tertulus menyebut bahwa Paulus adalah tokoh dari sekte Nasrani (orang orang Nashara). Tidak diketahui asal usulnya, mengapa dalam Kisah Para Rasul 24 : 5, dituliskan bahwa Tertulus menyebut Paulus adalah orang dari sekte Nasrani, padahal pada ayat ayat sebelumnya di Kitab Para Rasul tidak ada sebutan bahwa Para Rasul termasuk Paulus adalah orang dari sekte Nasrani.
Namun dalam pasal 24 : 14 Paulus menanggapi bahwa sebutan sekte Nasrani adalah sebutan bukan dari dirinya. Maka dengan sebutan itu, Kitab Para Rasul menyatakan bahwa kaum yahudi menyebut para rasul termasuk Paulus adalah orang orang dari sekte Nasrani, yaitu sekte agama yahudi yang mengakui Yesus sebagai Nabi, bukan sebagai Tuhan atau Anak Tuhan, yang nampak dari tanggapan Paulus bahwa sebutan itu dari Tertulus.
Hal itu menunjukkan bahwa kaum Yahudi saat itu menyebut pengikut Yesus sebagai sekte Yesus atau Nasrani salah satu sekte agama yahudi, bukan pengikut Paulus yang disebut Kristen.
Dalam Al – Qur’an banyak ayat yang menyebut Yahudi dan Nashara dalam satu paket sebutan untuk menunjukkan suatu komunitas yang berbeda namun mempunyai kesamaan yaitu Menyembah Allah.
Sedang perbedaannya adalah kaum yahudi tidak mengakui Iysa sebagai rasul mereka yang dengan demikian tidak mengakui injil Iysa, sedang Nashara menjadikan Iysa sebagai rasul dan menggunakan injil Iysa yang ditulis oleh para Hawariyyun dan menjalankan ibadah sesuai Taurat nabi Musa.
Perbedaan Yahudi dengan Nashara hanya pada pengakuan terhadap Iysa sebagai rasul.Sedang Al – Qur’an tidak menyebut Kristen secara spesifik dalam sebutan sebuah komunitas agama, karena Kristen digolongkan sebagai komunitas dengan sebutan sebagaimana pada Qs Al – Maidah 72 – 73, yang komunitasnya tidak dibentuk oleh para Hawariyyun, namun dibentuk oleh salah satu Imam Nashara yang berbeda aqidah dengan Nashara yaitu Paulus.
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
ไม้พื้นNovember 26, 2024 at 11:28 pm
… [Trackback]
[…] Here you will find 25367 more Info to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-4-tamat/ […]
free chatDecember 1, 2024 at 6:02 am
… [Trackback]
[…] Find More on on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-4-tamat/ […]
herbal supplementsDecember 4, 2024 at 1:16 pm
… [Trackback]
[…] There you can find 47098 additional Information on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-lahirnya-kristen-bukan-nasrani-bagian-4-tamat/ […]