Oleh: Sigit Pamungkas
(Presidium Majelis Nasional KAHMI 2017-2022)
HMI dan UGM menyimpan sejarah panjang. Lafran Pane, perintis pendirian HMI yang kemudian dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional tahun 2017 merupakan alumni UGM.
Setahun setelah mendirikan HMI bersama rekan-rekannya di Sekolah Tinggi Islam (sekarang UII) pada 5 Februari 1947, Lafran pindah kuliah di Akademi Ilmu Politik (AIP) tahun 1948. Ketika UGM didirikan pada 1949, AIP bersama perguruan tinggi negeri lainnya di Yogyakarta menjadi bagian yang diintegrasikan/dilebur ke dalam Fakultas Hukum Sosial Politik (FHSP) UGM. Lafran bagian mahasiswa yang lulus pertama memperoleh gelar sarjana ilmu politik dari Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik (FHESP) UGM pada 26 Januari 1953.
Sejarah awal kepemimpinan HMI dapat disebut merupakan sejarah UGM. Ketum PB HMI setelah Lafran Pane, yaitu M.S. Mintaredja (1948), Ahmad Tirtosudiro (1948-1949), Dahlan Ranuwiharjo (1951-1953) mengenyam pendidikan hukum di FHESP UGM. Masa setelah itu, kepemimpinan HMI menyebar diberbagai kampus seiring dengan pesatnya keanggotaan HMI.
Memperingati dies natalis HMI ke-75 ini terasa membanggakan. Berjalan 9 hari, Kongres HMI ke- 31 di Surabaya akhirnya memilih Raihan Ariatama sebagai Ketua Umum PB HMI Periode 2021-2023. Seorang aktivis yang tercatat mengenyam pendidikan sarjana di Fisipol UGM.
Ketua Umum PB NU KH. Yahya Chalil Staquf (2022-2027), yang terpilih di Muktamar NU ke-34 Tahun 2021 di Lampung kemarin juga merupakan sosok yang pernah menempa kepemimpinan di HMI. Beliau Ketua Umum Komisariat Fisipol UGM 1985-1987, dan sepuluh tahun kemudian saya menjadi ketum komisariatnya.
Kongres HMI dan Mukhtamar NU tersebut dibuka oleh Presiden Joko Widodo, jebolan Fakultas Kehutanan UGM.
Alhamdulillah, saya menjadi saksi beberapa peristiwa penting HMI-UGM kontemporer di saat menjadi Presidium Majelis Nasional KAHMI 2017-2022.
Jauh sebelumnya, Amien Rais, yang kuliah di Fisipol UGM dan sebelumnya juga aktif di LDMI HMI terpilih menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah 1995-1998 dalam Muktamar ke- 43 di Banda Aceh. Bahkan, Amien Rais bersama sejumlah aktivis HMI lainnya seperti Yahya A. Muhaimin, Marzuki Usman, Abdul Hadi WM menjadi generasi awal konsolidasi IMM 1965.
Di HMI, yang NU tetap NU, yang Muhammadiyah tetap Muhammadiyah, yang Nasionalis tetap Nasionalis, berhimpun di HMI.
Dirgahayyu HMI ke-75. Yakin Usaha Sampai.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Pengaduan Masyarakat atas Dugaan Korupsi Kereta Cepat Jakarta Bandung: KPK Wajib Usut Tuntas
Daniel M Rosyid: Reformasi Pendidikan
Budaya Kita Perwakilan Musyawarah, Mengapa Pilpres Mesti One Man One Vote
Keseimbangan Sistemik: Membaca Kritik Ferri Latuhihin Kepada Purbaya
Quo Vadis Kampus Era Prabowo
Habib Umar Alhamid: Prabowo Berhasil Menyakinkan Dunia untuk Perdamaian Palestina
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Kelemahan Jokowi
Jaxx LibertyNovember 15, 2024 at 2:12 pm
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/sigit-pamungkas-hmi-dan-ugm/ […]