Oleh: Ridwan Saidi
(Budayawan Betawi, Sejarawan, Poliisi Senior)
Foto diatas, Raja Louis XIV, France. Perancis pun pernah sebagai GBH.
Tahun 2003 saya dan Rachmawati menghadiri Islamic Conference di Bagdad, Iraq. Ketika itu Iraq diisolasi Global Power Holder. Peserta konperensi bermalam di Al Rasheed Hotel, Bagdad.
Makan malam di dining room dengan lampu-lampu gemerlapan. Tiba-tiba lampu bergoyang-goyang lalu terdengar suara ledakan yang amat dahsyat. Bangunan hotel berguncang dan kaca berpecahan.
Banyak tamu terkapar di lantai berkuah darah. Ini serangan Tomahawk. Aku harus mencari dimana Rachmawati. Aku berjalan di sela-sela tubuh tanpa kepala dan kepala tanpa tubuh.
Jerit tangis menguatkan dramaturgi bencana kiriman GBH. Di suatu sudut aku tengok ada perempuan bersimpuh memakai jurk hitam terusan dengan rambut kusut masai. Semoga itu Rachma. Aku dekati wanita itu dan ia menatapku seraya air matanya berlelehan.
Rach, janganlah menangis, kamu putri proklamator, bangunlah, ikut saya ke bunker.Rachma menurut. Aku bahagia bertemu Rachma.
GBH adalah system yang mampu mengatasi gejolak harga minyak 1973 pasca perang Ramadhan.
Saat itu kita senyum sumringah karena kita exportir minyak. Situasi jelang kemelut harga minyak sekarang posisi kita sejak beberapa tahun alami rokade jadi importir.
Pagi tadi minyak dunia per barrel $128. APBN patok separohnya $63. Ini akibat GBH larang minyak Rusia masuk pasar dunia. Keadaan Rusia seperti ayam menelan gelang karet.
Kita harus siap2 kalau harga minyak sentuh benchmark $139.13, maka seterusnya harga minyak tak dapat dikendalikan lagi.
Pemeringah sudah selayaknya tidak jadi sejarawawan yang utik-utik pelaku serangan umum 1 Maret 1949. Tahun 1954 di bioskop-bioskop diputar film Enam Jam di Jogya.
Saat itu film sejarah belum ada tendensi manipulasi. Memang Suharto dan Sultan Jogya berperan dan diganbarkan dalam film itu.
Selain itu berhentilah berpolemik soal tunda pemilu. Ini tak meningkatkan index kecerdasan.
In concreto apa langkah pemerintah jelang harga minyak sentuh benchmark? (RSaidi)
EDITOR: REYNA
Related Posts
Api di Ujung Agustus (Seri 34) – Gelombang Balik
Api di Ujung Agustus (Seri 33) – Pengkhianat Didalam Istana
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Api di Ujung Agustus (Seri 31) – Bayangan Kudeta Makin Nyata
Api di Ujung Agustus (Seri 30) – Jejak Jaringan Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 29) – Jejak Operasi Tersembunyi
Api di Ujung Agustus (Seri 28) – Jantung Garuda Di Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 27) – Jalur Rahasia Wiratmaja
Api di Ujung Agustus (Seri 26) – Bayangan Dalam Istana
Api di Ujung Agustus (Seri 25) – Garuda Hitam Membara
this hyperlinkFebruary 3, 2025 at 6:33 am
… [Trackback]
[…] There you will find 44624 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-195-global-power-holder/ […]
Rare Breed FRT TriggerFebruary 3, 2025 at 7:00 am
… [Trackback]
[…] Read More Info here on that Topic: zonasatunews.com/sosial-budaya/cabe-catetan-babe-195-global-power-holder/ […]