4) Adonai Dawud.
Nabi Dawud bernubuwah tentang Adon beliau yang diinformasikan pada Zabur nabi Dawud atau Majmur pasal 110 : 1 – 2, yaitu “Demikianlah firman Tuhan kepada tuanku, duduklah di sebelah kanan – Ku, sampai kubuat musuh musuhmu menjadi tumpuan kakimu -. Tongkat kekuatanmu akan diulurkan Tuhan dari Sion, memerintahlah diantara musuhmu !.Siapakah Adon atau tuan nabi Dawud yang duduk disebelah kanan Allah ? dan menjadikan musuh musuhnya menjadi tumpuan kakinya. Tongkat kepemimpinan yang menjadi kekuatannya akan diberikan oleh Allah dari Sion (Yerusalem) dan setelah mendapatkan tongkat itu kemudian memerintah musuhnya.
Nubuwah tersebut dapat dikonfirmasi pada : pertama, nubuwah nabi Ya’cub kepada Yehuda, dimana tongkat akan berpindah
kepada dia yang berhak ketika telah datang, diamana tongkat kepemimpinan yang diulurkan kepada dia adalah tongkat yang berasal dari Sion (Yerusalem).
Kedua, dapat pula dikonfirmasi pada nubuwah nabi Maleakhi atau Malakhi yang tertulis dalam Kitab maleakhi 3 : 1, yaitu : “Lihat, Aku menyuruh utusan – Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan – Ku, tiba tiba ia akan masuk ke baitNya. Ia adalah Adon yang engkau inginkan, dan pesuruh yang dijanjikan yang menggembirakanmu. Sesungguhnya dia sedang datang. Firman Tuhan pemilik bait “.
Siapakah utusan Allah yang “ tiba – tiba “ masuk ke baitNya. Nubuwah ini disampaikan oleh nabi bani Israel. Dengan demikian baitNya yang dimaksud adalah Haikal Sulaiman. Siapakah yang tiba tiba masuk ke baitNya. Tidak ada nabi bani Israel yang
masuk ke Haekal Sulaiman secara tiba tiba, karena semua nabi bani Israel pergerakannya diketahui oleh bani Israel.
Kata tiba tiba mengisyaratkan bahwa utusan atau pesuruh yang dijanjikan, yang sedang datang yang akan menjadi Adon bani Israel yang kedatangannya tidak diduga bani Israel dan utusan yang akan menggembirakan bani Israel tersebut, tidak dikenal dan tidak diketahui sebelumnya oleh bani Israel, sehingga tidak menduga kedatangannya.
Nubuwah nabi Maleaki ini pada kalimat “ sesungguhnya dia sedang datang “ dapat di konfirmasi dengan Qs Al – Isra’ 1, yaitu “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil haram ke Masjidil Aqsha yang
telah kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda – tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengan, Maha Melihat “.
Kata kata “ sesungguhnya dia sedang datang “ menunjukkan adanya hamba Allah (Muhammad) yang diperjalankan. Kedatangannya yang tiba tiba menunjukkan kedatangan Muhammad pada malam hari dari tempat yang jauh (Mekkah) kemudian masuk ke masjidil Aqsha, yang sosok Muhammad ini tidak dikenal dan di duga oleh bani Israel.
Dengan demikian Qs Al – Isra’ 1 adalah simbul dari penyatuan dan penyempurnaan risalah tauhid sejak dari nabi Ibrahim dan nabi nabi lainnya yang sebagian besar dari bani Israel. Dan kedatangan nabi Muhammad ke masjidil Aqsha juga simbul dari tongkat kepemimpinan telah berpindah dari tangan keturunan Yehuda beralih kepada nabi Muhammad.
Saat kedatangan nabi Muhammad di kompleks Masjidil Aqsha, bangunannya dalam keadaan hancur, dan sekelilngnya banyak gereja yang dibangun oleh imperium roma dan bizantium.
Baca Sebelumnya: Agus Mualif: Menjelang Kedatangan Utusan Terakhir (Bagian 2)
5) Himda.
Nama Himda muncul dari nubuwah nabi Hagai kepada bani Israel yang sedih ketika melihat reruntuhan Haekal Sulaiman dan Yerusalem yang akan mereka bangun kembali. Nubuwah tersebut terdapat pada Kitab Nabi Hagai 2 : 8 – 10, yaitu : “ Dan, aku akan menggoncangkan semua bangsa dan Himda untuk semua bangsa ini akan datang, dan Aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan Pemilik bait. kepunyaanKu lah perak dan kepunyaanKu lah emas, firman Tuhan Pemilik bait.
Kemuliaan rumah terakhirKu akan lebih besar dari kemuliaan rumah pertama, firman Tuhan pemiliki rumah, dan ditempat ini Aku akan memberikan Syalom, kata Tuhan pemilik rumah “.
Himda dalam penulisannya, terdiri dari tiga konsonan yaitu hmd, yang dapat dibaca Hamad, Hamid, Himda, Ahmad, yang kesemuanya mempunyai arti “ Yang Terpuji “.
Kemuliaan rumah yaitu agama yang muncul terakhir yang dibawa oleh utusan terakhir akan lebih besar dari kemuliayaan rumah atau agama pertama yang dibawa nabi nabi sebelumnya.
Nubuwah nabi Hagai mengidentifikasi nama yang jelas siapa nama Adon nabi Dawud yang menjadi utusan terakhir tersebut yang kedatangannya adalah untuk semua bangsa.
Dengan demikian nampak nyata nubuwah nabi Hagai seperti mempertegas nubuwah nabi nabi sebelumnya yaitu nubuwah Nabi ya’cub, Musa dan Dawud.
6) Kedar di gurun Paran
Nabi Yesaya ketika menyampaikan nubuwahnya yang berupa puji pujian tentang penyelamatan, yang di informasikan pada Kitab Yesaya 42 : 11, yaitu “Baiklah padang gurun menyaringkan suara, dengan kota kotanya dan dengan desa desa yang didiami Kedar (Qaidar) !. Baiklah bersorak sorai penduduk bukit batu, baiklah mereka berseru seru dari puncak gunung gunung !.”
Kedar atau Qaidar adalah anak kedua nabi Ismael, yang keturunannya mendiami wilayah bukit bukit berbatu. Dari keturunan Qaidar ini sorak sorai atau kegembiraan atas turunnya risalah yang sempurna yang kemudian di syiarkan kepada seluruh bangsa. Dari Qaidar inilah pada masa jauh kemudian lahir nabi Muhammad.
Bersambung
EDITOR: REYNA
Related Posts
Dajjal, namanya terkenal, siapakah dia sebenarnya??
Yakjuj dan Makjuj, dimanakah mereka tinggal??
Allah Tahu Yang Terbaik Untukmu
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-276 TAMAT)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-275)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-274)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-273)
Agus: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-272)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-271)
Agus Mualif: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-270)
Jaxx LibertyNovember 15, 2024 at 9:25 am
… [Trackback]
[…] Read More to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-menjelang-kedatangan-utusan-terakhir-bagian-3/ […]
เว็บตรง lucabetNovember 23, 2024 at 12:51 am
… [Trackback]
[…] Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/agus-mualif-menjelang-kedatangan-utusan-terakhir-bagian-3/ […]