Agus Mualif: Menjelang Kedatangan Utusan Terakhir (Bagian 4-Tamat)

Agus Mualif: Menjelang Kedatangan Utusan Terakhir (Bagian 4-Tamat)
Agus Mualif Rohadi

Oleh: Agus Mualif Rohadi

 

7) Ahmad dan Peryclitos (Penolong)

Injil Barnabas pasal 97 mengkisahkan, suatu ketika para pejabat agama yahudi (Sanhedrin) bertanya kepada nabi ‘Iysaa : “ Bagaimana akan disebut Messiah itu, dan pertanda apakah yang akan membuka rahasia kedatangannya ?”. Nabi iysa kemudian  menjawab : “Nama dari Messiah itu adalah – Ahmad -, karena Allah sendiri yang memberinya nama itu, ketika Dia telah menciptakan ruhnya, dan menempatkannya dalam kemuliaan surgawi. Allah bersabda, tunggulah Ahmad, karena demi engkau, Aku berkehendak untuk menciptakan surga, dunia itu, dan sejumlah besar mahluk.Aku jadikan suatu hadiah kepadamu, akhirnya siapapun yang senang kepada engkau, akan diberkati, dan siapa saja yang mengkutuk engkau, akan dilaknat. Apabila Aku akan mengutus engkau sebagai Pesuruh – Ku, dari pertolongan (Ahmad) dan perkataanmu akan jadi benar, bahwa langit dan bumi akan hancur musnah, namun kepercayaanmu tak akan pernah bangkrut. Ahmad adalah nama pemberkatan – Nya.

Kemudian orang banyak menyahut dengan mengangkat tinggi suaranya, berkata : “Ooo Allah, utuslah kepada kami Pesuruh – Mu, ooo Ahmad, datanglah cepat cepat untuk keselamatan dunia “.

Dalam suatu kesempatan yang lain, Injil Barnabas 208 mengkisahkan dialog para imam Sanhedrin dengan nabi ‘Iysaa yang masih belum puas atas jawaban nabi ‘Iysaa tentang siapa yang akan jadi messiah atau penolong (peryclitos). Nabi ‘Iysaa memberikan jawaban “ Semangat dari Maha Mulianya Engkau, Ooo Allah, berkilau gemintang kepadaku dan aku tidak dapat tinggal membisu. Sungguh aku berkata, putera dari Ibrahim itu ialah Ismael, dari dia pasti diturunkan Messiah (Peryclitos atau Penolong) itu telah dijanjikan kepada Ibrahim, bahwa dengan dia semua bangsa di bumi diberkati “. Ketika mendengar jawaban itu, para imam Sanhedrin lalu bangkit marah, dan akan melempari batu nabi ‘Iysaa.

Dari Injil Barnabas tersebut terdapat beberapa sebutan untuk Ahmad, yaitu Messiah, Utusan, Pesuruh, Penolong (Peryclitos).

Qs As Shaff 6 menkonfirmasi apa yang dikatakan oleh Yesus pada kaumnya di gilgal tersebut yaitu : “Dan (ingatlah) ketika Iysa putra Maryam berkata – Wahai bani Israel!. Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad) -. Namun ketika rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti – bukti yang nyata, mereka berkata – Ini adalah sihir yang nyata – “.

Qs As Shaff ayat 6 adalah ayat yang turun untuk menjawab pertanyaan tentanghubungan antara nabi Muhammad dengan nabi ‘Iysaa dan untuk membuktikan perkataan nabi ‘Iysaa yang sebelumnya telah mengabarkan akan datangnya pesuruhNya setelah kepergian nabi ‘Iysaa. Namun ketika nabi Muhammad telahdatang bani Israel malah menolak kedatangannya.

b) Ditemukannya Zam Zam setelah ratusan tahun hilang tertimbun.

Saat itu, kepala suku Qurays adalah Abdul Muthalib. Ada kesadaran dari Abdul Muthalib bahwa banyaknya ilah di Ka’bah sebagai suatu bukti adanya kesalahan ajaran religiusnya.Dia berpikir tidak mungkin jika Ibrahim dan Ismael sejak awal memberikan pengajaran kepada anak cucunya bahwa banyak ilah yang dapat disembah. Pasti hanya Allah sebagai satu satunya tuhan yang harus disembah yang diajarkan oleh nabi Ibrahim dan Ismael kepada anak cucunya. Namun tidak ada risalah tertulis yang dapat menjadi rujukan bagi Abdul Muthalib untuk memperbaiki kehidupan religius suku suku arab. Perkataannya pasti tidak akan di terima oleh suku suku Arabiya. Hal itu membuatnya sering berlama-lama merenung di Ka’bah sehingga sering terlihat Abdul Muthalib sampai tertidur di Ka’bah.

Dalam suatu tidurnya di halaman Ka’bah, suatu saat Abdul Muthalib bermimpi didatangi oleh suatu bayangan yang berkata kepadanya “Galilah sumber air yang manis (Thaibah)”.Tetapi sebelum sempat dirinya bertanya, bayangan tersebut menghilang. Ketika terbangun mimpi tersebut membuatnya tidak bisa tidur lagi.

Hari berikutnya, Abdul Muthalib bermimpi lagi didatangi oleh bayangan yang sama, dan kembali berkata kepadanya “Galilah keberuntungan (barrah)”. Bayangan itu dengan cepat kemudian menghilang sebelum dirinya sempat bertanya. Mimpi itu membuatnya semakin bingung.

Pada hari berikutnya, Abdul Muthalib bermimpi lagi didatangi bayangan yang sama yang berkata kepadanya “Galilah timbunan harta (madhnunah)”. Bayangan itu kemudian dengan cepat menghilang. Mimpi yang membuatnya semakin bingung.

Dari perenungannya atas mimpinya itu, Abdul Muthalib sampai pada suatu kesimpulan bahwa dirinya harus menyembelih hewan kurban, agar dirinya mendapatkan petunjuk yang semakin jelas dalam mimpinya tersebut. Kemudian Abdul Muthalib menyembelih hewan kurban dalam jumlah cukup banyak, yang hal itu membuat kaum Qurays bingung dengan tujuan Abdul Muthalib yang tidak bisa diungkapkannya pada kaumnya.

Setelah penyembelihan kurban tersebut, Abdul Muthalib bermimpi didatangi bayangan yang sama dan berkata kepadanya “Galilah Zam Zam“. Abdul Muthalib kemudian berkesempatan bertanya “apakah zam zam itu ?”. Bayangan dalam mimpinya itu kemudian menjawab, yang jawabannya terpatri dalam ingatan Abdul Muthalib.

Ajaklah orang – orang kepada air Pelepas dahaga.

Yang tidak keruh.

Ia berikan air minum orang orang yang berhaji.

Dalam setiap tempat.

Yang di dalamnya ada ketaatan.

Tak perlulah kau risaukan untuk kehabisan.

Galilah zam zam.

Karena jika engkau menggalinya

Kau tidak akan pernah menyesal

Karena zam zam tersebut adalah peninggalan ayahmu teragung.

Airnya tidak akan habis selama lamanya.

Melimpah, dan memberi minum kepada jama’ah haji yang mulia.

Zam zam itu laksana burung unta yang kencang larinya dan belum dibagi.

Di dalamnya, orang bernadzar buat Dzat pemberi nikmat.

Yang menjadi warisan dan perjanjian yang kokoh kuat.

Dia tidaklah seperti apa yang engkau telah ketahui sebelum ini.

Zam – zam berada di antara kotoran dan darah

Di dekat rumah semut dimana di sana ada burung gagak

Mematuk matuk dengan paruhnya,

Besok.

Setelah itu, bayangan tersebut menghilang dan Abdul Muthalib menjadi terbangun merasa lega karena telah memperoleh jawaban atas kebingungannya. Dirinya berharap besok akan mendapat petunjuk tentang tempat yang harus digalinya sebagai tempat keberadaan air zam – zam yang melimpah yang tidak akan habis untuk dibagi-bagikan kepada jama’ah haji.

Esok harinya, seperti biasanya, setelah melakukan thawaf dan menjalankan ibadahnya, Abdul Muthalib kemudian duduk beristirahat. Tiba tiba dilihatnya beberapa burung gagak berkerumun di dekat bongkahan batu yang biasanya digunakan untuk tempat penyembelihan kurban. Setelah itu, didekatinya tempat tersebut, di lihatnya terdapat kotoran, pasir dan sarang semut. Tempat tersebut memang sering basah karena darah hewan kurban.

Tanpa membuang waktu, Abdul Muthalib kemudian pulang, dan diceritakan mimpinya tersebut kepada istrinya yaitu Samra dan anaknya yaitu Harits. Lalu diajaknya anaknya untuk menggali ditempat yang ditunjukkan dalam mimpinya sebagai tempat air zam –zam. Tentu saja perbuatan Abdul Muthalib dan anaknya tersebut menuai protes dari kaumnya yang melihatnya, namun tidak dihiraukannya, dan dirinya dan anaknya terus menggali. Tidak lama kemudian, Abdul muthalib menemukan harta karun berupa dua patung rusa emas, baju perang, sepasang pedang emas dan banyak harta lainnya yang tertimbun pasir. Namun Abdul Muthalib tidak berhenti menggali, sehingga suatu ketika pasir mulai kelihatan basah, dan tidak lama kemudian memancar air yang cukup deras.Zam – zam muncul kembali setelah tertimbun ratusan tahun.

Suku Qurays dan suku suku Arabiya tidak mengetahui, bahwa ribu tahun sebelumnya,sumur zam – zam tersebut di gunakan oleh suku Jurhum untuk menimbun hartanya karena suku jurhum di serbu dan dikalahkan oleh bani Kinanah dan suku Kuza’ah yang bersepakat menyerang suku Jurhum. Atas kekalahannya itu, kemudian suku Jurhum larike Yaman dan tidak kembali lagi ke Mekkah, sehingga keberadaan harta dan sumur zamzam kemudian tidak diketahui oleh suku Arabiya yang berkuasa atas kota Mekkah.Semua bani di Mekkah akhirnya berkumpul dan bersepakat bahwa harta yang ditemukan menjadi harta Ka’bah, sedang sumur zam zam pengelolaannya diserahkan kepada bani Hasyim yang dipimpin Abdul Munthalib untuk keperluan penduduk Mekkah dan diberikan kepada jema’ah haji. Abdul Muthalib juga menjadikan pedang yang ditemukannya sebagai hiasan pintu Ka’bah.

Baca Juga: Agus Mualif: Menjelang Kedatangan Utusan Terakhir (Bagian 1)

Halaman berikutnya

Last Day Views: 26,55 K

4 Responses

  1. Jaxx LibertyNovember 19, 2024 at 3:32 pm

    … [Trackback]

    […] Read More to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-menjelang-kedatangan-utusan-terakhir-tamat/ […]

  2. free camsNovember 25, 2024 at 9:17 pm

    … [Trackback]

    […] There you can find 34775 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-menjelang-kedatangan-utusan-terakhir-tamat/ […]

  3. cam tokensDecember 5, 2024 at 10:16 pm

    … [Trackback]

    […] Find More Info here to that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-menjelang-kedatangan-utusan-terakhir-tamat/ […]

  4. pgslotJanuary 5, 2025 at 6:54 pm

    … [Trackback]

    […] Find More on that Topic: zonasatunews.com/tokoh-opini/agus-mualif-menjelang-kedatangan-utusan-terakhir-tamat/ […]

Leave a Reply