Serial Wali Paidi (Bab 4): Periode Kewalian, Episode 3: Gagal di Alas Ketonggo

Serial Wali Paidi (Bab 4): Periode Kewalian, Episode 3:  Gagal di Alas Ketonggo
Gambar ilustrasi Pondok Pesantren

Ditulis Ulang Oleh: Ir HM Djamil, MT

Ingin mengulang sukses mengislamkan Kerajaan Jin Gunung Arjuno, kali ini ia ingin berkunjung ke Gunung Lawu, dengan harapan siapa tahu dapat bertemu dengan raja Jin Gunung Lawu.

Wali Paidi sudah belanja-belanja untuk keperluan week-end itu, tidak banyak tapi cukup, rokok satu slop, korek api jress satu pak besar, korek gas empat biji, semuanya sudah masuk dalam rangsel, kopi bubuk setengah kilo, gula 200 gram dan mie instan 20 bungkus.

Kali ini ia akan mengunjungi Gunung Lawu, rencana berangkat Sabtu ba’da asar dan pulangnya Minggu ba’da isak. Mestinya tidak ada missi khusus pada acara week-end kali ini, mulanya dia hanya ingin melatih ilmu melipat bumi yang sudah lama ndak diamalkan.

Karena ilmu melipat bumi ini tujuannya harus tepat, maka supaya mudah mengingat dalam konsentrasi, wali Paidi memilih tempat-tempat yang pernah dikunjunginya, dan terbersit dalam angannya ‘Pertapaan Sunan Lawu’ yang konon katanya Sunan Lawu ini adalah Prabu Brawijaya V.

Sore ba’da Asar wali Paidi sudah necis kayak orang mau ke kondangan pondok, janggalnya Cuma ia bawa rangsel. Dia ndak jalan jauh-jauh justru dia memilih mushollah nya sebagai tempat take-off.

Rangsel dicangklong dan dia duduk bersila memperhatikan foto-foto lama untuk memudahkan pikirannya membayangkan Pesanggrahan atau Pertapaan Sunan Lawu, setelah semuanya tergambar jelas dalam pikirannya, maka Cling… dia sudah berada dengan posisi sila di dalam pertapaan itu.

Untung dia tidak keburu berangkat sehingga ketika dia landing sudah hampir surup dan di dalam pertapaan tak ada seorangpun di sana.

Setelah wali Paidi memastikan bahwa ini adalah tempat yang dituju, dia ingin melihat-lihat keadaan sekitar Pertapaan, apakah masih angker belukar atau sudah berubah.

Ketika wali Paidi keluar dari tempat Pertapaan Prabu Brawijaya V ternyata keadaan di luar tidak kondusif.

Diluar sudah ada beberapa mata yang mengawasinya, walaupun wali Paidi tidak membaca mantra dunia Jin, tapi mata nya sudah bisa melihat sosok yang mengawasinya, berarti Jin yang sedang mengawasinya adalah Jin sakti karena mereka sudah bisa masuk ke dunia manusia.

Baca juga seri sebelumnya: 

Ditatapnya satu persatu Jin itu ternyata ada sebelas Jin.

“Ki sanak…ada apa gerangan hingga kalian menyambut kedatanganku,”… wali Paidi membuka dialog.

“Kami…para bupati kerajaan Lawu diminta oleh kerajaan untuk menghadang kamu,”… kata Jin yang berkepala sekepal tangan manusia dan berkaki panjang, merasa di ‘kamu-kamu’ wali Paidi agak marah :

“Mana Gubernurnya !”… kata wali Paidi sambil melihat mereka satu persatu.

“Kami ndak punya Gubernur… tapi kalau Panjenengan membuat kekacauan… kami akan bertindak tegas”… kata Jin yang bertaring.

“Aku datang membawa kedamaian… antarkan aku ke Rajamu !” kata wali Paidi sambil menghayal siapa tahu, barangkali rajanya mau di Islamkan seperti di gunung Arjuno.

“Oke”… seru mereka sambil bergerak mengepung wali Paidi, dan plasss…
Karena wali Paidi belum membaca mantra Jin, dia melihat kalau sedang berada di tengah hutan belantara.

“Dimana ini ?…kok di tengah hutan.”

“Kita di Alas Ketonggo… di pusat kerajaan Lawu”… jawab salah satu Jin.

Wali Paidi membaca mantra, mengusap matanya dan … byar.. di depannya ada Jin yang duduk di singgasana dan selain sebelas Jin yang mengelilinginya ternyata banyak tentara Jin dengan senjata di tangan mereka.

“Selamat datang manusia perkasa… kenalkan.. aku… Wijoyo… raja di kerajaan Lawu,”… kata raja Jin.

“Aku Ali Firdaus… aku datang dengan misi Rohmatan lil alamin… dan jangan berani-beraninya sampeyan mencatut nama Browijoyo,”… sahut wali Paidi.

“Namaku Wijoyo.. ndak pakai Bro,”… kata raja sambil berbisik ke penasehatnya menanyakan arti Rohmatan lil alamin.

“Kami bangsa Jin..tidak bisa berpura-pura dan basa basi seperti manusia… apapun misi sampeyan ke sini… dengan tegas kami katakan… bahwa kami tetap memeluk agama nenek moyang kami… kami ndak mau sampeyan suruh masuk Islam seperti kerajaan Arjuno… kami tetap setia pada nenek moyang kami… bila sampeyan memaksakan kehendak…maka kami akan melakukan perlawanan,”… tegas raja Jin.

Wali Paidi diam sejenak di telinganya seolah ada yang mbisiki ‘La ikroha fiddiin’, wali Paidi tersenyum dan berkata.

“Saya hanya mengingatkan kalau Neraka yang mengerikan itu ada dan nyata… sampeyan mau Islam atau tidak, itu urusan sampeyan… Cuma saya pesen aja… kalau ada manusia yang kemari minta tolong kaum sampeyan agar bisa menjadi Pejabat di dunia Manusia maka jangan pura-pura bisa nolong.. kan sampeyan memang ndak bisa kan?”

“Bagaimana Bupati Sunan Lawu,”… tanya raja pada bupatinya.

“Ampun baginda…saya tidak setuju… manusia yang datang pada kami selalu membawa upeti Bunga, Kemenyan, dan lain-lain kesukaan rakyat kami.. kalau kegiatan pesta pora rakyat kami dialang-alangi, kami akan melawan… manusia ini akan merusak tatanan yang ada di negeri ini… mari kita usir saja baginda,”… kata sang bupati yang matanya mencorong merah.

“Betul baginda, kita usir saja manusia ini,”… kata jin yang lain sambil bersiap-siap menunggu instruksi rajanya.

Melihat gelagat yang kurang baik ini wali Paidi tidak merasa takut karena tak mungkin jin bisa mengalahkan Manusia. Tapi wali Paidi tidak menghendaki adanya perang tanding yang berakibat merusak Bumi.

Sambil mencanglong ranselnya wali Paidi mendekat ke raja, dengan sigap para panglima Jin itu menghalangi sambil mengedepankan tangannya yang memancarkan api.

“Saya tidak akan mencelakai sampeyan…. pak Raja… saya hanya ingin mengatakan bahwa sampeyan kelak bisa mati… dan kalau mati akan dimasukkan ke Neraka yang panasnya lebih panas dari api tangan ini,” kata wali Paidi namun dia menghentikan langkahnya untuk mendekat Raja.

Rupanya penghadangan terhadap wali Paidi ini sudah dipersiapkan. Wali Paidi melihat mungkin ada ratusan Jin kekar-kekar yang akan menyerang wali Paidi, mereka hanya menunggu komando Raja saja.

Melihat suasana yang cukup panas dan menghawatirkan ini maka wali Paidi segera melafat mantra ‘melipat bumi’ sambil konsentrasi cepat..’Monas’..dan Cling.. wali Paidi sudah berada di atas tugu Monas Jakarta.

Rupanya di puncak Monas ini dipasang detector yang terhubung langsung dengan MABES POLRI dan mungkin juga MABES TNI buktinya ndak sampai seperempat jam wali Paidi disana di bawah sudah ada mobil Polisi yang meraung-raung menuju Monas.

Dari kejauhan tampak empat Helikopter yang bergerak menuju Monas dengan soklenya yang menyorot diarahkan ke puncak Munas.

Wali Paidi ndak ingin terjadi konflik dengan aparat, maka cling…dia sudah berada di dalam masjid Ampel.

Suasana masih sore walau hari ini adalam malam Minggu, tapi dalam masjid banyak orang yang akan atau telah sholat Isak.

Tidak ada yang tahu kedatangan wali Paidi ini karena posisinya di atas kayu-kayu yang menyangga kubah Ampel. Dan wali Paidi pun tidak berani turun karena dia membawa ransel.

Maka Cling…. dia sudah berada di mushollahnya dalam posisi bersila dengan ransel tetap dicangklongannya.

Foto-foto yang tadi tertinggal di Mushollah ternyata sudah dirapikan dan diletakkan di sudut pengimaman, rupanya tadi sepeninggal wali Paidi di sini sudah ada yang Sholat.

Suasana masih sunyi, wali Paidi segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan Sholat jamak ta’khir Magrib dan Isak. Selesai sholat karena suasanya masih sore, dia iseng ke ndalem ibu Kost, biasa kalau lagi nganggur dia nonton TV di rumah ibu Kost untuk menambah pengetahuan.

Ternyata di TV ada breaking news bahwa Monas sore tadi terganggu sehingga menghebohkan, namun setelah dilakukan pemeriksaan dengan seksama ternyata tidak diketemukan kerusakan, dan mungkin gangguan itu ada burung yang nyenggol detektor.

Pikir wali Paidi, untung aku tadi tidak sempat merokok disana.

EDITOR: REYNA

Last Day Views: 26,55 K
Tags: , ,

3 Responses

  1. cam coinsDecember 28, 2024 at 8:32 pm

    … [Trackback]

    […] Read More Info here to that Topic: zonasatunews.com/religi/serial-wali-paidi-bab-4-periode-kewalian-episode-3-gagal-di-alas-ketonggo/ […]

  2. 789BETJanuary 5, 2025 at 5:50 pm

    … [Trackback]

    […] Info to that Topic: zonasatunews.com/religi/serial-wali-paidi-bab-4-periode-kewalian-episode-3-gagal-di-alas-ketonggo/ […]

  3. rich89betJanuary 14, 2025 at 11:47 am

    … [Trackback]

    […] Here you can find 55462 additional Information to that Topic: zonasatunews.com/religi/serial-wali-paidi-bab-4-periode-kewalian-episode-3-gagal-di-alas-ketonggo/ […]

Leave a Reply