Alissa Wahid: Gara-Gara Buya Syafii Maarif, Saya Lebih Pilih Naik Pesawat Ekonomi

ZONASATUNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif meninggal dunia, Jumat (27/5) pukul 10.15 WIB.

Putri sulung dari Presiden RI Abdurrahman Wahid, yaitu Alissa Wahid, pun berdukacita.

“Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun… Selamat jalan, Buya,” katanya melalui akunnya di Twitter.

Dia pun bersaksi almarhum merupakan orang yang berhati bersih, bernurani jernih, segalanya dilakukan untuk umat dan bangsa.

Menurut Alissa, kepergian Buya Syafii merupakan sebuah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.

“Ya Allah, bangsa ini sungguh kehilangan mutiaranya. Ya Allah….,” ujar wanita kelahiran Jombang itu.

Kedekatan Alissa Wahid dengan Buya Syafii Maarif memang sangat terlihat.

Dia menceritakan dirinya sering menjadikan almarhum sebagai tempat curhat atas keluh kesahnya sepeninggal ayahnya, Gus Dur.

Patah-patah kata Alissa Wahid mengenang sosok almarhum Buya Syafii Maarif yang sangat menginspirasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News

“Setiap kali saya sudah merasa mentok tembok menghadapi kondisi bangsa, saya berlabuh mohon petuah Buya Maarif,” tutur Alissa.

Bukan tanpa sebab, Alissa menyaksikan sendiri ayahnya saja yang dikenal karena karamahnya tidak bisa tak menghormati Buya Syafii.

“Buya adalah tokoh yang sangat dihormati #GusDur. Dan Buya pernah mengatakan hubungan beliau berdua membantu Buya lebih luwes melihat soal bangsa & agama,” ucapnya.

Salah satu sikap yang menjadi inspirasi Alissa ialah kesederhanaan atau kesahajaan almarhum.

“Beliau membuat saya tidak berani merasa sok tokoh/sok besar. Gara-gara Buya, saya lebih memilih naik pesawat kelas ekonomi, kecuali masa pandemi karena alasan prokes,” tuturnya.

Maka dari itu, dia merasa sangat beruntung sekali bila bisa mengobrol berdua dengan almarhum karena begitu banyak pelajaran berharga yang didapat dari Buya Syafii Maarif.

“Diperbolehkan menuntun beliau menjadi berkah buat saya,” kata Alissa.

Alissa juga menceritakan bahwa Buya Syafii begitu mencintai Indonesia. Saking cintanya, dia sering kesal dengan kondisi negara dan politik bangsa ini.

“Sangat tegas dalam hal ini. Tidak segan memarahi siapa pun. Tapi juga sangat arif & bijak melihat bangsa. Saya sering di-harus-kan ini-itu oleh beliau,” ujarnya.

Kenangan-kenangan itulah yang membuat Alissa terinspirasi untuk istikamah mengurusi berbagai problem rakyat.

Sebagai putri presiden, Alissa tentu tak jarang mendapat tawaran-tawaran yang membuat hidupnya lebih nyaman.

“Kadang ingin menyerah pada tawaran-tawaran nyaman seperti bisnis. Lebih mudah, lebih enak daripada mengurus wadas, kendeng, hak minoritas, dan seterusnya,” tuturnya.

“Tapi setiap mikir ini, saya selalu ingat Buya. Selalu. Sampai ujung usia, beliau tidak berlebih materi, tidak manja. Tapi hidupnya kaya dengan kesahajaan & perjuangan,” imbuh Alissa Wahid.

EDITOR: REYNA

Related Posts