ZONASATUNEWS.COM, TOLEDO – Dubes RI untuk Spanyol Dr Muhammad Najib mengunjungi sebuah museum di Toledo. Museum ini dahulunya adalah sebuah masjid, dan merupakan masjid pertama yang dibangun umat Islam setelah menaklukkan wilayah itu.
Dubes Najib menjelaskan, umat Islam juga menjadikan kota Toledo tersebut sebagai ibukota Andalusia, setelah tentara Islam berhasil membebaskan Analusia dari cengkeraman Visigoth.
Lalu pada tahun 1085 M, masjid tersebut berubah menjadi gereja saat umat Islam terusir dari wilayah Toledo.
“Wilayah Toledo ini merupakan wilayah Andalusia yang pertama kali jatuh ke tangan Kristen, dan masjid tersebut diubah menjadi gereja,” kata Dubes Najib melalui channel Youtube Wisma Duta RI Madrid.
Namun, katanya, saat ini statusnya sudah diubah menjadi museum. Bangunannya masih asli, meskipun fungsinya telah berubah.
Bentuk menara masjid berbentuk segi empat, menurut keterangan Dubes Najib, disebabkan oleh pengaruh arsitektur Maroko.
“Halamannya masjidnya luas. Ada air mancur sebagai ciri arsitektur Islam. Karena air merupakan simbul surga.Di AL Quran banyak bercerita tentang air,” jelas Dubes Najib.
Disebelahnya ada jalan, dan itu merupakan jalan utama untuk memasuki kota Toledo.
Masih menurut Dubes Najib, kota Toledo ini dikenal sebagai kota toleransi atau kerukunan diantara umat beragama samawi (Kristen, Islam, Yahudi). Kerukunan itu terjaga sejak Islam berkuasa dan terpelihara sampai sekarang. Meskipun penguasanya silih berganti, tetapi kerukunan diantara tiga kelompok agama itu tetap terjaga.
“Karena itu ketika kota ini diambil alih oleh Kristen, kerukunan itu tetap terjaga. Kota ini terkenal sekali sebagai kota toleransi diantara tiga agama samawi tersebut. Kota ini mengandalkan pariwisata dalam menopang perekonomiannya. Baik wisatawan lokal maupun manca negara,” kata Dubes Najib.
Ada simbiosis mutualisme diantara kelompok tiga agama tersbeut untuk saling menjaga perdamaian, kerukunan dan toleransi, sehingga para turis mau datang. Disisi lain para touris juga berusaha untuk menjaga kerukunan umat beragama.
Bangunan disini dijaga citarasa aslinya, agar turis bisa menikmati masa keindahan tempo dulu. Termasuk bangunan baru juga dibuat seperti aslinya.
Menurut Dubes Najib, para sejarawan sering memberi persepsi yang keliru tentang konflik yang terjadi di Andalusi antara penguasa/tentara Islam dan Kristen.
“Saya ingin menegaskan bahwa pertempuran diantara kelompok Islam sendiri dan kelompok Kristen sendiri, tidak jarang jauh lebih hebat. Disamping pertempuran antara tentara Islam dan tentara Kristen.
Tidak jarang pertempuran diantara kelompok-kelompok Islam mengundang kelompok Krisen. Dan juga sebalikna, pertempuran diantara kelompok Kristen itu mengundang kehadiran kelompok Islam.
“Artinya, penyebab pertempuran tersebut lebih dominan disebabkan oleh aspek politik kekuasaan dibanding aspek keagamaan. Dan itu mengalahkan solidaritas diantara kelompok kristen sendiri atau kelompok Islam sendiri,” tegas Dubes Najib.
Dari penelitiannya, Dubes Najib menyatakan banyak hal menarik dari sejarah Islam di Andalusia ini.
Paa tahun 711 M, Tharik bin Ziyad masuk kewilayah ini memakai bendera dinasti Bani Umayah.Namun sejak tahun 750-an Dinasti Umayah dikalahkan oleh dinasti Abassiyah. Seluruh keturunan Bani Umayah dibantai, kecuali Abdurahman Addakhil.
Saat Abdurahaman Addakhil sampai di wilayah ini dalam upaya pelariannya menyelamatkan diri, dia menemukan kenyataan bahwa penguasa di wilayah ini sudah menyatakan merdeka, Tidak mau tunduk kepada Abasiyah, tapi menyatakan tidak lagi menjadi bagian dari Umayah yang dinyatakan bubar.
Meskipun telah dinasehati oleh banyak orang, terutama dari kelompok keluarganya Bani Umayah, untuk tidak berambisi mebangun kekuasaan Bani Umayah lagi di Andalusia, namun impian Abdurahman Ad Dakhil tidak bisa dibendung.
Melihat kenyataan seperti itu Abdurahman menyusun strategi, yang menggabungkan kombinasi diplomasi politik dan militer.
Dia mengirimkan delegasi diplomasi kepada seluruh raja-raja muslim di wilayah Andalusia, dengan tujuan untuk memetakan situasi dan kondisi, apakah masih adayang loyal atau simpati kepaa Bani Umayah.
Hasilnya, ada raja-raja yang masih simpati kepada Bani Umayah. Ada yang setangah simpati. Dan ada pula yang antipati.
“Lalu, Abdurahmad mendekati kekuakelompok yang masih simpati, menggalang dan menyatukannya menjadi kekuatan besar untuk mengalahkan kelompok yang setengah simpati, maupun yang sudah antipati kepaa Bani Umayah,” ungkap Dubes Najib.
Dia berhasil, meskipun membutuhkan waktu 5 tahun untuk menguasai dan menyatukan kembali seluruh wilayah ini.
Pada tahun 756 M setelah ia bisa menyatukan wilayah ini, Abdurahman memindahkan ibukota Andalusia ke Cordoba.
“Perlu diketahui sampai abad ke-10, dibawah Dinasti Bani Umayah dan keturunannya, Andalusia mencapai kemakmuran yang luar biasa.Kemajuan sain dan teknologi mencapai puncaknya saat itu,” jelas Dubes
Orang-orang Eropa saat itu banyak yang belajar ke wilayah ini dan kemudian memberikan pencerahan, sehingga kemudian bermuara kepada Renaisance pada bad 16-18 Masehi.
Kekuasaan Bani Umayah di Andalusia berakhir pada awal abad ke-11. Penyebabnya ada beberapa faktor, seperti lebih mementingkn keluarga kerajaan, keluarga kerajaan hidup mewah, sementara rakyat banyak yang miskin. Akhirnya terjadi pemberontakan dan perang sipil berkepanjangan. Akhirnya pada tahun 1031 M Dinasti Bani Umayah dibubarkan. Khalifah terakhir diusir dari Kordoba.
Setelah itu muncul banyak fitnah. Umat Islam memerdekan diri menjadi raja-raja kecil yang disebut Kaifah, seperti di Toledo ini.
“Karena itu Toledo menjadi sangat lemah, dan kemudian dikalahkan pada tahun 1085 M. Toledo ini paling awal lepas ke tangan Nasrani,” papar Dubes Najib.

Dubes Muhammad Najib di Toledo, dibelakang tampak menara masjid Toledo (dulu) dan pintu gerbang kota Toledo
Dari Toledo ini tentara Kristen berhasil memobilisasi kekuatannya yang berbasisi di wilayah utara. Sehingga pada tahun 1212 terjadi perang Baratayudha (perang saudara) antara tentara Islam dan Kristen dan berhasil dimenangkan oleh pihak Kristen, meskipun tentaranya lebih sedikit.
Tentara Kristen waktu itu sekitar 10 ribu berhasil mengalahkan tentara Islam yang mencapai jumlah lebih dari 30 ribu pasukan. Kekalahaan ini menjatuhkan moral umat Islam di sleuruh diwilayah Andalusia
Namun masih bisa bertahan, baru pada tahun 1236 Cordoba jatuh.
“Perlu diketahui, selain sebagai ibukota, di Cordoba ini ada masjid terbesar di Cordoba. Begitu juga Universitas terbesar juga ada di Cordoba.Setelah kejatuhan Cordoba ini praktis umat Islam terserai-berai,” ungkapnya.
Waktu itu adasalah satu penguasa Islam di Granada yang bersedia tunduk kepada penguasa Kristen, asal wilayah Granada diijinkan sebagai tempat tinggal umat Islam. Sehingga Granada dipenuhi oleh penungsi umat Islam dari berbagai wilayah Andalusia.
Sebagai imbalan perlindungan keamanan, penguasa Granada membayar jizyah kepada penguasa Kristen. Namun hebatnya, penguasa Granada ini mampu bertahan ratusan tahun atau sekitar 250 tahun.
“Nah, di Granaa inilah penguasa Islam mempersembahkan istana yang sangat indah yaitu Alhambra, yang masih dapat dinikmati keindahannya hingga sekarang,” tutur Dubes Najib.
Akhirnya Granada jatuh pada tahun 1492, menyerah kepada penguasa Kristen, sepasang raja suami isteri yaitu Isabela dan Ferdinand.
Kejatuhan Granada itu selain pengaruh dari luar, dipercepat oleh konflik internal diantara kerabat kerajaan sendiri sehingga menyebabkan pertahanan negara menjadi lemah.
“Setelah kejatuhan Alhambara, menyebabkan umat Islam secara perlahan hilang dari bumi Andalusia. Semoga kisah sejarah ini memberi manfaat,” pungkas Dubes Najib.
EDITOR: REYNA
Related Posts
Anton Permana dan Kembalinya Dunia Multipolar: Indonesia di Persimpangan Sejarah Global
PT Soechi Lines Tbk, PT Multi Ocean Shipyard dan PT Sukses Inkor Maritim Bantah Terkait Pemesanan Tanker Pertamina
ISPA Jadi Alarm Nasional: Yahya Zaini Peringatkan Ancaman Krisis Kesehatan Urban
Kerusakan besar ekosistem Gaza, runtuhnya sistem air, pangan, dan pertanian akibat serangan Israel
Ilmuwan Gunakan AI untuk Ungkap Rahasia Dasar Laut Antartika
Kepala Desa Tirak, Suprapto, Membisu Soal Status Anaknya Yang Diduga Pembebasan Bersyarat (PB) Kasus Narkoba, Lolos Seleksi Calon Perangkat Desa
Jerat Jalur Merah: Ketika Bea Cukai Jadi Diktator Ekonomi
Presiden Prabowo Terima Pengembalian Rp13,5 Triliun dari Kejagung: Purbaya Datang Tergopoh-gopoh, Bikin Presiden Tersenyum
Mahfud MD Guncang Kemenkeu: Bongkar Skandal 3,5 Ton Emas dan TPPU Rp189 Triliun di Bea Cukai!
Api di Ujung Agustus (32) – Hari Cahaya Merah
No Responses